Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tips Menjaga Berat Badan Setelah Lebaran agar Tidak Naik Tajam

KOMPAS.com - Berpuasa selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan memungkinkan banyak orang mengalami penurunan berat badan.

Lantaran selama berpuasa, hanya sedikit makanan yang masuk ke dalam tubuh. Tubuh pun tidak menerima asupan selama hampir 13 jam.

Akibatnya, tubuh mengubah metabolisme dengan memanfaatkan cadangan lemak menjadi energi.

Sayangnya, tiba di Hari Raya, pola dan porsi makan kembali seperti sebelum puasa Ramadhan.

Metabolisme tubuh pun kembali berubah, yakni kembali menyimpan kelebihan energi menjadi lemak tubuh.

Ditambah, berbagai macam hidangan khas Lebaran yang sering kali membuat lupa diri hingga makan berlebihan.

Inilah yang membuat berat badan saat Lebaran rawan mengalami peningkatan.

Namun, tak usah khawatir. Berikut beberapa tips menjaga berat badan saat dan setelah Lebaran agar tetap ideal dan tidak naik.

1. Berhenti makan sebelum kenyang

Memasuki Hari Raya, cenderung dihadapkan dengan sajian masakan yang berlebih.

Apalagi, tahun ini pemerintah mengizinkan silaturahmi ke rumah kerabat. Pastinya akan ada banyak sajian makanan di rumah-rumah kerabat yang dikunjungi.

Dilansir dari Kompas.com, perlu untuk menerapkan prinsip “berhenti makan sebelum kenyang” selama lebaran berlangsung.

Batasi pula asupan makanan secukupnya dan hindari perilaku makan berlebih.

Sebab, selain bisa menaikkan berat badan, makan berlebih juga bisa mengundang gangguan pencernaan seperti diare serta peningkatan kadar kolesterol dan gula darah.

Cara menjaga berat badan saat Lebaran yang kedua adalah selalu minum air putih sebelum makan.

Keinginan untuk menyantap sajian Hari Raya perlu diiringi dengan asupan cairan yang cukup.

Minum segelas air putih sebelum makan membuat rasa kenyang datang lebih cepat, sehingga porsi makan pun lebih terkendali.

Hal tersebut pernah dibuktikan dalam penelitian yang terbit dalam jurnal Clinical Nutrition Research (2018).

Dari penelitian tersebut, peserta non-obesitas yang minum air cenderung makan lebih sedikit dan merasa sama kenyangnya dengan peserta yang tidak minum air.

3. Rutin berolahraga

Jika terlanjur mengonsumsi banyak makanan terutama makanan berlemak saat Lebaran, imbangi dengan olahraga.

Olahraga akan membantu proses pembakaran lemak lebih cepat dan maksimal.

Masih dari Kompas.com, lebih banyak lemak terbakar, artinya kemungkinan penurunan berat badan juga lebih besar.

Olahraga yang dilakukan juga tidak perlu terlalu berat, cukup dengan berjalan cepat, bersepeda, jogging, atau berenang.

Tidur membutuhkan energi yang lebih sedikit daripada beraktivitas. Sehingga, asupan makanan yang baru saja masuk akan langsung tertimbun menjadi lemak.

Lemak yang terus-menerus tertimbun dalam tubuh bisa memicu perut buncit, bahkan obesitas.

Selain itu, melansir dari PharmEasy, tubuh paling nyaman mencerna makanan dalam posisi tegak. Posisi ini akan mempermudah kinerja sistem pencernaan.

Tubuh juga memerlukan waktu sedikitnya 2 jam untuk bisa mencerna makanan.

Durasi ini, makanan mulai bergerak ke usus kecil dan kemungkinan untuk mengalami berbagai masalah pencernaan pun berkurang.

5. Puasa sunah

Tak ada salahnya untuk kembali berpuasa setelah hari raya Idul Fitri.

Selain mendapat pahala, menjalankan puasa Syawal selama 6 hari juga bisa mempertahankan berat badan agar tidak naik.

Dengan kembali berpuasa, metabolisme tubuh akan kembali menyesuaikan dengan menggunakan cadangan lemak sebagai energi.

Lemak-lemak yang tertimbun dalam tubuh bisa kembali berkurang dan kemungkinan jarum timbangan untuk bergeser ke arah kanan pun menjadi sedikit.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/05/03/200600365/tips-menjaga-berat-badan-setelah-lebaran-agar-tidak-naik-tajam

Terkini Lainnya

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Tren
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke