Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kilang Pertamina Cilacap Terbakar, Pemasok 60 Persen BBM di Pulau Jawa

KOMPAS.com - Tangki berisi komponen produk Pertalite dengan kapasitas sekitar 31.000 kiloliter di PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit IV Cilacap terbakar pada Sabtu (13/11/2021) pukul 19.20 WIB.

Diberitakan Kompas.id, Minggu (14/11/2021), kebakaran hanya berselang lima bulan dari musibah serupa pada 11 Juni 2021.

Dalam insiden kali ini, tak ada korban jiwa, tetapi sedikitnya 80 warga sekitar mengungsi.

Direktur Utama PT KPI Djoko Priyono memastikan, kebakaran berhasil dipadamkan Minggu (14/11/2021) pukul 07.45 WIB.

"Dapat kami laporkan kebakaran tangki telah dipadamkan secara normal pukul 07.45 WIB. Dan kami menyatakan aman pukul 09.15 WIB," kata Djoko dikutip dari Kompas.com, Minggu (14/11/2021).

Berikut sejarah hingga potensi Refinery Unit IV Cilacap:

Kapasitas produksi terbesar

Dihimpun dari laman resmi Pertamina, Refinery Unit IV Cilacap merupakan salah satu dari 7 jajaran unit pengolahan di Tanah Air yang memiliki kapasitas produksi terbesar, yakni 348.000 barrel per hari, dan terlengkap fasilitasnya.

Pertamina menyatakan, kilang ini bernilai strategis karena memasok 34 persen kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) skala nasional atau 60 persen kebutuhan BBM di Pulau Jawa.

Selain itu, kilang Cilacap ini merupakan satu-satunya kilang di Indonesia yang saat ini memproduksi aspal dan base oil untuk kebutuhan pembangunan infrastruktur di dalam negeri.

Adapun kilang di Pertamina Refinery Unit IV Cilacap terdiri atas sebagai berikut:

Kilang minyak I

Kilang minyak I dibangun pada 1974 dengan kapasitas semula 100.000 barrel per hari, dan mulai beroperasi sejak diresmikan Presiden Soeharto pada 24 Agustus 1976.

Sejalan dengan peningkatan kebutuhan konsumen, pada 1998/1999 ditingkatkan kapasitasnya melalui Debottlenecking project sehingga menjadi 118.000 barrel per hari.

Kilang ini dirancang untuk memproses bahan baku minyak mentah dari Timur Tengah, dengan maksud selain mendapatkan BBM sekaligus untuk mendapatkan produk non BBM (NBM) bahan dasar minyak pelumas (lube oil base) dan aspal.

Pengolahan minyak dari Timur tengah bertujuan agar dapat menghasilkan bahan dasar pelumas dan aspal, mengingat karakter minyak dari dalam negeri tidak cukup ekonomis untuk produksi dimaksud.

Kilang minyak II

Sedangkan Kilang Minyak II ini dibangun pada 1981, dengan pertimbangan untuk pemenuhan kebutuhan BBM dalam negeri yang terus meningkat.

Kilang yang mulai beroperasi 4 Agustus 1983 setelah diresmikan Presiden Soeharto, memiliki kapasitas awal 200.000 barrel per hari.

Kemudian mengingat laju peningkatan kebutuhan BBM di Tanah Air, sejalan dengan proyek peningkatan kapasitas (debottlenecking) pada 1998/1999, kapasitasnya juga ditingkatkan menjadi 230.000 barrel per hari.

Kilang ini mengolah minyak "cocktail", yaitu minyak campuran, tidak saja dari dalam negeri, juga impor dari luar negeri.

Kilang Paraxylene

Kilang Paraxylene Cilacap dibangun pada 1988 dan beropersi setelah diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 20 Desember 1990.

Kilang ini menghasilkan produk NBM dan Petrokimia. Pertimbangan pembangunan Kilang ini didasarkan atas pertimbangan sejumlah hal, di antaranya:

Produk yang dihasilkan kilang Pertamina Cilacap

Aspal

Aspal diproduksi oleh Kilang LOC I/II/III, dihasilkan oleh jenis Crude Oil jenis Asphaltic berbentuk semisolid, bersifat Non Metalik, larut dalam CS2 (Carbon Disulphide), mempunyai sifat waterproofing dan adhesive.

Aspal ini dikemas dalam bentuk bulk (curah), drum. Untuk kebutuhan skala kecil telah disediakan aspal kemasan karton ukuran 5, 10, 20 dan 25 kilogram.

Di mana jenis produknya terdiri dari dua, yakni penetrasi 60/70 (60 Pen) dan penetrasi 80/100 (80 Pen).

Adapun aspal dari Pertamina digunakan untuk berbagai proyek di Indonesia, seperti pembuatan jalan dan landasan pesawat yang berfungsi sebagai perekat, bahan pengisian dan bahan kedap air.

Juga dapat digunakan sebagai pelindung/coating anti karat, isolasi listrik, kedap suara atau penyekat suara dan getaran bila dipakai untuk lantai.

Heavy Aromate

Heavy Aromate adalah produk sampingan dari Kilang PT Pertamina Refinery Unit IV Cilacap yang diproduksi oleh unit Naptha Hydro Treater. Kegunaannya sebagai bahan solvent.

Lube Base Oil

Lube Base Oil adalah bahan baku pelumas atau disebut pelumas dasar, diproduksi oleh MEK Dewaxing Unit (MDU) I, II, dan III di Kilang PT Pertamina Refinery Unit IV Cilacap. Lube Base Oil, diproduksi dalam bentuk cair.

Adapun jenis produknya adalah HVI - 60, HVI - 95, HVI - 160S, HVI - 160B, dan HVI - 650.

Kegunaannya sebagai bahan baku minyak pelumas berbagai jenis permesinan baik berat maupun ringan. Selain itu, lube base oil juga digunakan untuk bahan kosmetika.


Low Sulphur Waxy Residue

Low Sulphur Waxy Residue (LSWR) merupakan bottom produk yang diproduksi oleh Crude Distilasi Unit Kilang PT Pertamina Refinery Unit IV Cilacap.

Kegunaannya sebagai bahan baku untuk diproses lebih lanjut menjadi berbagai produk BBM dan NBM, disamping dapat dimanfaatkan sebagai pemanas di negara-negara bersuhu dingin.

Minarex

Minarex dihasilkan oleh Kilang minyak PT Pertamina Refinery Unit IV Cilacap untuk memenuhi kebutuhan proccessing oil pada industri barang karet, ban, dan tinta cetak.

Minarex sebagai proccessing aid sangat penting perannya dalam pembuatan komponen karet pada industri ban dan industri barang karet, yaitu memperbaiki proses penulakan dan pemekaran karet dan menurunkan kekentalan komponen karet.

Adapun jenis produknya adalah, Minarex A, Minarex B dan Minarex H. Minarex digunakan sebagai "pelarut" pada industri cetak, sehingga kualitas tinta menjadi lebih baik.

Paraffinic Oil

Paraffinic oil produksi Kilang PT Pertamina Refinery Unit IV Cilacap adalah proccessing oil dari jenis Paraffinic dengan komposisi Paraffinic Hydrocarbon, Nepthenic, dan sedikit Aromatic Hydrocarbon.

Di mana, jenis produknya adalah, Paraffinic Oil 60, Paraffinic Oil 95.

Adapun kegunaan Paraffinic oil pada umumnya digunakan sebagai proccessing oil pada produk karet yang berwarna terang yaitu sebagai bahan kimia pembantu pada industri penghasil barang karet seperti ban kendaraan bermotor, tali kipas, suku cadang kendaraan.

Proccessing oil dan extender untuk polymer karet alam dan karet sintesis. Serta base oil untuk tinta cetak

Toluene

Toluene diproduksi oleh Kilang Minyak PT Pertamina Refinery Unit IV Cilacap dalam bentuk cair.

Kegunaannya sebagai bahan baku TNT (Bahan Peledak), solvent, pewarna, pembuat resin. Juga untuk bahan parfum, pembuat plasticizer dan obat-obatan.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/11/14/170000065/kilang-pertamina-cilacap-terbakar-pemasok-60-persen-bbm-di-pulau-jawa

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke