Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Duduk Perkara soal Hadiah Uang Viktor Axelsen di Indonesia Open 2023 yang Belum Cair

Indonesia Open 2023 yang dihelat di Istora Senayan, Jakarta, telah rampung pada 18 Juni lalu.

Axelsen berhasil menjuarai turnamen BWF World Tour Super 1.000 setelah mengalahkan Anthony Sinisuka Ginting.

Hadiah juara Rp 1,3 miliar belum diterima

Sebagai juara di sektor tunggal putra, Axelsen berhak mendapatkan hadiah uang senilai 87.500 dollar Amerika Serikat atau sekitar Rp 1,3 miliar.

Tetapi dia mengaku belum mendapatkan hadiah uang tersebut setelah menunggu selama hampir satu bulan.

"BWF ingin mendenda saya sebesar 5.000 dollar karena tidak hadir di Singapore Open selama dua hari ketika saya sedang melakukan rehabilitasi cedera otot saya untuk bersiap menghadapi Indonesia Open

Sebagai permulaan, dengan tiket pesawat, hotel dan penerbangan pulang, ditambah lagi dengan tidak dapat melakukan rehabilitasi dan latihan yang tepat untuk bersiap menghadapi event level (Super) 1.000 mereka. 

"Ironisnya kami masih belum menerima hadiah uang dari Indonesia yang seharusnya sudah masuk ke rekening pemain. Oh ironis! Saya akan kabari Anda bagaimana kelanjutannya," tulis Axelsen.

Pihak Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) memberikan penjelasan terkait tanggung jawab panitia penyelenggara Indonesia Open 2023 yang telah rampung.

Penjelasan PBSI

Pihak PBSI menanggapi pernyataan Axelsen yang mengaku belum mendapatkan hadiah uang dari Indonesia Open 2023.

Kabid Humas dan Media, Broto Happy, PBSI menyatakan bahwa panitia penyelenggara Indonesia Open 2023 telah menyelesaikan tanggung jawab dengan menyerahkan hadiah uang untuk para pemenang lewat BWF.

Hal itu disebut sudah sesuai dengan prosedur, di mana uang hadiah akan lebih dulu ditransfer ke BWF sebelum diteruskan kepada federasi negara terkait dan para pemenang.

"Panitia penyelenggara Kapal Api Group Indonesia Open 2023 lewat PP PBSI per tanggal 5 Juli 2023 sudah mentransfer prize money pemenang ke BWF, dan BWF sudah mengkonfirmasi telah menerima transfer tersebut," kata Broto Happy, dikutip dari pembertaan Kompas.com, Rabu (12/7/2023).

Setelah PBSI memberikan respons, giliran BWF yang memberikan jawaban atas pernyataan Axelsen pada Jumat (14/7/2023).

BWF menyebut beberapa bagian dari pernyataan Axelsen tidak akurat dan di luar konteks.

"Kesejahteraan pemain merupakan hal yang paling penting bagi BWF, dan kami menghargai dan menyambut baik umpan balik dari para atlet mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hal tersebut," tulis BWF.

"Kami tidak senang dengan reaksi pemain. Oleh karena itu, BWF akan menangani masalah ini secara terpisah dengan pemain dan Asosiasi Anggota yang bersangkutan," lanjut pernyataan BWF.

Jawaban dari BWF itu kemudian dibalas Axelsen yang menyebut dirinya memahami alur pemberian uang hadiah dari panitia penyelenggara, BWF, federasi negara terkait, hingga sampai pada rekening pemain.

"Saya mengerti bahwa ini (proses pembayaran uang hadiah turnamen) seperti ini: penyelenggara membayar uang hadiah kepada BWF, BWF membayar ke federasi, federasi membayar kepada pemain," tulis Axelsen.

"Saya juga memahami bahwa transfer ke luar negeri bisa memakan waktu beberapa hari, tetapi itu tidak menjelaskan beberapa penundaan pembayaran dalam beberapa tahun terakhir," kata dia. 

Pihak Axelsen turut mempertanyakan pernyataan BWF yang menyebut kesejahteraan atlet selalu menjadi proritas.

Sebab, menurutnya, BWF belum melakukan tindakan yang mencerminkan bahwa mereka selalu mengutamakan kesejahteraan pemain.

"Jika kesejahteraan atlet sangat penting bagi Anda, mengapa BWF tidak memastikan bahwa para atlet mendapatkan hadiah uang tepat waktu terlebih dahulu, bahkan jika Anda belum menerima uang dari penyelenggara? Itu bukan masalah atlet yang terkadang terlambat menerima uang dari penyelenggara," kata Viktor Axelsen.

(Sumber: Kompas.com/Ervan Yudhi Tri Atmoko)

https://www.kompas.com/tren/read/2023/07/15/193000065/duduk-perkara-soal-hadiah-uang-viktor-axelsen-di-indonesia-open-2023-yang

Terkini Lainnya

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan Per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan Per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan Maut di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan Maut di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Tren
Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Tren
BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

Tren
Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Tren
Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke