Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Peran Komunitas Mengembangkan Kepemimpinan Anak Muda

Mimpi besar tercetusnya Hari Komunitas Nasional adalah bagaimana komunitas yang tersebar di berbagai pelosok Indonesia bisa bersatu, berjejaring, dan menciptakan dampak. Terlebih, banyak komunitas yang saling terpencar dan tidak terdengar gaung pergerakannya.

Selain itu, ini juga bentuk apresiasi atas kontribusi komunitas yang tanpa lelah terus berjuang menciptakan program-program baik untuk masyarakat.

Satu dekade berlalu, gaung Hari Komunitas Nasional masih dirayakan hingga kini. Beberapa poster ucapan bertebaran di media sosial komunitas-komunitas.

Namun, di atas perayaan seremonial tersebut, saya bahagia karena semakin banyak komunitas yang bermunculan, yang punya niat baik memperbaiki kehidupan masyarakat.

Komunitas-komunitas ini juga saling berkolaborasi membuat program yang berdampak bagi masyarakat. Dan yang terpenting, komunitas memberikan tempat terbaik untuk belajar kepemimpinan.

Komunitas laboratorium kepemimpinan

Tidak salah menganggap komunitas sebagai laboratorium kepemimpinan. Menurut Posner (2015), pemimpin di komunitas (relawan) lebih sering terlibat dalam perilaku kepemimpinan dibandingkan pemimpin yang digaji.

Hal ini karena komunitas digerakkan berdasarkan motivasi intrinsik masing-masing. Keterlibatan kita kepada setiap anggota menjadi hal terpenting agar terus termotivasi berbuat kebaikan di masyarakat.

Selain itu, di komunitas, kita belajar untuk memimpin dengan memberikan dukungan dan otonomi kepada sesama relawan.

Oostlander (2014) menegaskan bahwa kepemimpinan yang mendukung otonomi merupakan faktor penting dalam konteks organisasi, meningkatkan motivasi dan kepuasan otonomi relawan.

Anak muda yang terlibat dalam komunitas mengalami peningkatan kesadaran sosial yang membuatnya lebih termotivasi untuk bergerak.

Pernyataan ini divalidasi oleh penelitian Domínguez et al (2019). Mereka menyatakan bahwa komunitas secara signifikan memengaruhi komitmen generasi muda terhadap keadilan sosial dengan menanamkan nilai-nilai komunitas seperti timbal balik yang memosisikan pendidikan tinggi sebagai bentuk keadilan sosial.

Kesadaran inilah yang memunculkan keinginan untuk bergerak mencari solusi tantangan di Indonesia.

Dari kesadaran mencari solusi, anak muda mencari komunitas untuk bisa mengaktualisasikan dirinya dan mengembangkan kemampuan kepemimpinannya. Tak jarang, anak muda membuat komunitasnya sendiri untuk bisa lebih leluasa berkontribusi.

Bagi saya, komunitas adalah wadah dahsyat bagi anak muda untuk belajar. Menurut Bakshi & Joshi (2014), komunitas adalah konteks yang kuat bagi pengembangan pemuda yang dapat menyusun perkembangan optimal bagi pemuda dalam ekologi mereka.

Selain itu, di komunitas, kita ditempa untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan bertemu dengan orang-orang yang satu visi.

Hal terpenting dari keterlibatan kita di komunitas adalah komunitas mengasah jiwa keikhlasan dan kepemimpinan.

Terlebih, orang yang terlibat di dalam komunitas adalah mereka yang meluangkan waktu, tenaga, pikiran, dan uang untuk memajukan Indonesia.

Oleh karena itu, tempat belajar kepemimpinan adalah di komunitas. Kita belajar untuk terus memelihara motivasi diri dan orang lain agar komunitas kita berkelanjutan dan bisa berkontribusi untuk masyarakat.

Kita bisa melihat banyak sosok muda yang berkembang secara kepemimpinan karena keterlibatannya di komunitas.

Sebut saja Panji Aziz Pratama, pendiri Isbanban Foundation. Lalu ada Putri Agustina, seorang guru yang mengembangkan platform ID Volunteering. Ada juga Dani Ferdian dengan komunitas Volunteer Doctors.

Masih banyak lagi sosok pemimpin muda Indonesia yang berkembang lewat jalur komunitas.

Komunitas untuk masyarakat

Pembelajaran yang kita dapat di komunitas kemudian kita manifestasikan untuk bisa bergerak di masyarakat. Terlebih, dengan beragam tantangan di masyarakat, membuat anak muda memanfaatkan komunitas untuk melakukan sesuatu bagi Bumi Pertiwi.

Bicara soal tantangan di masyarakat, perubahan iklim menjadi isu yang sentral bagi anak muda. Beberapa temuan menunjukkan bahwa anak muda sangat concern tentang perubahan iklim.

Misalnya, menurut survei dari Center of Economic and Law Studies (CELIOS) dan Unitrend 2023, menemukan bahwa 81 persen masyarakat mendorong pemerintah untuk segera mendeklarasikan darurat iklim. Studi ini juga menunjukkan bahwa anak muda (15-34 tahun) menganggap krisis iklim ini nyata.

Ini pun berpengaruh terhadap bagaimana sikap dan tindakan mereka. Mereka ingin menjadi bagian dalam menyelesaikan isu perubahan iklim, baik itu bergerak di dunia maya maupun luring.

Saat ini, banyak anak muda di komunitas berupaya mengurangi dampak perubahan iklim. Seperti Eco Enzyme Nusantara provinsi Banten yang mempromosikan penggunaan Eco Enzyme berkolaborasi dengan Pengurus Daerah Ikatan Bidan Indonesia (PD IBI) dan Sinarmas Land.

Beberapa komunitas anak muda di kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) tidak mau ketinggalan. Mereka menggelar acara menonton film “Climate Witness” supaya anak muda di Kupang semakin sadar akan bahaya perubahan iklim.

Selain soal perubahan iklim, banyak komunitas yang saat ini cukup fokus untuk melakukan edukasi politik.

Menurut survei Kompas 2023, sebanyak 77,9 persen responden dari generasi milenial muda (25-33 tahun) dan 67,8 persen responden Generasi Z menyatakan akan memilih calon presiden, partai, dan calon anggota legislatif (caleg) pada Pemilu 2024.

Dengan banyaknya pemilih muda, banyak komunitas yang ingin menyediakan informasi yang memadai agar tidak salah memilih.

Bijak Memilih besutan Andhyta Firselli Utami dan Abigail Limuria, misalnya, menyediakan informasi tentang partai politik yang bisa diakses oleh masyarakat luas. Harapannya, masyarakat semakin mengetahui seluk-beluk dan posisi partai.

Komunitas Cermat Demokrasi yang digagas oleh sekelompok anak muda Yogyakarta mengadakan sosialiasi kepada warga Glendongan, Sleman tentang pemenuhan hak sipil dan politik. Komunitas ini juga membantu orang yang berprofesi sebagai pemulung untuk bisa ikut memilih di 2024.

Selain itu, ada gerakan yang diinisiasi oleh influencer muda yang bernama Gerakan Indonesia Berani. Gerakan ini punya tiga misi: untuk mendorong partisipasi anak muda berekspresi di ranah kebijakan publik, memberdayakan anak muda agar mereka lebih paham isu di masyarakat dan menciptakan solusi, serta membangun jaringan kolaboratif yang kuat antara berbagai aktor kebijakan publik.

Tentu masih banyak isu yang menjadi perhatian anak muda. Akan tetapi, melihat kiprah anak muda di dua isu ini menegaskan posisi komunitas anak muda sebagai garda terdepan dalam peningkatan hidup masyarakat. Mereka aktif untuk menyuarakan hal-hal yang belum mendapat perhatian lebih lanjut.

Gerakan mereka yang independen menunjukkan niat tulusnya untuk memihak kepada masyarakat.

Bagi anak muda, mereka membuat komunitas karena ingin menyelesaikan permasalahan di masyarakat, tanpa ada kepentingan-kepentingan lain di belakangnya.

Komunitas pilar penting

Kesimpulannya, komunitas menjadi pilar terpenting bagi pengembangan kepemimpinan anak muda maupun sebagai wadah untuk berkontribusi di masyarakat.

Ada banyak komunitas dan aktivitas kerelawanan yang bisa menjadi pilihan anak muda untuk mengembangkan jiwa kepemimpinannya. Anak muda tinggal memilih ingin belajar dan menekuni isu apa.

Terlebih, banyak anak muda yang bergerak karena kepeduliannya terhadap isu tertentu. Ketika anak muda sudah menemukan isu yang tepat, ia bisa lebih semangat untuk berkontribusi.

Pesan saya untuk anak muda saat ini adalah berkomunitaslah. Kita akan dapat banyak pelajaran penting yang sangat berguna bagi kita ke depannya.

Belajarlah dan bertemulah dengan banyak orang. Serap ilmu mereka agar bisa digunakan untuk berbagi kepada masyarakat.

Komunitas memang menjadi wadah penting untuk meningkatkan kapasitas masyarakat. Menurut Stukas et al (2016), setiap tahun, jutaan orang berkontribusi untuk memberikan bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan.

Di banyak daerah, aktivitas inti kehidupan akan terganggu jika tidak ada komunitas dan relawan: Sekolah, klinik kesehatan, tempat penampungan, dan lain sebagainya.

Saya meyakini komunitas adalah pilar penting peradaban. Keberadaannya sangat penting bagi kemajuan bangsa.

Tak terhitung pula masyarakat yang mendapatkan manfaat dari keberadaan komunitas. Terlebih, komunitas bergerak berdasarkan niat tulus anggotanya untuk bisa memberikan dampak nyata bagi lingkungan.

Pesan saya kepada para pegiat komunitas adalah jangan lelah untuk terus belajar dan tingkatkan resiliensi diri.

Menggerakkan komunitas memang bukan perkara mudah. Akan tetapi, ada rasa kepuasaan ketika melihat senyum masyarakat dan rasa terima kasih karena sudah terlibat dengan masyarakat.

Selamat Hari Komunitas Nasional 28 September 2023. Nyalakan terus lentera perjuangan kebaikan melalui komunitas.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/10/01/080846165/peran-komunitas-mengembangkan-kepemimpinan-anak-muda

Terkini Lainnya

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Tren
Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Tren
Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Tren
Sosok Francois Letexier, Wasit yang Kartu Merah STY dan Beri Guinea 2 Penalti

Sosok Francois Letexier, Wasit yang Kartu Merah STY dan Beri Guinea 2 Penalti

Tren
Iklan iPad Pro Apple Tuai Kontroversi, Hancurkan Benda Seni demi Gawai

Iklan iPad Pro Apple Tuai Kontroversi, Hancurkan Benda Seni demi Gawai

Tren
6 Pilihan Ikan Tinggi Vitamin D, Bantu Tingkatkan Imunitas Tubuh

6 Pilihan Ikan Tinggi Vitamin D, Bantu Tingkatkan Imunitas Tubuh

Tren
5 Pesebak Bola Vietnam Ditangkap karena Pakai Narkoba, 2 Pemain Pernah Main di Timnas

5 Pesebak Bola Vietnam Ditangkap karena Pakai Narkoba, 2 Pemain Pernah Main di Timnas

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke