Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Evolusi Teori Evolusi

Kesimpulan saya diperkuat kalimat sub judul naskah Match and Mix yang sudah terkesan tendensius mengarahkan opini ke arah tertentu: Species used to be seen as reproductive isolates. No longer. They breed with each other, the creating new ones. And that was once true of Homo Sapiens, as well.

Selama berpendapat belum dilarang secara konstitusional maka saya memberanikan diri untuk berpendapat bahwa evolusi tidak dimonopoli oleh teori seleksi alam.

Pada hakikatnya apa yang disebut sebagai alam terlalu kompleks untuk bisa dirangkum ke dalam sebuah teori saja. Kecuali dipaksakan dengan kekuasaan dan kewibawaan politis kultural.

Evolusi yang terjadi pada burung jenis finch (maaf saya tidak tahu bahasa Indonesianya yang akurat) di pulau Daphne Besar, Galapagos membuktikan bahwa evolusi juga bisa terjadi sebagai akibat dari reproduksi hasil jalinan hubungan seksual antarmahkluk saling beda jenis.

Evolusi hibridal juga telah terbukti terjadi pada diri mahluk teman utama manusia, yaitu anjing yang semula tidak ada namun diadakan antara lain oleh manusia yang evolusinya masih terus berlanjut sampai masa kini.

Anjing kesayangan Ibu Aylawati Sarwono, yaitu Ceko juga sampai kini masih belum diketahui berasal dari jenis anjing ras apa dengan ras apa saja.

Kelelawar pemakan buah yang berkeliaran di kawasan Karibea, Artibeus schwartzi merupakan hewan hibrida dalam proses selama sekitar 30.000 tahun antara Artibeus jamaicensis dengan Artibeus planirostris berhidung pesek dengan jenis kelalawar yang kini sudah punah tanpa bisa diketahui identitas jenisnya.

Bukan mustahil bahwa homo sapiens merupakan produk evolusi hibridal dengan homo erectus, homo naledi, homo floreinsis, homo heidelbergensis, homo denisova, homo neanderthalensis serta homo entahapalagiensis yang masih belum ditemukan.

Belum dapat diketahui apa saja yang sebenarnya terjadi dalam kurun waktu jutaan tahun proses evolusi di marcapada.

Pada hakikatnya – menurut pendapat saya – semua data itu untuk sementara ini sudah cukup untuk membuktikan bahwa teori evolusi tidak dimonopoli oleh teori seleksi alam yang wajar jika tidak didukung oleh para pemercaya fanatik teori seleksi alam dan pasti dihujat murtad oleh para umat agama yang die hard membenci teori evolusi khayalan Darwin.

Sebenarnya tidak perlu dihujat sebab pada hakikatnya teori evolusi bukan melawan namun melengkapi ajaran agama tentang penciptaan mahluk hidup di planet bumi.

Juga tidak perlu menyemooh saya sebab teori hibridal bukan melawan namun melengkapi teori seleksi alam di mana kedua teori mau pun teori lain-lainnya merupakan bagian hakiki yang melekat pada apa yang disebut sebagai proses evolusi teori evolusi.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/06/12/054000165/evolusi-teori-evolusi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke