Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Kerja Keras Go Seonmin, Bekerja sejak SMA, Kini Punya Minimarket di Usia 25 Tahun

KOMPAS.com - Kisah inspiratif ini datang dari Go Seonmin, pemuda berusia 25 tahun asal Gimcheon, Gyeongbuk, Korea Selatan.

Dia tak berhenti bekerja sejak SMA untuk menghasilkan uang demi hidup bahagia.

Go Seonmin menghabiskan masa mudanya untuk bekerja paruh waktu dan memutuskan berhenti kuliah karena kondisi ekonomi terjepit.

Sosoknya berhasil membuktikan bahwa generasi muda zaman sekarang tak hanya mengerti hidup bersenang-senang, tetapi juga bersusah payah mendapat uang.

Diberitakan Donga, Sabtu (26/10/2023), Seonmin yang bekerja sejak sekolah menengah atas (SMA) telah mencoba hampir semua pekerjaan paruh waktu.

Pemuda ini tercatat pernah bekerja di toko serba ada, supermarket, ruang PC atau warnet, kafe, toko pakaian, restoran daging, hotel dan penginapan, hingga pusat perbelanjaan online.

Seonmin rela bekerja tanpa kenal lelah hingga hanya tidur tiga sampai empat jam sehari bertujuan untuk mendapatkan uang.

"Di dunia ini, kamu harus punya uang untuk bisa bahagia," ungkapnya.

Punya minimarket patungan dengan kakaknya

Sejak usia muda, Seonmin adalah penerima bantuan jaminan penghidupan dasar dari pemerintah Korea Selatan. Bantuan ini mirip bantuan langsung tunai seperti di Indonesia. 

Oleh karena itu, tak heran jika dia tahu betul bagaimana menderitanya hidup tanpa uang.

"Suatu hari nanti, ketika saya menjadi kaya, saya ingin membantu orang-orang yang hidup tanpa uang seperti saya," kata Seonmin, mengungkap impian terdalamnya.

Kerja kerasnya pun membuahkan hasil. Tabungan yang dikumpulkan selama lebih dari satu dekade digunakan untuk membuka franchise minimarket di Gimcheon pada 29 Agustus 2022.

Gimcheon adalah sebuah kota di Provinsi Gyeongsang Utara, Korea Selatan. Kota ini terletak di jalur transportasi darat utama antara Seoul dan Busan, yaitu jalur Gyeongbu Expressway dan Gyeongbu Line.

Lokasinya berada di tenggara ibu kota Seoul dan bisa ditempuh dengan kendaraan umum kurang dari 4 jam. 

"Aku menginvestasikan semua uang yang disimpan bersama kakakku dan akhirnya menjadi pemilik (minimarket) tahun lalu," ujar Seonmin kepada Donga, Sabtu (21/10/2023).

Menurutnya, modal awal untuk membuka waralaba toko serba ada atau minimarket sebesar 80 juta won atau sekitar Rp 952 juta (kurs Rp 11,91 per won).

Sekitar 70 persen dari total uang tersebut adalah milik kakaknya, yang menabung tanpa mengeluarkan satu receh pun sejak bekerja sebagai penjaga warnet saat bangku SMA.

Sayangnya, tabungan itu masih belum cukup hingga dirinya dan sang kakak harus mengambil pinjaman untuk tambahan modal.

Namun, lantaran belum cukup penghasilan untuk mempekerjakan orang, Seonmin dan kakaknya memutuskan membagi jam kerja demi menjaga minimarket.

"Saya buka jam 6 pagi dan bekerja sampai jam 7 malam, dan saudara laki-laki saya yang bekerja sebagai pekerja sosial pulang kerja jam 7 malam sampai tutup jam 1 pagi," kata dia.

Go Seonmin mengaku, meski telah bekerja keras, hal-hal di dunia ini sering kali tidak berjalan seperti yang diharapkan.

Bahkan, kakaknya yang bekerja 19 jam sehari pun sering kali tak menghasilkan uang sebanyak itu.

Beberapa bulan pertama setelah swalayannya buka, bisnis minimarketnya sangat buruk hingga hampir gulung tikar. Dia dan kakaknya juga hampir menutup usaha.

"Daerah dekat Stasiun Gimcheon dulunya merupakan daerah yang sibuk. Namun, kini sudah sangat menurun, sehingga banyak pusat perbelanjaan yang sepi," ceritanya.

Sepinya pelanggan kala itu juga berimbas pada produk makanan dan minuman yang rawan kedaluwarsa.

Guna mengurangi pembuangan produk yang tetap dibayar meski tak laku dan kedaluwarsa, Seonmin dan sang kakak pun rutin mengonsumsinya.

"Semakin banyak pekerjaan yang Anda lakukan, semakin besar pula kerugiannya," sambungnya.

Tak ingin kecewa jika nantinya memang bangkrut, dia mendokumentasikan kegiatan di minimarket serta mengunggahnya di media sosial YouTube.

Mengangkat judul "Saya pemilik toko serba ada yang bangkrut", kanal YouTube @goseonmon miliknya justru ramai ditonton dan mendatangkan pelanggan.

"Berkat ini, jumlah pelanggan telah meningkat hingga lebih dari 5.000, dan meskipun saya seorang pemula dibandingkan dengan saluran populer, ini sangat berharga bagi saya dan saya bersyukur," kata Seonmin.

Keuntungan usaha minimarket juga mulai meningkat jauh dibandingkan sekitar enam bulan pertama setelah pembukaan.

Impian Go Seonmin

Kendati demikian, dia dan sang kakak harus tetap bekerja lebih keras untuk empat tahun ke depan, hingga masa kontrak lima tahun minimarket berakhir.

Dia pun mengaku, belum mengetahui apakah akan terus menjalankan waralaba minimarket setelah kontrak berakhir.

"Tapi tujuan saya adalah menjadi orang yang menghasilkan 10 juta won (Rp 119 juta) per bulan, apa pun yang saya lakukan. Saya pikir hanya dengan begitu saya dapat mewujudkan impian saya," tuturnya.

Di sisi lain, Go Seonmin yang masih berusia seperempat abad juga mengaku belum memutuskan impian spesifik yang ingin diraih.

Namun, selain bergaji besar, dia mengaku ingin membuat studio sendiri untuk kanal YouTube miliknya. Dia juga ingin memainkan peran yang dapat membantu masyarakat sekitar.

"Saya ingin membantu masyarakat miskin dan menghidupkan kembali lingkungan yang mengalami kemerosotan," kata Seonmin.

"Saya akan melihat jauh ke depan dan bekerja keras untuk mencapai tujuan saya selangkah demi selangkah," tuturnya. 

https://www.kompas.com/tren/read/2023/11/05/094500565/kisah-kerja-keras-go-seonmin-bekerja-sejak-sma-kini-punya-minimarket-di

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke