"Dengan memperhatikan kondisi saat ini, di mana penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia semakin terkendali, maka perlu saya menyampaikan beberapa hal," ujar Jokowi, dalam keterangan video pada Selasa (17/5/2022) sore.
"Pertama, pemerintah memutuskan melonggarkan kebijakan memakai masker. Jika masyarakat sedang beraktivitas di tempat atau area terbuka yang tidak ada orang, maka diperbolehkan tidak memakai masker," jelasnya.
Kendati demikian, Jokowi menegaskan bahwa kegiatan di dalam ruangan tertutup dan alat transportasi harus tetap memakai masker.
Selain itu, warga yang berusia lanjut maupun memiliki penyakit bawaan, atau sedang dalam kondisi batuk dan pilek, disarankan untuk tetap menggunakan masker.
Warganet nyaman pakai masker
Merespons kebijakan tersebut, kata "masker" sempat menjadi salah satu terpopuler di media sosial Twitter.
Dalam pantauan Kompas.com, mayoritas warganet mengaku masih tetap akan menggunakan masker, meski mandat tersebut telah dicabut.
Alasannya pun beragam.
Akun @akudoimuceunah, misalnya, ia menyebut membuka masker saat sedang keluar rumah sama halnya dengan membuka aib.
"Udah resmi dibolehin lepas masker, tapi sekarang malah buka masker serasa buka aib," tulisnya.
Sementara akun @BSyiJaem132300 mengingatkan, penggunaan masker sebaiknya tetap dilakukan karena Covid-19 masih ada, meski terus menurun.
Hal ini ditambah dengan fakta adanya banyak warga yang belum dites karena alasan biaya.
"Pakai masker udah ga wajib lagi, karena tren kopidnya udah turun. Tapiiiiiii inget ya... Bukan berarti ga ada. Masih ada loh. Itu tuh belum yang ga tes. Tau kan swab tes tuh kudu bayar. Intinya mah kudu tetep hati hati. prokes kudu tetep jalan sih ya," tulis akun itu.
Akun @dwikimic menuliskan, ia akan tetap menggunakan masker karena merasa nyaman.
"Udah boleh lepas masker, tapi tetep boleh pake masker kan? Soalnya udah nyaman keluar-keluar pake masker," tulisnya.
Tak sedikit juga warganet yang mengaku akan tetap menggunakan masker untuk menghindari orang-orang yang merekam secara diam-diam demi kepentingan konten.
"Sekarang pake masker bukan krna takut kopit, pake masker karna takut ada orang yang ngevideoin buat konten," ujarnya.
Respons ahli
Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban menilai, kebijakan pelonggaran pemakaian masker di luar ruangan saat ini sudah tepat.
Sebab, indikator penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia sudah cukup baik.
"Keputusan yang tepat, berdasarkan data harian yang turun terus. Kemarin sempat naik, tapi hari ini turun lagi (kasus baru Covid-19) di bawah 300. Jadi, kasus baru turun banyak," kata Zubairi, dikutip dari pemberitaan Kompas.com.
"Kedua, positivity rate juga sangat turun hingga kurang dari 3 persen. Keterisian rumah sakit rujukan juga kurang dari 3 persen, bahkan banyak rumah sakit yang kosong pasien Covid-19," sambungnya.
Selain itu, Zubairi juga menyebut angka vaksinasi di Indonesia juga tinggi, sehingga mendukung adanya kebijakan ini.
Sementara itu, epidemiolog Griffith University Dicky Budiman menyebut, kebijakan ini terlalu buru-buru karena situasi pandemi Covid-19 di Indonesia belum cukup aman.
Selain penularan yang masih terjadi, Dicky mengingatkan bahwa varian Omicron B.1.1.529 kini sudah bermutasi menjadi berbagai bentuk yakni BA.1, BA.1.1, BA.2 dan BA.3.
Oleh karenanya, masker tetap diperlukan sebagai perlindungan, meski angka vaksinasi Covid-19 di tanah air sudah terbilang tinggi.
"Indonesia kan belum (cakupan vaksin booster belum capai 70 persen), jadi saya kira ini harus berhati-hati, terutama melihat situasi setempat," ujar Dicky.
https://www.kompas.com/tren/read/2022/05/18/123000865/saat-warganet-lebih-nyaman-pakai-masker-meski-mandat-dicabut-