Diabetes Tipe 2: Gejala, Penyebab, Faktor Risiko, Komplikasi, dan Pencegahannya
Diabetes tipe 2 disebabkan karena insulin yang dibuat oleh pankreas tidak dapat bekerja dengan baik, atau pankreas tidak dapat membuat cukup insulin. Sehingga, menyebabkan kadar glukosa (gula) darah terus meningkat.
Selain itu, diabetes tipe 2 juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami masalah serius dengan mata, jantung, dan saraf.
Lantas, apa saja gejala, penyebab, serta pengobatan yang bisa dilakukan pada penderita diabetes tipe 2?
Gejala diabetes tipe 2
Diabetes tipe 2 memiliki gejala yang sering kali berkembang secara perlahan. Namun, tanpa disadari, seseorang bahkan bisa hidup dengan diabetes tipe 2 selama bertahun-tahun.
Dikutip dari Web MD, berikut adalah gejala yang mendasari diabetes tipe 2, meliputi:
Penyebab diabetes tipe 2
Diabetes tipe 2 terutama disebabkan oleh dua masalah:
- Sel-sel di otot, lemak, dan hati menjadi kebal terhadap insulin. Akibatnya, sel-sel tidak menyerap cukup gula.
- Pankreas tidak dapat membuat cukup insulin untuk menjaga kadar gula darah dalam kisaran yang sehat.
Sementara itu, kelebihan berat badan dan tidak aktif bergerak adalah faktor utama yang juga berkontribusi dalam pengembangan penyakit ini.
- Kelebihan berat badan atau obesitas adalah risiko utama.
- Distribusi lemak, terutama di perut dapat meningkatkan risiko yang lebih besar. Risiko diabetes tipe 2 lebih tinggi pada pria dengan lingkar pinggang di atas 40 inci (101,6 cm) dan pada wanita dengan ukuran pinggang di atas 35 inci (88,9 cm).
- Tidak aktif bergerak dapat menjadi risiko berkembangnya diabetes tipe 2. Aktivitas fisik membantu mengontrol berat badan, menggunakan glukosa sebagai energi, dan membuat sel lebih sensitif terhadap insulin.
- Risiko seseorang terkena diabetes tipe 2 meningkat jika mereka memiliki riwayat keluarga yang juga menderita diabetes tipe 2.
- Ras dan etnis juga berpengaruh pada faktor risiko diabetes tipe 2. Meskipun tidak jelas mengapa, orang dari ras dan etnis tertentu termasuk orang kulit hitam, Hispanik, penduduk asli Amerika dan Asia, dan Kepulauan Pasifik lebih mungkin mengembangkan diabetes tipe 2 daripada orang kulit putih.
- Peningkatan risiko juga dikaitkan dengan rendahnya kadar kolesterol high density lipoprotein (HDL) atau kolesterol “baik” dan tingginya kadar trigliserida.
- Risiko diabetes tipe 2 meningkat seiring bertambahnya usia, terutama setelah usia 35 tahun.
- Prediabetes juga memiliki peran untuk mengembangkan diabetes tipe 2. Prediabetes adalah suatu kondisi di mana kadar gula darah lebih tinggi dari normal, tetapi tidak cukup tinggi untuk diklasifikasikan sebagai diabetes. Jika tidak diobati, prediabetes sering berkembang menjadi diabetes tipe 2.
- Risiko terkena diabetes tipe 2 lebih tinggi pada orang yang menderita diabetes gestasional saat hamil dan pada mereka yang melahirkan bayi dengan berat lebih dari 9 pon (4 kilogram).
- Memiliki sindrom ovarium polikistik atau kondisi yang ditandai dengan periode menstruasi yang tidak teratur, pertumbuhan rambut berlebih, dan obesitas meningkatkan risiko diabetes.
Tidak ada obat untuk diabetes tipe 2. Menurunkan berat badan, makan dengan baik dan berolahraga dapat membantu mengelola penyakit ini.
Namun, jika diet dan olahraga tidak cukup untuk mengontrol gula darah, maka seseorang harus mengonsumsi obat diabetes atau terapi insulin untuk mengontrol kadar gula darah agar tetap stabil.
Selain itu, faktor yang meningkatkan risiko diabetes merupakan faktor risiko penyakit serius lainnya.
Mengelola diabetes dan mengontrol gula darah dapat menurunkan risiko komplikasi ini dan kondisi medis lainnya, termasuk:
Diagnosis diabetes tipe 2
Dilansir dari Dinas Kesehatan Nasional UK (NHS), diabetes tipe 2 sering didiagnosis setelah melakukan tes darah atau urine.
Untuk mengetahui apakah seseorang menderita diabetes tipe 2, bisa melalui langkah-langkah berikut:
Berikut beberapa pencegahan yang bisa dilakukan:
- Makan makanan sehat: Pilih makanan yang rendah lemak dan kalori, namun mengandung tinggi serat. Fokus pada buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.
- Bergerak aktif: Targetkan 150 menit atau lebih dalam seminggu untuk aktivitas aerobik sedang hingga berat, seperti jalan cepat, bersepeda, berlari, atau berenang.
- Menurunkan berat badan: Jika mengalami kelebihan berat badan, menurunkan sedikit berat badan dapat menunda perkembangan dari prediabetes menjadi diabetes tipe 2.
- Menghindari tidak aktif dalam waktu lama: Duduk diam dalam waktu lama dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Cobalah untuk bangun setiap 30 menit dan bergerak setidaknya selama beberapa menit.
Bagi penderita prediabetes, metformin (Fortamet, Glumetza, lainnya), obat diabetes, dapat diresepkan untuk mengurangi risiko diabetes tipe 2.
Ini biasanya diresepkan untuk orang dewasa yang lebih tua yang mengalami obesitas dan tidak mampu menurunkan kadar gula darah dengan perubahan gaya hidup.