Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Update Corona Dunia 17 Mei: 3,3 Juta Orang Meninggal Dunia karena Covid-19

Hingga Senin (17/5/2021) pagi, berdasarkan data Worldometers, total kasus infeksi virus corona di seluruh dunia telah mencapai 163.694.333 kasus.

Dari jumlah itu, sebanyak 3.392.634 orang meninggal dunia, dan 142.144.554 orang dinyatakan pulih.

Amerika Serikat masih menjadi negara dengan angka kasus tertinggi sampai saat ini.

Berikut ini 10 negara dengan jumlah kasus infeksi virus corona terbanyak di dunia:

  1. Amerika Serikat: 33.712.810 kasus, 600.139 orang meninggal dunia, dan 27.133.557 orang pulih
  2. India: 24.964.925 kasus, 274.411 orang meninggal dunia, dan 21.167.609 orang pulih
  3. Brasil: 15.627.475 kasus, 435.751 orang meninggal dunia, dan 14.097.287 orang pulih
  4. Perancis: 5.877.787 kasus, 107.616 orang meninggal dunia, dan 5.116.786 orang pulih
  5. Turki: 5.117.374 kasus, 44.760 orang meninggal dunia, dan 4.947.256 orang pulih
  6. Rusia: 4.940.245 kasus, 115.871 orang meninggal dunia, dan 4.556.073 orang pulih
  7. Inggris: 4.450.777 kasus, 127.679 orang meninggal dunia, dan 4.277.207 orang pulih
  8. Italia: 4.159.122 kasus, 124.156 orang meninggal dunia, dan 3.706.084 orang pulih
  9. Spanyol: 3.604.799 kasus, 79.339 orang meninggal dunia, dan 3.297.340 orang pulih
  10. Jerman: 3.602.939 kasus, 86.731 orang meninggal dunia, dan 3.286.400 orang pulih

Cakupan vaksinasi

Program vaksinasi Covid-19 di berbagai negara telah dimulai, dengan masing-masing negara mencatatkan persentase cakupan vaksinasi yang berbeda-beda.

Israel menjadi negara terdepan dalam hal vaksinasi, dengan capaian 58,9 persen populasi telah menerima dua kali suntikan vaksin.

Disusul oleh Cile 39,2 persen, Bahrain 36,8 persen, Amerika Serikat 36,4 persen, kemudian Inggris 29 persen.

Berikut capaian vaksinasi tiap-tiap negara, berdasarkan data yang dihimpun Our World in Data hingga 15 Mei 2021:

Perkembangan pandemi di sejumlah negara

Berikut ini beberapa perkembangan terkait pandemi virus corona di sejumlah negara:

Singapura

Semua sekolah dasar dan menengah, serta perguruan tinggi junior dan Millenia Institute, akan beralih ke pembelajaran dari rumah mulai 19 Mei sampai 28 Mei 2021.

Aturan belajar dari rumah itu juga berlaku untuk siswa dari sekolah pendidikan khusus.

Menteri Pendidikan Singapuran Chan Chun Sing, Minggu (16/5/2021), mengatakan, pihak berwenang memahami bahwa peralihan ke pembelajaran berbasis rumah dapat menyebabkan kecemasan pada orangtua.

"Tapi kami ingin meyakinkan semua orangtua dan siswa, bahwa MOE (Kementerian Pendidikan) akan terus memberikan dukungan penuh kepada sekolah, serta para guru dan orang tua yang membutuhkan bantuan untuk melakukan penyesuaian ini," kata Chun Sing.

Pemberlakuan belajar dari rumah diterapkan setelah beberapa siswa SD dinyatakan positif Covid-19 dalam beberapa hari terakhir. Sebagian besar infeksi terkait dengan pusat pendidikan.

Pelonggaran tersebut merupakan yang pertama dalam beberapa bulan terakhir.

Larangan liburan ke luar negeri juga dicabut, dengan perjalanan sekarang dimungkinkan ke beberapa negara dengan tingkat infeksi rendah.

Kendati demikian, pelonggaran sejumlah pembatasan di Inggris itu masih dibayangi dengan ancaman penyebaran varian virus corona B.1.617.2, yang pertama kali terdeteksi di India.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson meminta penduduk Inggris untuk tetap waspada meski pemerintah telah melonggarkan sejumlah pembatasan.

"Kami mengawasi dengan ketat penyebaran varian virus yang pertama kali terdeteksi di India, dan akan mengambil langkah cepat ketika tingkat infeksi meningkat," kata Johnson.

"Saya mengimbau semua orang untuk tetap waspada dan bertanggungjawab ketika menikmati pelonggaran ini, demi menghindari penularan virus," lanjut dia.

Kasus-kasus Covid-19 yang terkait dengan varian baru dilaporkan mengalami peningkatan di Inggris.

Menteri Kesehatan Matt Hancock mengatakan, varian B.1.617.2 lebih mudah ditularkan, dan kemungkinan akan menjadi varian dominan di Inggris.

Pada Jumat (14/5/2021), Kementerian Kesehatan Nepal mengonfirmasi lebih dari 8.000 kasus Covid-19 dalam sehari.

Lukas Furtenbach, pendiri dan pemilik Furtenbach Adventures, mengatakan, pembatalan pendakian dilakukan karena alasan keselamatan.

"Kami membatalkan pendakian hari ini karena alasan keselamatan yang disebabkan oleh situasi Covid-19. Kami tidak ingin memberangkatkan pendaki atau sherpa, karena mereka bisa jatuh sakit di ketinggian sana dan meninggal," kata Furtenbach dalam keterangan resmi kepada CNN.

Furtenbach mengatakan, dalam beberapa hari terakhir, jumlah orang yang terinfeksi virus corona di base camp Everest meningkat secara masif.

Pendaki lain, Pawel Michalski, mengatakan, situasi Covid-19 di Nepal sangat mengkhawatirkan dan memengaruhi pendakian.

"Bisa saja mereka menutup base camp karena situasi tersebut," kata Michalski.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/05/17/093407265/update-corona-dunia-17-mei-33-juta-orang-meninggal-dunia-karena-covid-19

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke