KOMPAS.com - Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Maruli Simanjuntak resmi menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).
Hal itu diketahui berdasarkan Surat Keputusan nomor 66/I/2022 yang ditandatangani Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa tanggal 21 Januari 2022 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan Dalam Jabatan di Lingkungan TNI.
"Pengkostrad (dijabat oleh Mayjen TNI Maruli Simanjuntak)," kata Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen TNI Prantara Santosa dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (22/1/2022).
Diketahui, Maruli sebelumnya menjabat sebagai Pangdam IX/Udayana dan mantan Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspamres).
Ia menjadi Pangkostrad menggantikan Jenderal Dudung Abdurachman yang kini menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
Lantas, apa saja tantangan dan faktor terpilihnya Mayjen TNI Maruli Simanjuntak menjadi Pangkostrad?
Tugas hingga tantangannya
Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengatakan, secara umum, Pangkostrad memiliki tugas pokok membina kesiapan operasional jajaran komandonya dan menyelenggarakan operasi pertahanan keamanan tingkat strategis.
Adapun operasi pertahanan tersebut meliputi Operasi Militer Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP), sesuai dengan kebijaksanaan Panglima TNI.
Fahmi menambahkan, Pangkostrad bertanggung jawab menyelenggarakan dan melaksanakan fungsi utama dalam pengembangan kekuatan, pertempuran, dan administrasi.
Selain itu, melaksanakan fungsi organik militer baik intelijen, operasi dan latihan, pembinaan personel, logistik, dan teritorial serta fungsi organik pembinaan dalam perencanaan, pengendalian dan pengawasan.
"Dalam hal pembinaan kesiapan misalnya, Pangkostrad tentu harus mampu menjabarkan dan memastikan agar para prajuritnya, terutama yang diterjunkan ke daerah konflik, akan mampu sepenuhnya menjalankan strategi baru dalam penyelesaian masalah yang lebih mengutamakan pendekatan lunak, memiliki kesadaran, dan kepatuhan pada hukum serta mampu menjaga reputasi dan kehormatan TNI," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (23/1/2022).
Dia menjelaskan, Pangkostrad dalam menjalankan tugas pokok dan tanggung jawabnya, tentu harus menyesuaikan dan selaras dengan arah kebijakan Panglima TNI Andika Perkasa maupun KSAD Dudung Abdurrachman.
Apakah Maruli memenuhi kriteria sebagai Pangkostrad?
Fahmi mengatakan, terbitnya keputusan Panglima TNI tentang pemberhentian dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan TNI, telah mengakhiri segala polemik dan spekulasi terkait jabatan Pangkostrad.
Menurut dia, harus diakui bahwa pengisian jabatan strategis terutama yang penunjukannya harus melalui persetujuan Presiden, tentu tak terhindarkan dari dinamika politik.
"Namun yang terpenting adalah hal-hal yang bersifat politis seperti kedekatan dengan kekuasaan maupun kekuatan politik tertentu tidaklah menjadi pertimbangan utama," ujar Fahmi.
Panglima Kostrad, imbuhnya adalah jabatan bintang tiga dan memang bisa diisi sebagai jabatan promosi bagi perwira bintang dua.
"Nah dalam hal pengangkatan Maruli, baik dilihat dari sisi kebutuhan, kapabilitas, kekayaan pengalaman dan prestasi saya kira dia memenuhi kriteria itu," tambahnya.
Faktor kekerabatan dengan Presiden
Menurut Fahmi, Maruli bukanlah satu-satunya nama yang memenuhi kriteri dan layak mengisi jabatan Pangkostrad.
Namun, dari sekian banyak perwira yang layak, jabatan itu hanya bisa dipegang oleh salah satu dari mereka.
"Nah dalam hal ini, bisa saja faktor kekerabatan dan chemistry dengan Panglima Tertinggi (Presiden), menjadi nilai tambah bagi Maruli," ujar dia.
Nama Maruli, Fahmi melanjutkan, memang sudah populer sejak periode pertama Presiden Joko Widodo, dan banyak diprediksi akan menjadi salah satu bintang yang bersinar di tubuh TNI AD.
Selain itu, mutasi kali ini juga menunjukkan bahwa proses regenerasi kepemimpinan di tubuh TNI juga terus berjalan.
Ditandai dengan kehadiran tiga perwira bintang tiga baru dari alumni Akmil 1990-an, mulai dari I Nyoman Cantiasa, peraih Adhi Makayasa 1990, Agus Subiyanto alumni Akmil 1991, dan yang termuda Maruli Simanjuntak yang merupakan alumni Akmil 1992.
https://www.kompas.com/tren/read/2022/01/24/093000065/faktor-terpilihnya-maruli-simanjuntak-menjadi-pangkostrad-kekerabatan