Mahasiswa program studi D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Sekolah Vokasi UNS itu meninggal saat mengikuti Diklatsar Menwa UNS di kawasan Jurug, Minggu (24/10/2021).
Kepolisian Resor Kota (Polresta) Surakarta saat ini sedang mendalami penyebab kematian Gilang, termasuk untuk mengungkap apakah yang bersangkutan meninggal karena kekerasan.
Proses otopsi terhadap jenazah Gilang dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Moewardi, Surakarta, pada Senin (25/10/2021).
Sementara itu, kata kunci "Menwa" menduduki posisi teratas trending topic Twitter Indonesia hingga Selasa, (26/10/2021), menyusul ramainya perbincangan mengenai kematian Gilang.
Berikut sejumlah fakta yang berhasil dihimpun dari kasus kematian Gilang Endi saat mengikuti Diklatsar Menwa UNS:
1. Korban tidak memiliki riwayat penyakit
Diberitakan Kompas.com, Senin (25/10/2021), paman korban, Sutarno (40) mengatakan, kematian Gilang mengejutkan keluarga.
Pasalnya, Gilang dikenal sebagai pemuda yang suka berolahraga dan selama ini tidak memiliki riwayat penyakit.
"Dari kecil suka main bola," kata Sutarno.
Direktur Reputasi Akademik dan Kemahasiswaan UNS Sutanto juga mengatakan bahwa Gilang tidak memiliki riwayat penyakit saat mengikuti Diklatsar Menwa UNS.
"Kalau informasi awal itu dari yang saya ikut mendengar di sini tadi, dari pihak komandan batalyon di sini dan komandan menwa sampai komandan provosnya itu mengatakan bahwa yang bersangkutan tidak ada gejala-gejala kesehatan khusus, hanya kakinya kram," kata Sutanto, seperti diberitakan Kompas.com, Senin (25/10/2021).
2. Keluarga sebut jenazah korban terdapat lebam
Paman korban, Sutarno mengatakan pihak keluarga melihat ada bekas luka lebam dari jasad Gilang. Luka lebam itu ada di bagian pipi.
Selain itu, jasad korban juga mengeluarkan cairan bening.
"Mukanya lebam terus di pipinya kayak ada darah kering. Terus entah dari mana keluar cairan bening," kata Sutarno
Sutarno dan keluarga berharap, pihak kepolisian bisa mengusut secara tuntas dan mengungkap penyebab kematian Gilang.
"Keluarga tidak terima dengan kejadian ini. Pokoknya keluarga ingin tahu penyebab meninggalnya itu karena kecelakaan atau penganiayaan. Yang penting tahu penyebabnya," kata Sutarno.
3. Diklatsar berlangsung sembilan hari
Direktur Reputasi Akademik dan Kemahasiswaan UNS, Sutanto mengatakan, Diklatsar Menwa UNS diikuti 12 peserta.
Adapun Diklatsar berlangsung selama sembilan hari, mulai Sabtu (23/10/2021) dan dijadwalkan berakhir pada Minggu (31/10/2021).
"Kalau agendanya saya baca di-rundown mereka ya pendidikan dasar itu mulai dari orientasi lapangan, dimulai dari pengecekan kesehatan sudah, pengambilan helm, orientasi lapangan di depan GOR berjalan menuju Fakultas Teknik, menuju danau berhenti di jembatan. Tapi ada juga materi pada sore hari itu materi di markas sini dari pukul 15.30-17.00 WIB dan pukul 17.45-18.45 WIB isoma," kata Sutanto.
Sutanto mengatakan, jika nantinya ditemukan ada kesalahan standar operasional prosedur (SOP) terkait pelaksanaan kegiatan Diklatsar Menwa UNS, pihak kampus bakal mengambil langkah tegas.
"Kami shock betul dengan kejadian seperti ini. Kami turut berduka betul apalagi bisa merasakan sedihnya keluarga. Kalau memang ada yang salah prosedural nanti pasti kita akan melangkah lebih jelas untuk mengambil tindakan itu," tegas Sutanto.
4. Menunggu hasil otopsi
Kasat Reskrim Polresta Surakarta AKP Djohan Andika mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait kematian Gilang Endi.
Polisi juga masih melakukan otopsi terhadap jasad korban di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Moewardi Surakarta.
"Ini kita masih melakukan otopsi dulu," kata Johan
Djohan belum bisa menduga penyebab kematian korban karena masih menunggu hasil otopsi dari rumah sakit keluar.
5. Polisi periksa panitia
Diberitakan Kompas.com, Selasa (26/10/2021), Kasat Reskrim Polresta Surakrta AKP Djohan Andika mengatakan, ada enam orang saksi yang diperiksa terkait kematian Gilang Endi.
Djohan mengatakan, semua saksi yang diperiksa itu merupakan panitia dari Diklatsar Menwa UNS.
"Ada enam saksi kita periksa. Mereka dari panitia kegiatan," kata Djohan
Ia menambahkan, polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) korban mengikuti Diklatsar Menwa di Kawasan Jurug.
Polisi juga mengamankan barang bukti berupa pakaian yang dipakai korban saat mengikuti Diklatsar Menwa.
"Baju korban kita amankan," ujar Djohan.
(Sumber: Kompas.com/Kontributor Solo, Labib Zamani | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief, Donny Aprian, Khairina)
https://www.kompas.com/tren/read/2021/10/26/170000765/5-fakta-terkait-meninggalnya-mahasiswa-saat-diklatsar-menwa-uns