Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apakah Fenomena Aurora Bisa Terjadi di Planet Lain? Berikut Penjelasannya

KOMPAS.com - Aurora adalah fenomena cahaya di atmosfer bagian atas bumi yang umumnya terjadi di kedua kutub bumi.

Dilansir National Geographic, aurora adalah tampilan cahaya alami yang berkilauan di langit, bergerak dengan lembut, dan berubah bentuk seperti tirai yang tertiup.

Aurora tercipta akibat partikel bermuatan listrik yang disebut ion dari matahari terus mengalir dari permukaan matahari, yang disebut solar wind atau angin matahari.

Saat angin matahari mendekati Bumi, ia bertemu dengan medan magnet yang melindungi planet bumi.

Di ionosfer, ion angin matahari bertabrakan dengan atom oksigen dan nitrogen yang berasal dari atmosfer bumi.

Energi yang dilepaskan selama tabrakan ini menyebabkan lingkaran cahaya berwarna-warni di sekitar kutub, cahaya tersebut yang kita kenal dengan aurora.

Selain Bumi, beberapa planet di tata surya, seperti Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus, memiliki atmosfer dan medan magnet yang besar, sehingga dapat menampilkan aurora.

Aurora juga telah diamati di bulan Jupiter, yakni Io, di mana aurora dihasilkan oleh interaksi atmosfer Io dengan medan magnet kuat Jupiter.

Dikutip dari laman Space Place NASA, aurora bukanlah fenomena yang hanya terjadi di Bumi.

Sebagaimana diketahui, Aurora terjadi di atmosfer Bumi karena memiliki medan magnet yang kuat dan interaksi antara partikel bermuatan magnet pada angin matahari dan molekul gas di atmosfer.

Jika sebuah planet memiliki atmosfer dan medan magnet, maka planet tersebut bisa memiliki aurora.

Tampilan atmosfer serupa aurora telah diamati di semua planet, kecuali Merkurius sebab letaknya yang dekat dengan Matahari.

Sejalan dengan itu, dilansir the Aurora Zone, fenomena aurora di planet, Venus, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus tercipta dari proses yang hampir sama.

Dinamika magnetik dan atmosfer dari planet-planet tersebut berbeda sehingga beberapa memiliki aurora yang lebih kuat daripada yang lain.

1. Aurora di planet Mars

Aurora di planet Mars diperkirakan disebabkan oleh interaksi antara angin matahari dan medan magnet lokal di permukaan planet.

Tidak seperti aurora bumi, yang terjadi terutama di daerah kutub, aurora Mars dapat terjadi di garis lintang yang lebih rendah, terkadang sejauh 30 derajat ke selatan.

2. Aurora di planet Jupiter

Aurora Jupiter sangat mencolok, jauh lebih besar, dan lebih intens daripada yang ada di Bumi.

Hal tersebut disebabkan oleh partikel bermuatan dari magnetosfer planet yang bertabrakan dengan atmosfer di dekat kutub. Medan magnet Jupiter 20.000 kali lebih kuat dari Bumi.

3. Aurora di planet Saturnus

Aurora di planet Saturnus juga disebabkan oleh interaksi antara partikel bermuatan dan atmosfer planet.

Namun, fenomena tersebut tidak seintens yang terjadi di Jupiter karena memiliki medan magnet yang lebih lemah.

4. Aurora di planet Uranus dan Neptunus

Uranus dan Neptunus memiliki aurora yang lebih lemah daripada Jupiter dan Saturnus, dan aurora di kedua planet ini diduga disebabkan oleh interaksi antara medan magnet planet dan angin matahari.

Planet-planet ini masing-masing berjarak 1,8 dan 2,8 miliar mil dari Matahari, jadi tidak mengherankan jika aurora di sini lemah dan jarang terjadi.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/04/26/070000765/apakah-fenomena-aurora-bisa-terjadi-di-planet-lain-berikut-penjelasannya

Terkini Lainnya

Media Asing Soroti Mundurnya Kepala-Wakil Kepala Otorita IKN, Singgung Kurang Dana dan Sulitnya Tarik Investor

Media Asing Soroti Mundurnya Kepala-Wakil Kepala Otorita IKN, Singgung Kurang Dana dan Sulitnya Tarik Investor

Tren
7 Buah Tinggi Serat yang Baik untuk Kesehatan Pencernaan, Apa Saja?

7 Buah Tinggi Serat yang Baik untuk Kesehatan Pencernaan, Apa Saja?

Tren
Cara Daftar Akun Mobile JKN, Akses Layanan BPJS Kesehatan Lebih Mudah secara Online

Cara Daftar Akun Mobile JKN, Akses Layanan BPJS Kesehatan Lebih Mudah secara Online

Tren
Israel Utara Dilahap Api Setelah Hezbollah Tembakkan 40 Skuadron Drone

Israel Utara Dilahap Api Setelah Hezbollah Tembakkan 40 Skuadron Drone

Tren
Kepala Otorita IKN Bambang Susantono Mundur, Tinggalkan Gaji Rp 172 Juta Per Bulan

Kepala Otorita IKN Bambang Susantono Mundur, Tinggalkan Gaji Rp 172 Juta Per Bulan

Tren
Kelompok yang Dapat dan Tidak Dapat Subsidi Listrik per Juni 2024 serta Tarifnya

Kelompok yang Dapat dan Tidak Dapat Subsidi Listrik per Juni 2024 serta Tarifnya

Tren
5 Fakta Kasus Pembunuhan Bocah yang Ditemukan di Lubang Galian Air di Bekasi

5 Fakta Kasus Pembunuhan Bocah yang Ditemukan di Lubang Galian Air di Bekasi

Tren
Cara Cek Apakah Sudah Jadi Peserta Tapera di Situs sitara.tapera.go.id

Cara Cek Apakah Sudah Jadi Peserta Tapera di Situs sitara.tapera.go.id

Tren
Resmi, Inilah Daftar Pinjol Legal dan Ilegal per Juni 2024

Resmi, Inilah Daftar Pinjol Legal dan Ilegal per Juni 2024

Tren
BMKG Ungkap Sejumlah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada Awal Musim Kemarau

BMKG Ungkap Sejumlah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada Awal Musim Kemarau

Tren
Penyebab dan Gejala Meningitis yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Sakit Kepala

Penyebab dan Gejala Meningitis yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Sakit Kepala

Tren
Deretan Negara yang Tak Menerima Warga Israel, Terbaru Maladewa

Deretan Negara yang Tak Menerima Warga Israel, Terbaru Maladewa

Tren
Daftar Peserta dan Jadwal Lengkap Euro 2024

Daftar Peserta dan Jadwal Lengkap Euro 2024

Tren
Sebelum Mundur dari Kepala Otorita IKN, Bambang Pernah Curhat Tak Digaji 11 Bulan

Sebelum Mundur dari Kepala Otorita IKN, Bambang Pernah Curhat Tak Digaji 11 Bulan

Tren
Alasan Pakaian Astronot Selalu Berwarna Putih, Ini Fungsinya

Alasan Pakaian Astronot Selalu Berwarna Putih, Ini Fungsinya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke