KOMPAS.com - Kawasan wisata Gunung Bromo akan ditutup pada 3-5 Juni 2023 karena ada upacara Yadnya Kasada.
Informasi tersebut dibenarkan oleh Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Septi Eka Wardhani.
"Benar, Bromo ditutup tanggal 3-5 Juni untuk upacara Yadnya Kasada Masyarakat Adat Tengger," ujar Septi saat dihubungi Kompas.com, Rabu (31/5/2023).
Lantas, apa itu upacara Yadnya Kasada?
Apa itu upacara Yadnya Kasada
Dikutip dari Kompas.com (25/6/2021), upacara Yadnya Kasada adalah ritual kurban ke kawah Gunung Bromo yang digelar setahun sekali setiap bulan Kasada hari ke-14 dalam penanggalan kalender tradisional Hindu Tengger.
Saat Yadnya Kasada digelar, berbagai persembahan atau sesaji, mulai dari makanan, hasil pertanian, hingga ternak seperti ayam dan kambing, dilarung ke dalam kawah sebagai persembahan Dewa Brahma.
Dilansir dari Kompas.com (19/7/2019), pelarungan sesaji tersebut dipercaya sebagai bentuk syukur Suku Tengger atas nikmat dan rezeki yang sudah didapat.
Selain itu, tradisi ini juga dipercaya dapat menghindarkan dari musibah, serta diberi kemakmuran oleh leluhur.
Sementara itu sesaji yang yang dilarung ke kawah Bromo akan diperebutkan oleh puluhan orang usai dukun, tokoh masyarakat dan warga Suku Tengger memanjatkan doa meminta keselamatan, keberkahan, dan kesejahteraan.
Sebelum sesaji dilempar, jajanan dan makanan beserta lauk-pauknya diletakkan di bibir kawah. Di atas makanan tersebut, dupa ditancapkan dan dinyalakan.
Selanjutnya saat sesaji dilemparkan ke dalam kawah, beberapa orang turun ke lereng kawah yang labil.
Mereka bertaruh nyawa untuk menangkap sesaji yang dilemparkan dari bibir kawah menggunakan sejenis jaring dan bahkan membentangkan terpal agar sesaji bisa ditangkap.
Adapun puncak acara ini akan digelar tepat saat bulan purnama menerangi kawah Bromo.
Upacara Yadnya Kasada merupakan upacara yang akan tetap digelar meskipun gunung Bromo sedang berstatus waspada, erupsi, turun hujan deras maupun angin kencang.
Sejarah upacara Yadnya Kasada
Upacara Yadnya Kasada diadakan berkaitan dengan cerita rakyat Roro Anteng dan Joko Seger.
Upacara sesembahan Yadnya Kasada ditujukan untuk Sang Hyang Widhi dan para leluhur terutama Roro Anteng dan Joko Seger.
Menurut kepercayaan masyarakat Tengger, Raden Kusuma yang merupakan putra bungsu dari Jaka Seger dan Lara Anteng, bersedia dilempar dan dikorbankan ke kawah Gunung Bromo demi kemakmuran desa.
Namun, ada syarat yang harus dipenuhi, yakni setiap bulan purnama tanggal 14-15 malam purnama bulan Kasada, akan diminta hasil bumi yang dilempar ke kawah Bromo.
Permintaan tersebut disangupi oleh Jaka Seger dan Roro Anteng yang kemudian dilestarikan sampai saat ini.
Sesaji saat upcara Yadnya Kasada, selain bentuk interaksi juga dianggap sebagai janji Suku Tengger kepada Bromo.
https://www.kompas.com/tren/read/2023/06/02/080000065/gunung-bromo-ditutup-3-5-juni-2023-karena-ada-upacara-yadnya-kasada-apa-itu