Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hari Ini dalam Sejarah: Perobekan Bendera Belanda di Hotel Yamato 1945

Masyarakat murka dengan Belanda yang melakukan tindakan provokatif dengan mengibarkan benderanya (Merah-Putih-Biru) dengan semena-mena. Padahal, Indonesia saat itu sudah merdeka.

Meski rakyat Indonesia berhasil mengibarkan benderanya di Hotel Yamato tersebut, ini bukan akhir dari perjuangan setelah kemerdekaan.

Perjuangan terus berlangsung hingga terjadinya Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945 yang kelak diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Awal mula kejadian

Pada 18 September 1945, Belanda dan Sekutu yang tergabung dalam Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI) datang ke Surabaya, Jawa Timur yang kemudian ditempatkan di Hotel Yamato.

Dilansir dari Harian Kompas (10/11/1995), AFNEI di Indonesia sendiri bertugas untuk melucuti tentara Jepang yang kalah dalam Perang Dunia II.

Sekelompok orang Belanda nekat mengibarkan benderanya di tiang atas Hotel Yamato pada 18 September malam.

Saat itu, masyarakat Surabaya belum sadar lantaran hari sudah gelap sehingga tidak terlihat. Terlebih warna biru di bendera Belanda makin tak tampak.

Namun pada esok harinya atau pada 19 September, bendera Belanda yang terdiri dari tiga warna terlihat jelas dan memicu keributan untuk segera diturunkan.

Namun Belanda tidak menggubrisnya, berita pengibaran bendera itu pun segera menjalar ke seluruh kota dan masyarakat terus berdatangan untuk memprotes.

Ketika kerumunan semakin memadat, muncul Residen Sudirman dan masuk ke hotel bersama Sidik dan Hariyono untuk merundingkan pengibaran bendera itu kepada Sekutu.

Dikutip dari Harian Kompas (11/11/2000), Residen Sudirman bertemu dengan Ploegman yang mengaku sebagai perwakilan Sekutu.

Tanpa banyak omong, Residen Sudirman langsung membicarakan masalah inti, meminta supaya bendera Belanda diturunkan.

Pembicaraan gagal

Namun, Ploegman menolak maksud dari Residen Sudirman dan tidak mengakui kemerdekaan Indonesia.

"Tentara Sekutu telah menang perang, dan karena Belanda adalah anggota Sekutu, maka sekarang Pemerintah Belanda berhak menegakkan kembali pemerintahan Hindia Belanda. Republik Indonesia? Itu tidak kami akui,” kata Ploegman.

Kemudian Ploegman pergi ke belakang dan muncul kembali dengan menggenggam sepucuk pistol.

Dia mengancam Residen Sudirman dengan bentakan keras. Sidik dan Hariyono segera menendang pistol dari tangan Ploegman.

Pistol itu meletus dengan laras ke atas. Hariyono cepat membawa Residen Sudirman ke luar hotel. Sementara Sidik bergulat dengan Ploegman dan mencekiknya hingga tewas.

Namun, Sidik pun akhirnya tersungkur tak bernyawa kena sabetan senjata tajam tentara Belanda yang datang karena mendengar bunyi letusan pistol.

Di luar hotel, beberapa pemuda memanjat dinding hotel dan naik sampai ke puncak. Hariyono, yang tadi membawa Residen Sudirman ke luar, ada di antara pemuda-pemuda itu.

Pemuda lain yang bernama Kusno Wibowo telah ada di dekat tiang dan menurunkan bendera Merah-Putih-Biru.

Dari atas, ia meminta supaya diberikan bendera Merah-Putih, tetapi tidak ada yang bisa memenuhi permintaannya.

Kusno Wibowo dan Hariyono tidak kehabisan akal. Bendera Belanda yang sudah diturunkan itu dirobek bagian birunya sehingga tinggal merah dan putihnya.

Setelah itu, Kusno Wibowo dan Hariyono mengibarkan kembali bendera Merah-Putih di tiang yang sama.

"Merdeka! Merdeka! Merdeka!" ucap para pemuda yang ada di sana dengan lantang.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/09/19/071500365/hari-ini-dalam-sejarah--perobekan-bendera-belanda-di-hotel-yamato-1945

Terkini Lainnya

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Tren
Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Tren
Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke