Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pilih Kardio atau Angkat Beban untuk Turunkan Berat Badan?

KOMPAS.com - Beberapa orang yang ingin menurunkan berat badan dihadapi dengan dua pilihan rumit, kardio atau angkat beban?

Latihan kardiovaskular dan angkat beban adalah dua jenis olahraga paling populer.

Keduanya berbeda secara intensitas, durasi, dan otot yang digunakan.

Untuk menurunkan berat badan, ada yang berpendapat bahwa latihan kardio jauh lebih efektif dibanding angkat beban.

Namun, ada juga yang mengatakan angkat beban lebih efektif untuk menurunkan berat badan.

Lalu, manakah yang lebih efektif untuk menurunkan berat badan?

Kardio bakar lebih banyak kalori per sesi

Dikutip dari Healthline, Kardio adalah latihan untuk meningkatkan detak jantung.

Jantung tersusun oleh otot-otot yang harus digerakkan agar semakin kuat.

Otot jantung yang kuat akan memompa darah lebih banyak dan lebih cepat ke seluruh tubuh.

Bersamaan dengan tersalurnya lebih banyak darah ke seluruh tubuh, oksigen yang diterima oleh sel-sel otot pun semakin melimpah. Inilah yang memungkinkan sel untuk membakar lemak lebih banyak.

Berdasarkan penelitian, semakin tinggi intensitas latihan kardio yang dilakukan, semakin besar pula kalori yang terbakar.

Misalnya, seseorang dengan berat badan 73 kg melakukan jogging selama 30 menit dengan kecepatan lari sedang, akan membakar sekitar 250 kalori.

Semakin cepat intensitas berlari, dengan durasi jogging yang sama, kalori yang terbakar bisa lebih banyak yakni 350 kalori.

Di sisi lain, jika melakukan latihan angkat beban dalam durasi yang sama yaitu 30 menit, kalori yang terbakar hanya sekitar 130-220 kalori.

Oleh karena itu, secara umum kardio lebih banyak membakar kalori per sesi latihan dibanding angkat beban.

Masih dari Healthline, meski angkat beban tidak membakar kalori sebanyak latihan kardio, tetapi angkat beban memiliki manfaat penting lainnya.

Angkat beban lebih efektif untuk membangun massa otot. Massa otot ini akan berpengaruh pada laju metabolisme istirahat.

Metabolisme istirahat merupakan energi yang dibutuhkan tubuh saat sedang beristirahat.

Jadi, saat tubuh beristirahat, pembakaran energi tetap berlangsung. Ini juga akan berdampak pada proses pembakaran kalori dan lemak.

Sebuah studi yang dilakukan untuk mengukur metabolisme istirahat, menunjukkan bahwa latihan beban pada pria dapat meningkatkan 9 persen metabolisme istirahat. Sementara pada wanita, terjadi peningkatan sekitar 4 persen.

Pada pria, peningkatan metabolisme istirahat sebanyak 9 persen, artinya membakar 140 kalori per hari. Sementara pada wanita, 4 persen berkisar 50 kalori per hari.

Meski angkanya kecil, angkat beban akan membantu meningkatkan metabolisme tubuh dari waktu ke waktu.

Kalori yang terbakar pun tidak hanya berlangsung saat melakukan angkat beban saja, tetapi juga setelahnya. Berbeda dengan kardio yang hanya membakar kalori saat sesi latihan berlangsung.

Konsisten adalah kunci

Kardio dan angkat beban sama-sama dapat membantu tubuh menjadi lebih sehat dan bugar.

Dilansir dari Kompas.com (8/2/2022), profesor asal California State University Andy Galpin mengatakan, menghilangkan lemak adalah hasil dari semua jenis olahraga.

Ia melanjutkan, olahraga terbaik untuk menghilangkan lemak adalah yang paling konsisten dilakukan.

“Kepatuhan dan upaya keras kita dalam berolahraga yang menentukan besarnya peluang untuk menurunkan berat badan,” ujar Galpin.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/02/25/070600065/pilih-kardio-atau-angkat-beban-untuk-turunkan-berat-badan-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke