Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Studi Baru: Ampas Teh dan Kopi Bisa Memperpanjang Masa Simpan Kue

Enak dan menyehatkan, banyak orang mengonsumsi teh dan kopi setiap hari tanpa jeda.

Dilansir dari Sciencealert, Rabu (27/9/2023), ada sekitar 90 persen produk teh dan kopi yang akan dibuang setelah diseduh. Padahal, menurut penelitian, ampas teh dan kopi masih dapat digunakan untuk hal-hal lain.

Dalam beberapa tahun terakhir, para ilmuwan telah bereksperimen dengan memanfaatkan ampas teh dan kopi supaya dapat digunakan dengan lebih baik.

Baru-baru ini, para ilmuwan menyarankan penggunaan ampas teh dan kopi untuk memperkuat makanan, seperti halnya kue.

Memperpanjang masa simpan kue

Sebuah studi baru yang dipimpin oleh para peneliti di King Faisal University di Arab Saudi menunjukkan, menambahkan ampas teh atau kopi ke dalam resep kue dapat meningkatkan nilai gizi makanan yang dipanggang dan memperpanjang masa simpannya.

"Dengan memasukkan ampas teh dan kopi bekas ke dalam campuran kue bolu, nilai gizi kue dapat ditingkatkan, memberikan manfaat kesehatan tambahan bagi konsumen," tulis para peneliti dalam penelitian ini.

"Kehadiran senyawa bioaktif dalam ampas tersebut juga berkontribusi pada potensi aktivitas antioksidan dan menunda pertumbuhan mikroba selama penyimpanan," tambahnya.

Pada 2020, para peneliti mengeksplorasi gagasan untuk menambahkan ampas kopi ke dalam kue bebas gluten untuk meningkatkan nilai gizinya.

Kemudian, pada 2023 penelitian lain mencoba untuk menambahkan teh hijau ke dalam kue mangkuk untuk melihat apakah flavonoid dalam daunnya tetap bertahan setelah dimasukkan ke dalam oven.

Flavonoid adalah senyawa tanaman yang penting dengan potensi antikanker, antioksidan, antiinflamasi, dan antivirus.

Kandungan dalam ampas teh dan kopi

Penelitian terbaru ini dikembangkan dari penelitian sebelumnya dan menyelidiki apakah ampas teh atau kopi tetap memiliki antioksidan setelah direbus dan digiling, dan apakah bahan tersebut dapat didaur ulang untuk meningkatkan nutrisi atau umur simpan kue.

"Secara keseluruhan, kami bertujuan untuk menyediakan metode yang mudah digunakan oleh rumah tangga biasa untuk mengurangi jejak karbon mereka," lanjut peneliti.

Ketika tim peneliti merendam teh hitam dan kopi arab dalam air yang mendidih selama 10 menit, mereka menemukan bahwa ampas teh yang telah dikeringkan masih memiliki persentase yang cukup besar dari senyawa fenolik, termasuk flavonoid.

Ampas teh berhasil mempertahankan hingga 73 persen fenol yang disebut theaflavin trigallate, yang merupakan antioksidan kuat yang direkomendasikan untuk mereka yang memiliki kolesterol tinggi, obesitas, atau penyakit jantung.

Sementara, ampas kopi yang digunakan mempertahankan hampir 64 persen antioksidan yang disebut asam 1-caffeoylquinic, yang juga memiliki manfaat kesehatan.

Bahkan setelah dimasukkan ke dalam oven, antioksidan ini tetap ada dalam produk akhir.

Dibandingkan dengan kue bolu biasa, kue yang ditambahkan dengan kopi atau teh memiliki konsentrasi fenol yang lebih tinggi, serta kalsium, fosfor, kalium, dan magnesium.

Setelah dua minggu penyimpanan, kue tersebut juga menunjukkan pertumbuhan mikroba yang lebih sedikit daripada kue lain tanpa tambahan ampas teh dan kopi.

Peneliti yakin, hal ini berkat efek penghambatan antioksidan tertentu terhadap pertumbuhan bakteri.

Temuan baru ini menunjukkan bahwa ampas teh atau kopi dapat menjadi cara yang alami dan berkelanjutan untuk meningkatkan masa simpan makanan yang dipanggang.

Sementara itu, pada saat yang sama, juga memberikan nutrisi tambahan pada produk.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/09/29/091500765/studi-baru--ampas-teh-dan-kopi-bisa-memperpanjang-masa-simpan-kue

Terkini Lainnya

16 Negara yang Lolos Berlaga di Sepak Bola Olimpiade Paris 2024, Termasuk Guinea

16 Negara yang Lolos Berlaga di Sepak Bola Olimpiade Paris 2024, Termasuk Guinea

Tren
Duduk Perkara Rektor Unri Polisikan Mahasiswa yang Protes UKT, Berakhir Cabut Laporan

Duduk Perkara Rektor Unri Polisikan Mahasiswa yang Protes UKT, Berakhir Cabut Laporan

Tren
Jarang Diketahui, Ini 9 Manfaat Jalan Kaki Tanpa Alas Kaki di Pagi Hari

Jarang Diketahui, Ini 9 Manfaat Jalan Kaki Tanpa Alas Kaki di Pagi Hari

Tren
Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Tren
Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

Tren
Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Tren
Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke