Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

SDM Indonesia di Era Disrupsi

Teknologi canggih berkembang demikian pesat. Negara-negara maju telah dan sedang berkompetisi di era revolusi industri 4.0, era yang ditandai digital economy, artificial intelligence, big data, robotic, dan lain sebagainya atau yang sering kita kenal dengan fenomena disrupsi.

Jepang bahkan sudah masuk era society 5.0. Melalui Society 5.0, Jepang mau menegaskan bahwa artificial intelligence akan mentransformasi big data pada segala sendi kehidupan serta the internet of things akan menjadi suatu kearifan baru, yang akan didedikasikan untuk meningkatkan kemampuan manusia membuka peluang-peluang baru bagi kemanusiaan.

Transformasi ini akan membantu manusia untuk menjalani kehidupan yang lebih bermakna. Society 5.0 dapat diartikan sebagai suatu konsep masyarakat yang berpusat pada manusia (human-centered) dan berbasis teknologi (technology based).

Boleh jadi lima sampai sepuluh tahun mendatang muncul mega trend baru lagi. Begitulah seterusnya kita akan menghadapi dunia dengan segala dinamika perkembangan dan kemajuannya.

Belum sempat kita akrab dan merespons fenomena disrupsi ini dengan baik, dunia termasuk Indonesia saat ini dihadapkan lagi dengan kondisi yang sangat tidak mudah, yang menuntut sikap dan tindakan responsif cepat, cerdas, cermat dan bijaksana.

Pandemi Covid-19 yang baru saja mulai mereda. Krisis global sebagai dampak pandemi sangat terasa, muncul lagi arogansi negara adikuasa yang memamerkan kekuatannya melalu perang yang menyebabkan sejumlah sektor kehidupan vital mengalami perubahan, seperti kenaikan harga BBM menyeret pula kenaikan harga beberapa bahan pokok yang menyulut berbagai unjuk rasa.

Era disrupsi ini telah memengaruhi berbagai sendi kehidupan. Semua proses dan dinamika kehidupan mengalami dampaknya.

Hampir semua aspek kehidupan berproses dengan cara yang sebelumnya tidak pernah atau sangat langka, yakni daring (online) yang sudah barang tentu menggunakan IT.

Pendidikan, ekonomi, bisnis, industri, praksis beribadah, bahkan mohon maaf kejahatan (cybercrime) pun menggunakan IT, sehingga dengan cepatnya berbagai informasi, baik yang positif maupun negatif tersebar luas di seantero dunia.

Paradigma pendidikan dan agama harus disesuaikan dengan perubahan dan perkembangan zaman ini.

Peningkatan kesadaran teknologi informasi merupakan suatu keniscayaan dalam menghadapi disruption era.

Hal yang sangat penting adalah membentuk manusia, generasi milenial yang memiliki sikap, karakter, nilai serta keterampilan, pengetahuan dan penalaran yang tinggi sehingga mampu, tidak hanya menjadi followers, viewers, readers dan users IT, tetapi pengendali, pengembang atau produser IT untuk berbagai kepentingan positif dan konstruktif kemanusiaan, termasuk memerangi kejahatan berbasis teknologi.

Diharapkan pula semua elemen masyarakat, di samping semakin terampil menggunakan IT, dapat semakin menyadari kelemahan dan kefanaan manusia, dengan penyerahan diri secara total dan penuh syukur kepada Allah Maha Kuasa yang merupakan sikap dan perilaku iman yang tepat dalam menghadapi era disrupsi ini.

Presiden Jokowi, pada periode pertama kepemimpinannya telah mencanangkan program “revolusi mental” sebagai tindak lanjut dari program sebelumnya pendidikan karakter.

Pada periode kedua kepemimpinannya, diperkuat dengan agenda pembangunan jangka menengah yang difokuskan pada “sumber daya manusia berkualitas, SDM unggul Indonesia maju” untuk menghadapi revolusi Industri ke-4/ke-5.

Menurut beliau, sebagai insan Indonesia mau tidak mau kita harus menghadapi, mengikuti bahkan berkompetisi dengan laju kecepatan tinggi.

Sebagai penjabaran program Presiden tersebut, dari bidang/sisi Agama, Menteri Agama telah menetapkan salah satu program prioritas (unggulan) atau lebih tepatnya Gerakan Kementerian Agama, yakni meningkatkan kualitas SDM manusia Indonesia yang religius, dengan “Moderasi Beragama”.

Seluruh komponen masyarakat yang dimotori oleh Kementerian Agama beserta seluruh jajaran dan mitra kerjanya dipanggil dan didorong untuk ikut berpartisipasi dalam mensukseskan program ini.

Harapannya, pertama: masyarakat Indonesia yang sangat dikenal sebagai “religious society” dan/atau “civilized society” tidak hanya menjadi “lips service”, tetapi sungguh-sungguh menjadi mind-set dan culture-set dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Kedua: masyarakat Indonesia yang oleh sosiolog dikenal memiliki “multiple identities” itu tidak semakin larut dalam kekaburan identitas melainkan mengolah dan mengelola multiidentitasnya menjadi jelas, kaya dan bermakna, tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi bagi orang lain, komunitasnya, agama, masyarakat dan Negara, tanpa harus memaksakan dirinya hanya pada satu atau dua identitas.

Ketiga: masyarakat Indonesia yang hidup di era kemajuan teknologi informasi ini dapat semakin memperkuat eksistensinya sebagai umat beragama (religious communities) yang dapat menjadi agen pembangunan agama yang moderat yang bermanfaat bagi suksesnya pembangunan nasional.

Karena dari kultur masyarakat beragama yang moderat akan tercipta situasi kondisi yang dinamis, konstruktif, stabil dan harmonis.

Dan dari kondisi demikian, seluruh pembangunan dapat berjalan lancar, aman, maju dan sukses. Ini sekaligus berarti suksesnya proses pemaknaan multi identitas, yang salah satunya adalah identitas sebagai orang beragama.

Jika semua identitas dalam diri manusia berhasil dikelola atau dikembangkan dengan baik dan benar dari segala sisi (seperti halnya dari sisi agama), maka kita yakin bisa mempresentasikan atau melahirkan “manusia” Indonesia unggul yang dapat memajukan Indonesia.

Keempat, dengan kultur masyarakat beragama yang moderat diharapkan berbagai tindakan anarkisme, radikalisme, terorisme, ekstremisme, violence, war dan lain-lain, baik secara langsung maupun melalui penyalahgunaan media sosial dapat diminimalisir, bahkan dimusnahkan dari bumi Pancasila yang aman, damai dan tenteram.

Memusnahkan dan/atau memerangi segala bentuk kekerasan dan kejahatan melalui Moderasi Beragama dapat dilakukan melalui pendekatan tatap muka, tetapi yang paling efektif di era disrupsi ini adalah melalui IT/ Medsos.

Kita patut bersyukur bahwa di tengah hiruk pikuk dunia yang didera oleh berbagai gejala sosial di atas, tampil dua pemimpin dunia Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar dengan inspirasi ilahi membangun persaudaraan sejati yang diabadikan melalui “Document of Abu Dhabi” (Abu Dhabi: Historic Document Signed by Pope Francis and Grand Imam of Al-Azhar ‘Human Fraternity for World Peace and Living Together’)

Salah satu pernyataan pentingnya adalah “dengan kata-kata yang jelas tanpa ambigue Paus Fransiskus dan Imam Besar mendeklarasikan bahwa “Tidak ada seorang pun memiliki kuasa atau dikuasakan untuk mengeksploitasi (memperalat/mengatasnamakan) nama Allah untuk menjustifikasi perang, terorisme atau segala bentuk kekerasan.

Beliau berdua menegaskan bahwa hidup/kehidupan harus selalu dijaga, dilindungi, dihargai, dan pada saat yang sama hak-hak perempuan harus diakui/dilindungi, serta segala bentuk praktek diskriminasi harus dikecam/ditolak” (“With unambiguous words, the Pope and the Grand Imam declare that no one is ever authorized to exploit God’s name to justify war, terrorism or any other form of violence. In addition, they affirm that life must always be safeguarded and, at the same time, that the rights of women are to be fully recognized, and every discriminatory practice in their regard rejected").

Ketiga tokoh besar dunia di atas, melalui misinya, mengingatkan/menyadarkan kita akan makna penting dari kehidupan manusia.

Melalui visi, misi dan program beliau, Presiden Jokowi meminta seluruh komponen bangsa, termasuk semua kaum muda untuk menjadi manusia Indonesia yang unggul.

Menjadi excellent berarti mengungguli yang lain atau lebih dari yang lain, sekurang-kurangnya dalam bidangnya masing-masing, meskipun mungkin kurang pada bidang lainnya.

Namun demikian, jangan juga terlalu kurang dalam bidang lainnya, karena bagaimana pun di era kompetisi global ini, kita semua harus unggul dan berdaya saing.

Melalui deklarasi Abu Dhabi, Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar memberi inspirasi dan teladan bagi kita semua, untuk menjadi mediator, fasilitator, inspirator, teladan dan agen persaudaraan antar manusia, tanpa sekat/batas demi menciptakan kehidupan yang diselimuti cinta, damai, keadilan dan kesejahteraan.

Hal ini selaras dengan program Menteri Agama, yakni Moderasi Beragama (sebagaimana yang telah dielaborasi di atas). Di mana saya dan anda diundang untuk memahami, menghayati dan mewujudkannya dalam diri sendiri, lalu memasyarakatkannya bagi semua orang yang kita jumpai/layani.

Kita dipanggil untuk, pertama, membawa kegembiraan dan harapan bagi semua orang melalui pengelolaan IT yang bijaksana (bijak bermedsos).

Kedua, menginternalisasi pesan utama program Presiden, yakni SDM unggul, Indonesia maju, yang kita aktualisasikan dalam seluruh upaya pengembangan dan peningkatan kualitas diri kita sendiri dan diri orang lain.

Ketiga, menjadi agen Moderasi Beragama yang mampu memoderasi diri sendiri dan pada saatnya memoderasi orang lain (change yourself before you want to change others).

Keempat, jadilah saudara/sahabat/teman bagi orang lain tanpa pandang bulu.

Jika kita dapat melaksanakan panggilan kita di atas, maka kita boleh yakin:

  1. Kita akan menjadi kerinduan banyak orang.
  2. Kita mampu menjaga, memperjuangkan dan mengimplementasikan komitmen kebangsaan Indonesia, yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI.
  3. Tidak menjadi orang yang eksklusif, melainkan inklusif bagi seluruh masyarakat.
  4. Orang yang mau menerima dan menghargai kemajemukan atau pluralitas, yang dirinya sendiri sadar dan menghargai pluralitas, sekaligus membawa masyarakat yang plural itu kepada satu sikap dan perilaku inklusif dan moderat, yang mampu menjaga dan mengembangkan dinamika positif-konstruktif kebersamaan umat di saat-saat bangsa kita tercinta ini tengah dilanda berbagai problema.
  5. Orang-orang yang cerdas mengintegrasikan knowledges, attitudes dan skills dalam pembudayaan dan penguatan ideologi negara kita Pancasila yang juga akhir-akhir ini dirongrong oleh berbagai paham, aliran dan ideologi lain yang mengancam kesatuan dan persatuan bangsa.
  6. Menjadi “terang” dalam lingkungannya sendiri, dan “terang” bagi dunia.

Di sisi lain, dalam rangka mewujudkan idealisme di atas, kita dituntut terus menerus mengaktualisasikan empat pilar belajar UNESCO (the four pillars of learning), yakni Learning to Know, Learning to Do, Learning to Live Together and Learning to Be.

Sebagai penutup tulisan ini, saya menyampaikan, mari bersyukur, berbangga dan berjuang secara optimis dengan keyakinan bahwa NKRI yang kita cintai ini dapat maju dan sukses sebagaimana kita harapkan jika kita bersatu, bekerja sama, dan membulatkan tekad untuk membangun Negara ini melalui tugas dan fungsi kita masing-masing.

Pulih lebih cepat bangkit lebih kuat!

https://www.kompas.com/tren/read/2022/09/16/170016565/sdm-indonesia-di-era-disrupsi

Terkini Lainnya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Tren
Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Tren
Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Tren
Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Tren
Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Tren
7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

Tren
Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Tren
Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Tren
Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D Saat Terpapar Sinar Matahari?

Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D Saat Terpapar Sinar Matahari?

Tren
Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke