Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menkes Kaji Vaksin Sinovac-Pfizer Disebut untuk Anak dan Remaja

KOMPAS.com - Pandemi virus corona di Indonesia masih berlangsung. Selain menyerang usia dewasa, temuan kasus positif Covid-19 pada kelompok usia anak juga mengalami peningkatan signifikan.

Dalam laporan “Update Data Nasional dan Analisis Kasus Covid-19 pada Anak-anak” per 24 Juni 2020 oleh Satgas Penanganan Covid-19, proporsi yang terpapar di kelompok usia anak ini cukup besar.

Melansir pemberitaan Kontan (28/6/2021), dari total kasus Covid-19 di Indonesia, sebanyak 12,6 persen (250 ribu) berasal dari kelompok usia anak.

Proporsi terbesar berada pada kelompok usia 7-12 tahun (28,02 persen), diikuti oleh kelompok usia 16-18 tahun (25,23 persen) dan 13-15 tahun (19,92 persen).

Namun, berdasarkan persentase angka kematian, korban Covid-19 pada pada anak justru berada pada kelompok umur 0-2 tahun (0,81 persen), diikuti oleh kelompok usia 16-18 tahun (0,22 persen) dan 3-6 tahun (0,19 persen).

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa pemerintah melihat adanya gejala virus corona menginfeksi mereka yang berusia muda, seperti anak-anak dan remaja.

Pihaknya pun terus berupaya untuk mencegah dan menekan angka penularan virus corona bagi golongan usia muda.

Informasi itu disampaikannya melalui konferensi pers "Update Penanganan Covid-19" melalui akun YouTube Kemenkes pada Jumat (25/6/2021).

"Menang kita melihat ada gejala di usia muda masuk. Sekarang kita sedang melakukan penelitian bagaimana mengenai keparahannya, karena memang datanya di seluruh dunia, untuk usia di bawah 18 tahun itu 99 persen itu sembuh dibandingkan dengan usia di atas 18 tahun," ujar Budi dalam konpers.


Selain melakukan penelitian, Budi menyampaikan, pemerintah juga sedang mengkaji vaksin-vaksin mana saja yang sudah memiliki emergency used authorization (EUA) untuk usia muda.

Ia pun menyebut dua jenis vaksin yang bakal digunakan untuk vaksinasi anak-anak.

"Yang sudah kita amati ada dua, yang masuk dalam list. Satu adalah Sinovac yang bisa untuk 3-17 tahun, kemudian Pfizer untuk umur 12-17 tahun," kata dia.

"(Dua jenis) vaksin itu sudah keluar emergency used authorization-nya," lanjut dia.

Cara pemberian vaksin

Lantaran masih dalam proses pengkajian, Budi mengatakan, ia sudah berdiskusi dengan ahli-ahli dari negara lain terkait pemberian vaksin untuk remaja.

Menurutnya, tindakan ini dilakukan agar Indonesia bisa mengambil keputusan yang sama seperti negara-negara yang sudah memvaksin anak-anak dan remaja.

"Kita juga sudah melakukan studi, mudah-mudahan dalam waktu dekat kita bisa mengambil keputusan, di negara-negara lain seperti apa, bagaimana mereka melakukan treatment untuk pemberian vaksin untuk usia di bawah 18 tahun," katanya lagi.

Tak hanya itu, Budi juga berfokus pada kelompok mana yang divaksin oleh negara-negara tersebut.

Jika sudah memahami hal itu, Budi mengharapkan Indonesia bisa mengeluarkan keputusan yang komprehensif berdasarkan data-data yang ada, dan juga data-data di negara lain.

Kemudian, data EUA yang sudah diberikan terhadap perusahaan vaksin tersebut.

Rekomendasi BPOM

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menambahkan, vaksinasi untuk anak usia 12-17 tahun akan dimulai secepatnya.

Namun ia tidak merinci mengenai kapan waktu pasti pelaksanaan vaksinasi anak.

Saat ini, imbuhnya Kemenkes sedang mempersiapkan teknis pelaksanaan vaksinasi anak tersebut.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebelumnya telah merekomendasikan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) vaksin Sinovac untuk anak usia 12-17 tahun.

Rekomendasi tersebut tertuang dalam surat BPOM yang ditujukan kepada PT Bio Farma.

Surat rekomendasi itu dikeluarkan berdasarkan hasil rapat dengan Komite Nasional Penilai Khusus Vaksin Covid-19 yang diselenggarakan pada 26 Juni 2021.

Dalam surat yang dikeluarkan pada 27 Juni 2021 itu, BPOM menuliskan sejumlah pertimbangan hingga akhirnya vaksin itu dapat digunakan untuk anak usia 12-17 tahun.

BPOM juga menyarankan untuk melakukan uji klinik yang melibatkan jumlah subjek lebih banyak dan dilanjutkan secara bertahap menurut kelompok umur dimulai dari 6-11 tahun dan dilanjutkan dengan 3-5 tahun.

Keefektifan vaksin Sinovac dan Pfizer

Berdasarkan pemberitaan Kompas.com (24/3/2021), Vaksin Covid-19 CoronaVac telah mengumumkan bahwa vaksin Covid-19 mereka aman dan efektif untuk anak-anak usia 3-17 tahun.

Direktur Medis Sinovac, Gang Zeng menyampaikan, uji klinis tahap awal dan menengah dengan lebih dari 550 subyek menunjukkan, vaksin itu akan memicu respons kekebalan.

Seperti yang diketahui, anak-anak memang jauh lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan gejala parah Covid-19.

Namun, anak-anak masih berisiko terinfeksi dan dapat menyebarkan virus corona.

Pfizer

Mengutip Kompas.com (12/6/2021), Regulator Kesehatan Brasil, Anvisa, mengumumkan bahwa pihaknya telah menyetujui penggunaan vaksin Covid-19 Pfizer/BioNTech untuk anak-anak di atas usia 12 tahun.

Anvisa menyetujui tindakan tersebut setelah melihat penelitian, yang dilakukan di luar Brasil, yang menunjukkan keamanan dan kemanjuran vaksin untuk kelompok usia muda.

Dalam proses vaksinasi, penerima vaksin diminta untuk melakukan 2 kali penyuntikan vaksin agar timbul kekebalan tubuh yang lebih baik dalam mencegah Covid-19.

Diketahui, suntikan pertama vaksin Pfizer disebut dapat memberi perlindungan seseorang dengan Covid-19 sebesar 52,4 persen.

Adapun angka ini sudah tercapai bahkan 11 hari sebelum perlindungan sesungguhnya dihasilkan dari suntikan pertama.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/06/30/060500365/menkes-kaji-vaksin-sinovac-pfizer-disebut-untuk-anak-dan-remaja

Terkini Lainnya

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Tren
Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Tren
Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke