Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Whittier, Kota di Alaska di Mana Semua Penduduk Tinggal di Bawah Satu Atap

KOMPAS.com - Whittier, sebuah kota kecil di sisi barat Prince William Sound, Alaska, Amerika Serikat merupakan salah satu kawasan paling unik di dunia.

Tak seperti kota lain yang dilengkapi banyak rumah dan gedung untuk tempat tinggal, kota ini hanya memiliki satu gedung 14 lantai bernama Begich Towers atau Menara Begich.

Dilansir dari New York Post (8/6/2023), semua penduduk kota yang terletak di antara pegunungan Alaska ini tercatat tinggal di bawah satu atap Begich pada 2015.

Hingga pada 2023, hanya sekitar 85 persen penduduk yang tinggal di gedung dengan 14 lantai tersebut.

Bukan hanya tempat tinggal, gedung juga mencakup rumah sakit, sekolah, kantor polisi, toko kelontong, gereja, kantor pos, dan pemerintahan kota.

Bahkan, di dalam gedung, telah tersedia jalur untuk menuju masing-masing institusi atau lokasi tertentu.

Akses sulit, hanya mengandalkan terowongan

Berada sekitar 1,5 jam di barat daya Anchorage, Alaska, Kota Whittier hanya dapat diakses melalui terowongan di bawah gletser.

Dulu, satu-satunya jalan masuk adalah menggunakan kereta api untuk melintasi terowongan tua peninggalan Perang Dunia II.

Namun, sejak 15 tahun lalu, terowongan telah diubah agar bisa dilewati kendaraan lain.

Penduduk Whittier mengatur kehidupan berdasarkan jadwal terowongan, lantaran mobil hanya dapat menyeberang sebanyak satu jam sekali.

Warga pun hanya mempunyai waktu hingga pukul 22.30 waktu setempat untuk kembali ke kota sebelum terowongan ditutup pada malam hari.

Dilansir dari NPR (18/1/2015), saat pertama kali masuk ke Menara Begich, akan terasa seperti aula sekolah menengah.

Sepanjang pintu masuk, lorong dipenuhi dengan papan buletin. Balok beton juga tampak seperti balok kayu, yang semuanya dicat berwarna kuning pucat.

Tidak jauh dari pintu masuk, pengunjung akan menemukan kantor pos. Sementara itu, tepat di ujung lorong, terdapat sebuah kantor polisi.

Kota juga dilengkapi binatu, pasar kecil, serta toko serba ada untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari penduduk.

Di satu gedung yang sama, pun terdapat klinik kesehatan sederhana yang dapat menangani penyakit ringan.

Fasilitas di dalam gedung sangat lengkap, agar penduduk tak perlu ke luar hunian mengingat kondisi cuaca kota kecil Whittier yang ekstrem.

Pasalnya, angin musim dingin di Whittier bisa sangat brutal, yakni mencapai kecepatan 96,5 kilometer per jam.

Pengalaman hidup satu atap dengan hampir semua penduduk kota diceritakan oleh salah satu penghuni, Jenessa Lorenz.

Dilansir dari laman USA Today (3/5/2021), Lorenz mengatakan, bangunan dengan 14 lantai yang berdiri kokoh di Whittier dibuat agar warga tidak perlu keluar jika tidak perlu.

Sebagian besar siswa, termasuk Lorenz pun bersekolah di K-12 di Whittier Community School, yang hanya perlu dicapai dengan berjalan kaki atau menggunakan lift.

Di sekolah, menurut Lorenz, dia dan teman-teman akan bermain permainan kartu dan nongkrong di ruang bawah tanah atau lobi gedung untuk bersenang-senang.

Kini, setelah mereka lebih dewasa, mereka juga menikmati wisata gletser, hiking, ski, dan api unggun di kota tersebut.

Sebelum memutuskan pindah ke Whittier, Lorenz dan keluarga sebenarnya lebih dulu tinggal di Anchorage.

Setelah menghabiskan akhir pekan di Whittier, keluarganya memutuskan untuk pindah secara permanen ke kota kecil yang dikelilingi pegunungan dan hutan belantara itu.

Keluarga Lorenz pun telah menetap di Whittier selama tujuh tahun terakhir. Ayahnya merupakan seorang wali kota, sementara sang ibu bekerja sebagai sekretaris sekolah.

"Saat kami tinggal di Anchorage, keadaannya tidak sama. Whittier terasa seperti di rumah sendiri, kami semua berada di satu gedung ini, kami hanyalah komunitas besar dan kami menyukainya," ungkapnya.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/08/27/133000465/whittier-kota-di-alaska-di-mana-semua-penduduk-tinggal-di-bawah-satu-atap

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke