Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Profil Rachmah Ida, Profesor Studi Media Pertama Indonesia yang Masuk Top 100 Scientist

KOMPAS.com - Nama salah satu guru besar Universitas Airlangga (Unair), Prof Rachmah Ida baru-baru ini masuk dalam jajaran Top 100 Scientist Social Sciences versi Alper-Doger (AD) Scientific Index.

Penghargaan internasional tersebut diraihnya melalui kontribusi riset di bidang audience, gender, dan komunikasi politik.

Lantas, siapa sosok Profesor Ida ini?

Profil Rachmah Ida

Dikutip dari laman Unair, Rachmah Ida merupakan mahasiswa angkatan pertama Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unair pada 1988.

Lulus pada 1992, ia kemudian melanjutkan perkuliahan dengan menekuni Studi Media di Edith Cowan University, Australia.

Ida menuturkan, terdapat stigma di antara rekan sejawat yang menganggap bidang Studi Media tidak memiliki masa depan, jika dibanding public relation (PR) atau development studies.

Namun, hal itu tidak menyurutkan semangatnya untuk semakin mempelajari bidang Studi Media.

Usai mendapat gelar Master of Media Studies, Ida pun melanjutkan pendidikan di bidang yang sama di Curtin University of Technology, Australia pada 2002.

Guru besar studi Media pertama di Indonesia

Menekuni studi media, Ida berhasil menjadi Guru Besar Studi Media pertama di Indonesia pada 2014.

Salah satu karya tulisnya yang menginspirasi peneliti luar negeri adalah Reorganisations of Media Power in Post-authoritarian Indonesia: Ownership, Power, and Influence of Local Media Entrepreneurs.

Tulisan tersebut terbit dalam jurnal Politics and The Media in Twenty-First Century Indonesia: Decade of Democracy (2011) dengan Krishna Sen dan David T. Hill sebagai editornya.

Karya tulis tersebut membuka mata banyak peneliti luar akan pemilik media di Indonesia yang lekat dengan penguasa.

“Dalam salah satu chapter itu, saya menunjukkan bagaimana pemilik media bersekongkol dengan penguasa, yang disebut oligarki media,” ujar Ida, dikutip dari Kompas.com.

Penelitian

Dilansir dari laman Google Cendekia, Ida sudah menghasilkan lebih dari 100 karya berupa buku dan publikasi ilmiah.

Seperti buku Imaging Muslim Women in Indonesian Ramadan Soap Operas yang diterbitkan oleh Silkworm Books, Jerman pada 2009.

Ada juga buka berjudul Metode Penelitian: Studi Media dan Kajian Budaya yang didedikasikan untuk mahasiswanya.

Masih dari Google Cendekia, buku tersebut hingga kini sudah dikutip sebanyak 490 kali.

Tak takut gagal

Untuk mencapai posisinya sekarang, Rachmah Ida berpegang teguh pada prinsip kehidupannya.

“Saya itu punya prinsip di hidup, bukan saya takut gagal. Bahkan kalau bisa, saya itu tidur sama kegagalan saya,” ujar Ida, dikutip dari laman Unair (22/1/2022).

Menurutnya, kegagalan bisa dijadikan alat untuk memacu adrenalin. Kegagalan juga tidak lantas menjadi pengubur semangat.

Namun berkat kegagalan yang pernah hadir di hidupnya itulah, Prof Ida belajar banyak hal.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/04/17/120400065/profil-rachmah-ida-profesor-studi-media-pertama-indonesia-yang-masuk-top

Terkini Lainnya

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Tren
Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Tren
Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Tren
Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Tren
Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Tren
7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke