Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Studi Sebut Ada 200 Gejala Long Covid, Salah Satunya Masalah Memori

KOMPAS.com – Dalam beberapa kasus, infeksi Covid-19 dapat menimbulkan sindrom pasca Covid-19 atau long Covid.

Gejala long Covid bisa berbeda-beda. Peneliti mengatakan, kemungkinan ada sekitar 200 gejala long Covid, di antaranya adalah halusinasi dan penurunan ukuran penis atau testis.

Dilansir The Independent melalui Kompas.com (16/7/2021), sebuah studi baru oleh tim peneliti di University College London (UCL) menunjukkan, long Covid dapat menyebabkan lebih banyak gejala daripada yang telah diperkirakan.

Studi tersebut menghimpun data dari 3.762 orang yang berasal dari 56 negara hingga berhasil mendeteksi 203 gejala long Covid di 10 sistem organ tubuh.

“Seluruh tim peneliti adalah pasien long Covid. Itulah yang membuat kami unik dan memungkinkan kami mengidentifikasi gejala yang kurang diketahui publik yang dialami pasien long Covid,” ujar Hannah Davis, peneliti utama.

“Kebanyakan orang tidak menyadar seberapa panjang gejala Covid-19 yang multi-sistemik dan bagaimana sebagian besar pasien mengalami lusinan gejala di berbagai sistem organ,” imbuhnya.

Sebagai pasien long Covid, Davis mengatakan bahwa ia mengalami disfungsi kognitif yang buruk, kehilangan memori, dan takikardia postural atau denyut jantung super tinggi setelah berdiri.

Ia menjelaskan bahwa hingga saat ini belum ada biomarker (molekul yang mengonfirmasi keberadaan virus atau penyakit tertentu) untuk long Covid.

Meski menimbulkan banyak sekali gejala, menurut Davis, long Covid tetap bisa dikendalikan, mengingat banyak gejala baru yang dialami pasien, multi-sistemik dari gejala long Covid, dan gejala yang dapat dikenali, yang mana ini tidak umum pada penyakit lain.

Berikut adalah beberapa gejala long Covid yang berhasil diidentifikasi oleh tim peneliti dari UCL:

1. Kardiovaskular

Pembekuan darah, pingsan, tekanan darah tinggi atau rendah, vena menonjol atau meradang, detak jantung cepat.

2. Kulit

Gatal, kuku rapuh atau berubah warna, ruam, kulit mengelupas.

3. Gastrointestinal

Sembelit, diare, sakit perut, cepat kenyang, hilang nafsu makan, mual, dan muntah.

4. Kepala dan tenggorokan

Kelumpuhan atau mati rasa pada wajah, mata merah, sakit telinga dan mata, gangguan pendengaran, konjungtivitis, pilek, sakit tenggorokan, kehilangan penglihatan.

5. Sistem kekebalan

Muncul alergi baru, herpes zoster, perubahan kepekaa terhadap obat.

6. Sistem muskuloskeletal

Nyeri sendi dan nyeri otot yang dialami oleh 69,1 persen responden.

7. Paru-paru

Sulit bernapas, sesak napas, dan batuk

8. Reproduksi

Menstruasi yang sangat berat dan tidak teratur, penurunan ukuran penis atau testis, menopause dini, pendarahan pasca-menopause.

9. Emosi

Agresi, kemarahan, kecemasan, apatis, delusi, depresi, euforia, lekas marah, dan ketakutan.

10. Disfungsi kognitif

Kebingungan, sulit memecahan masalah, sulit fokus, sulit berpikir.

11. Halusinasi

Halusinsi visual, pendengaran, taktil, dan halusinasi lainnya.

12. Sistemik

Kelelahan, menggigil, berkeringat, demam, malaise pasca aktivitas, gula darah tinggi atau rendah.

13. Sakit kepala

Sakit kepala yang berkisar dari migrain hingga nyeri di pelipis, pangkal tengkorak, belakang mata, bahkan di seluruh kepala.

14. Masalah memori

Masalah memori jangka panjang dan pendek, termasuk lupa bagaimana melakukan rutinitas, dan kehilangan ingatan jangka pendek dialami oleh 64,8 persen responden.

15. Sensorimotor

Ketidakmampuan untuk menangis, menguap, pusing, neuralgia, mati rasa, kejang, tinitus, sensasi tekanan atau kehangatan otak, kepekaan terhadap kebisingan, kesemutan, dan tremor.

Sumber: Kompas.com (Bestari Kumala Dewi)

https://www.kompas.com/tren/read/2021/07/24/164500265/studi-sebut-ada-200-gejala-long-covid-salah-satunya-masalah-memori

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke