Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Serang Rumah Sakit Bersalin di Ukraina, Rusia Menuai Kecaman

Sebelumnya, invasi Rusia ke Ukraina sudah berlangsung sejak Kamis (24/2/2022) hingga Sabtu (10/3/2022) dan masih terus berlanjut.

Dalam insiden tersebut, pejabat Ukraina telah mengonfirmasi terdapat 17 orang yang terluka. Serangan tersebut juga menghancurkan sebagian besar bangunan rumah saktit.

Polisi dan tentara Ukraina kemudian datang dan mengevakuasi korban yang berada di lokasi.

Dilansir dari Time, sewaktu evakuasi dilakukan, terlihat wanita hamil dengan darah di tubuhnya berada di atas tandu. Sedang wanita lain meratap sambil memeluk anaknya.

Respons terkait serangan 

Serangan udara Rusia yang menghancurkan rumah sakit bersalin tersebut menuai protes dan kecaman dari berbagai kalangan.

Pejabat Tinggi Polisi Regional Ukraina, Volodymir Nikulin, mengutuk serangan Rusia tersebut. Dia menyebut bahwa Rusia melakukan kejahatan besar.

"Ini adalah kejahatan perang tanpa pembenaran apapun," katanya.

Sedangkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuliskan lewat akun Twitternya bahwa serangan tersebut merupakan sebuah kekejaman.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson merespot twit dari Zelenskyy dengan mengatakan bahwa Presiden Vldimir Putin akan dimintai pertanggungjawaban atas kejahatan yang mengerikan.

“Ada beberapa hal yang lebih bejat daripada menargetkan yang rentan dan tidak berdaya,” ungkap PM Inggris tersebut.

Gencatan senjata

Pihak berwenang sementara melakukan gencatan senjata pada Rabu pagi waktu setempat, agar ribuan warga sipil dapat melarikan diri dari kota-kota yang dibombardir.

Kota-kota yang dibombardir oleh militer Rusia yakni sekitar Kyiv, Mariupol, Enerhodar, Volnovakha di Selatan, Izyum di timur, dan Sumy di timur laut.

Belum dipastikan apakah warga sipil dapat meninggalkan kota-kota tersebut, tetapi terlihat orang-orang sipil yang berasal dari pinggiran Kyiv mulai memasuki ibu kota Ukraina tersebut.

Dari Kyiv pengungsi berencana untuk naik kereta api menuju ke wilayah barat Ukraina yang tidak diserang oleh Rusia.

Pihak ukraina sebelumnya sudah membangun koridor evakuasi yang aman bagi warga sipil, namun sekarang upaya tersbut gagal akibat serangan militer Rusia.

Putin menuduh bahwa militan nasionalis Ukraina yang menghambat proses evakuasi warga sipil tersebut.

Evakuasi warga sipil

Dilansir dari BBC, sekitar 48.000 warga Ukraina sudah mengungsi melalui koridor kemanusiaan.

Mayoritas pengungsi, sebanyak 43.000 orang, meninggalkan Kota Sumy di Ukraina Timur dekat perbatasan Rusia.

Dan sekitar 3.500 pengungsi lainnya telah dievakuasi dari pinggiran Kyiv yang telah mendapatkan serangan dari arah barat dan sebagian besar wilayahnya sudah diduduki Rusia.

Warga sipil yang meninggalkan Irpin yang berada di barat laut Kyiv juga mengalami kepanikan karena penduduk terpaksa mengungsi menggunakan jembatan darurat.

Kemudian, lebih dari 1.000 warga sipil harus melakukan perjalanan dari Enerhodar di selatan menuju ke Kota Zaporizhzhia.

Sebelumnya, angkatan bersenjata Ukraina setuju untuk berhenti menembak pada Rabu di enam jalur evakuasi selama 12 jam, dari pukul 09.00 hingga 21.00 waktu setempat (07.00 hingga 19.00 GMT).

Rusia mengatakan akan menghormati gencatan senjata, akan tetapi penembakan dari kubu Rusia dikabarkan berlanjut dengan adanya laporan kematian warga sipil.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/03/10/120500565/serang-rumah-sakit-bersalin-di-ukraina-rusia-menuai-kecaman

Terkini Lainnya

Gaji Ke-13 PNS Cair Mulai Hari Ini, Cek Penerima dan Komponennya!

Gaji Ke-13 PNS Cair Mulai Hari Ini, Cek Penerima dan Komponennya!

Tren
Rujak dan Asinan Indonesia Masuk Daftar Salad Buah Terbaik Dunia 2024

Rujak dan Asinan Indonesia Masuk Daftar Salad Buah Terbaik Dunia 2024

Tren
Tak Hanya Menggunakan Suara, Kucing Juga Berkomunikasi dengan Bantuan Bakteri

Tak Hanya Menggunakan Suara, Kucing Juga Berkomunikasi dengan Bantuan Bakteri

Tren
Sosok dan Kejahatan Chaowalit Thongduang, Buron Nomor Satu Thailand yang Ditangkap di Bali

Sosok dan Kejahatan Chaowalit Thongduang, Buron Nomor Satu Thailand yang Ditangkap di Bali

Tren
Cara Mendapatkan Kartu BPJS Ketenagakerjaan Digital melalui Jamsostek Mobile

Cara Mendapatkan Kartu BPJS Ketenagakerjaan Digital melalui Jamsostek Mobile

Tren
9 Rekomendasi Makanan yang Membantu Menunjang Fungsi Otak, Apa Saja?

9 Rekomendasi Makanan yang Membantu Menunjang Fungsi Otak, Apa Saja?

Tren
Meski Kaya Kolagen, Ini Jenis Kulit Ikan yang Tak Boleh Dimakan

Meski Kaya Kolagen, Ini Jenis Kulit Ikan yang Tak Boleh Dimakan

Tren
Bentuk Bumi Disebut Bukan Bulat Sempurna tapi Berbenjol, Ini Penjelasan BRIN

Bentuk Bumi Disebut Bukan Bulat Sempurna tapi Berbenjol, Ini Penjelasan BRIN

Tren
'Perang' Kesaksian soal Keterlibatan Pegi dalam Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

"Perang" Kesaksian soal Keterlibatan Pegi dalam Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Tren
Pemadanan NIK Jadi NPWP, Ini yang Perlu Dipahami

Pemadanan NIK Jadi NPWP, Ini yang Perlu Dipahami

Tren
Mukesh Ambani Tak Lagi Jadi Orang Terkaya Asia, Ini Penyebabnya

Mukesh Ambani Tak Lagi Jadi Orang Terkaya Asia, Ini Penyebabnya

Tren
Jalan Kaki 30 Menit Membakar Berapa Kalori?

Jalan Kaki 30 Menit Membakar Berapa Kalori?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 3-4 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 3-4 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 2-3 Juni | Orang dengan Gangguan Kesehatan Tertentu yang Tak Dianjurkan Minum Air Kelapa

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 2-3 Juni | Orang dengan Gangguan Kesehatan Tertentu yang Tak Dianjurkan Minum Air Kelapa

Tren
Amankah Tidur dengan Posisi Kepala, Badan, dan Kaki Tidak Sejajar?

Amankah Tidur dengan Posisi Kepala, Badan, dan Kaki Tidak Sejajar?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke