Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bagaimana Fenomena Api Biru di Kawah Ijen Muncul?

KOMPAS.com - Kawah Ijen yang terletak di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur merupakan salah satu wisata terkenal di Indonesia.

Pasalnya, Anda bisa menikmati fenomena langka berupa blue fire atau api biru yang berkobar di celah-celah dinding kawah.

Tak hanya dikenal oleh wisatawan lokal, Kawah Ijen juga banyak diketahui oleh wisatawan mancanegara.

Untuk bisa menikmati api biru Kawah Ijen, wisatawan bisa mendaki pukul 02.00 WIB dan sampai di puncak sebelum Matahari terbit.

Pasalnya, api biru di Kawah Ijen tidak akan lagi terlihat saat hari mulai terang.

Lantas, bagaimana fenomena api biru Kawah Ijen bisa terjadi?

Penjelasan ahli

Penyelidik Bumi Madya dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Sofyan Primulyana mengatakan, fenomena blue fire di Kawah Ijen terjadi akibat adanya belerang dan gas sulfur (SO2+H2S) yang muncul di rekahan dinding bagian dalam kawah.

“Belerang yang meleleh dan gas sulfur yang keluar di permukaan itu mempunyai suhu yang tinggi, lebih dari 200 derajat celcius," kata Sofyan kepada Kompas.com, Rabu (20/12/2023).

"Apabila ada kontak dengan oksigen di udara, maka akan menghasilkan sinar api berwarna biru, yang dikenal dengan blue fire atau blue flame,” sambungnya.

Lebih lanjut, Sofyan menjelaskan bahwa terdapat beberapa macam gas lain yang keluar di area sekitar blue fire, selain belerang dan sulfur, termasuk gas karbondioksida, hidrogen klorida, dan hidrogen fluorida.

“Gas-gas yang keluar dari solfatara di Kawah Ijen ini mempunyai konsentrasi yang cukup tinggi dan berbahaya bagi kehidupan, apabila kita menghirupnya dalam jangka waktu yang cukup lama,” ujarnya.

Ia mengingatkan, menghirup gas karbondioksida dapat menimbulkan pening, sakit kepala, bahkan bisa muntah dan pingsan.

Untuk kandungan gas lain, seperti sulfur dioksida, hidrogen sulfida, hidrogen fluida, dan hidrogen klorida, dapat membuat mata perih, berair, mengiritasi mata, serta mengiritasi saluran pernafasan.

“Meskipun fenomena ini indah, namun fenomena ini dapat menimbulkan bahaya bagi wisatawan yang berkunjung,” ungkap Sofyan.

Karenanya, keindahan blue fire di Kawah Ijen bisa dinikmati dengan beberapa ketentuan, demi keselamatan wisatawan.

Cara aman menikmati blue fire di Kawah Ijen

Agar tetap aman saat melihat fenomena blue fire, Sofyan pun membagikan tipsnya kepada wisatawan.

“Blue fire umumnya disaksikan di malam hari karena cahayanya akan terlihat semakin terang,” jelas dia.

Selain itu, blue fire cukup dinikmati atau dari bibir kawah di bagian atas atau dari kejauhan, sesuai rekomendasi dari PVMBG.

Sofyan tidak menyarankan para wisatawan untuk turun ke kawah, apalagi mendekati komplek solfatara tempat blue fire berada.

“Selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah waktu. Blue fire cukup dilihat dalam waktu singkat saja, tidak boleh berlama-lama di area kawah,” ujarnya.

Bagi pengunjung yang mempunyai gangguan penyakit yang berhubungan dengan saluran pernafasan, seperti asma, paru-paru, dan jantung, sebaiknya perlu dipertimbangkan kembali.

Sebab, orang dengan penyakit pernapasan akan lebih rentan terkena dampak kesehatan yang mungkin timbul jika mendekati blue fire.

“Tak lupa juga wisatawan yang ingin melihat fenomena ini wajib dilengkapi dengan masker dan kacamata khusus pelindung gas demi keselamatan,” pungkasnya.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/12/20/203000265/bagaimana-fenomena-api-biru-di-kawah-ijen-muncul-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke