Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Antisipasi Ledakan Kasus Pasca-wisata Lebaran, Ini Saran Epidemiolog

KOMPAS.com - Tak ditutupnya lokasi wisata pada masa libur Lebaran 2021 menimbulkan kekhawatiran atas situasi pandemi Covid-19 di Tanah Air.

Meski pemerintah melarang mudik Lebaran pada 6-17 Mei 2021 untuk mencegah  mobilitas masyarakat yang dapat menjadi pemicu penularan Covid-19, namun pembukaan tempat wisata ternyata juga menghasilkan efek yang tidak diharapkan.

Masyarakat yang tidak diizinkan mudik akhirnya beralih berkunjung ke tempat-tempat wisata, terbukti dari adanya peningkatan jumlah wisatawan selama libur Lebaran.

Sejumlah lokasi wisata penuh sesak oleh pengunjung. Hal ini membuat protokol kesehatan tak bisa dijalankan dengan maksimal.

Merespons fenomena itu, pemerintah provinsi, seperti DKI Jakarta dan Jawa Barat, akhirnya memutuskan menutup tempat wisata, setelah melakukan evaluasi dari pantauan jumlah wisatawan selama libur Lebaran.

Kerumunan masyarakat yang tercipta dari pembukaan tempat wisata dikhawatirkan dapat menjadi pemicu terjadinya penularan kasus-kasus baru Covid-19.

Apa yang harus dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi potensi ledakan kasus Covid-19 pasca-libur Lebaran?

Indonesia belum belajar dari pengalaman tahun lalu

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, Indonesia masih belum belajar dari upaya pengendalian pandemi saat Lebaran tahun lalu.

Dicky menyebutkan, pengendalian pandemi yang lemah pada libur Idul Fitri 2020 berdampak signifikan terhadap kenaikan kasus Covid-19 harian pada saat itu.

Dia mengatakan, pasca Idul Fitri 2020, terjadi peningkatan kasus harian hingga mencapai 93 persen. Angka kematian mingguan juga meningkat sampai 66 persen.

"Itu tahun lalu ya. Di mana situasi pandemi kita itu belum 'sematang' saat ini. Saat ini jauh lebih 'matang'. Lebih banyak klaster yang tidak bisa kita identifikasi. Lebih banyak orang yang membawa virus tidak bisa kita identifikasi," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Minggu (16/5/2021).

Menurut Dicky, ancaman Covid-19 pada tahun 2021 ini jauh lebih besar ketimbang tahun lalu, terutama dengan adanya penyebaran varian baru virus corona yang lebih cepat menular.

"Ini berdampak serius pada peningkatan angka reproduksi (virus), yang artinya peningkatan kasus orang yang terinfeksi ini akan lebih banyak, dan pada gilirannya nanti orang yang sakit parah juga akan banyak, dan yang meninggal juga akan banyak," ujar Dicky.

Tutup semua tempat wisata

Menanggapi keramaian wisatawan di sejumlah tempat saat libur Lebaran baru-baru ini, Dicky mengatakan, pemerintah harus mencegah terjadinya perburukan situasi pandemi Covid-19 dengan melakukan tindakan tegas, yakni menutup semua tempat wisata.

Dia menyebutkan, jika pengelola tempat wisata tidak mampu melakukan screening terhadap calon wisatawan, maka tempat wisata seharusnya tidak diberi izin beroperasi.

"Kembali, ketegasan dari awal ini yang harus kita perbaiki. Respons cepat, tepat, yang kuat dan konsisten, itu yang menjadi PR kita selama setahun ini, yang harus kita perbaiki," kata Dicky.

8 poin tindakan merespons libur Lebaran 2021

Merespons fenomena libur Lebaran 2021, Dicky mengusulkan 8 poin tindakan yang bisa diambil pemerintah sebagai antisipasi terhadap potensi perburukan situasi Covid-19.

Kedelapan langkah itu adalah:

https://www.kompas.com/tren/read/2021/05/16/193000365/antisipasi-ledakan-kasus-pasca-wisata-lebaran-ini-saran-epidemiolog

Terkini Lainnya

6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

Tren
Bolehkah Memakai 'Pimple Patch' Lebih dari Sekali?

Bolehkah Memakai "Pimple Patch" Lebih dari Sekali?

Tren
Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Tren
Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Tren
Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Tren
Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Tren
2 Cara Indonesia Lolos Olimpiade 2024 Paris

2 Cara Indonesia Lolos Olimpiade 2024 Paris

Tren
Pertandingan Timnas Indonesia Vs Irak Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Timnas Indonesia Vs Irak Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Penjelasan Wakil Wali Kota Medan soal Paman Bobby Jadi Plh Sekda

Penjelasan Wakil Wali Kota Medan soal Paman Bobby Jadi Plh Sekda

Tren
Daftar Juara Piala Thomas dan Uber dari Masa ke Masa, Indonesia dan China Mendominasi

Daftar Juara Piala Thomas dan Uber dari Masa ke Masa, Indonesia dan China Mendominasi

Tren
Video Viral Pria Ditusuk hingga Meninggal karena Berebut Lahan Parkir, Ini Kata Polisi

Video Viral Pria Ditusuk hingga Meninggal karena Berebut Lahan Parkir, Ini Kata Polisi

Tren
Ramai soal Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Ini Alasan KIPK Bisa Dicabut

Ramai soal Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Ini Alasan KIPK Bisa Dicabut

Tren
Ramai Dibicarakan, Apa Itu KIP Kuliah? Berikut Syarat, Keunggulan, dan Jangka Waktunya

Ramai Dibicarakan, Apa Itu KIP Kuliah? Berikut Syarat, Keunggulan, dan Jangka Waktunya

Tren
Terungkap, Begini Kronologi Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang

Terungkap, Begini Kronologi Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang

Tren
Buku-buku Kuno Memiliki Racun dan Berbahaya jika Disentuh, Kok Bisa?

Buku-buku Kuno Memiliki Racun dan Berbahaya jika Disentuh, Kok Bisa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke