Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Besaran Insentif Tenaga Kesehatan selama Pandemi Covid-19

KOMPAS.com - Pemerintah telah menetapkan besaran dan kriteria pemberian insentif bagi tenaga kesehatan pada 2021.

Besaran insentif bagi tenaga kesehatan ditetapkan dalam Surat Menteri Keuangan Nomor 113 tahun 2021.

Plt Kepala Badan Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Kemenkes, dr. Kirana Pritasari, MQIH mengatakan bahwa tahun ini insentif dikirimkan langsung ke rekening tenaga kesehatan.

"Untuk 2021 ini insentif diberikan langsung ke rekening tenaga kesehatan," kata Kirana, dalam konferensi pers virtual, Selasa (20/4/2021).

Besaran insentif

Berdasarkan Surat Menteri Keuangan Nomor 113 tahun 2021, besaran insentif yang diberikan untuk tenaga kesehatan, yaitu:

Dana insentif yang diberikan bersumber dari APBN dan APBD. Disebutkan, besaran insentif tersebut adalah jumlah insentif maksimal yang diberikan.

"Di sini pengaturannya adalah menjadi batas tertinggi, jadi bukan besaran itu yang akan diterima oleh tenaga kesehatan, tetapi menjadi batas tertinggi selama mereka memberikan pelayanan," jelas kirana.

Pemberian insentif juga akan dihitung berdasarkan rasio pasien yang dilayani oleh tenaga kesehatan. Sementara itu, santunan kematian bagi tenaga kesehatan diberikan sebesar Rp 300 juta.

Kriteria penerima insentif tenaga kesehatan

Adapun insentif diberikan kepada tenaga kesehatan, dengan kriteria sebagai berikut:

1. Rumah sakit

Tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan di ruang isolasi, HCU, ICU, ICCU, ruang IGD, IGD triase dan ruang lain yang digunakan untuk pelayanan pasien Covid-19

Besaran yang diberikan sesuai dengan golongan tenaga kesehatan.

2. Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)

Insentif diberikan kepada tenaga kesehatan yang melakukan pengambilan spesimen (swab) terkonfirmasi terhadap setiap orang yang melalui bandara, pelabuhan dan lintas batas negara

Insentif yang diberikan paling tinggi sebanyak Rp 5 juta.

3. Wisma karantina

Pemberian insentif juga ditujukan bagi tenaga kesehehatan di wisma karantina yang telah ditunjuk Menteri Kesehatan.

Insentif diberian kepada tenaga kesehatan yang melayani atau mendukung penanggulangan Covid-19

Insentif yang diberikan paling tinggi sebesar Rp 5 juta.

4. BTKL-PP

Insentif juga diberikan kepada tenaga kesehatan di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit (BTKL-PP) atau BBTKL-PP.

Tenaga kesehatan yang mengambil spesimen (swab) Covid-19 dan memeriksa spesimen terkonfirmasi maka diberian insentif maksimal Rp 5 juta.

Jumlah yang sama juga diberikan bagi tenaga lain yang memastikan spesimen terkonfirmasi Covid-19.

Khusus bagi tenaga kesehatan atau tenaga lain dengan jenjang pendidikan S3, dokter spesialis psikolgi klinik atau dokter spesialis mikrobiologi klinik, maka insentif diberikan maksimal Rp 15 juta.

5. Laboratorium

Insentif diberikan kepada tenaga kesehatan dan tenaga lain yang bertugas di laboratorium yang ditetapkan Kemenkes dan pemerintah daerah.

Bagi mereka yang bertugas memeriksa spesimen akan diberikan insentif maksimal Rp 5 juta adn Rp 15 juta bagi yang bergelar S3 tau dokter spesialis.

Kriteria layanan kesehatan

Insentif tenaga kesehatan ini diberikan hanya bagi layanan dan institusi kesehatan yang memenuhi kriteria.

Kriteria yang dimaksud, yaitu rumah sakit (RS) yang memiliki pelayanan Covid-19, meliputi:

Kirana menjelaskan bahwa tenaga kesehatan yang berhak menerima insentif adalah mereka yang rentan terhadap penularan Covid-19.

"Yang berhak tenaga kesehatannya mendapatkan insentif adalah fasyankes yang tenaga kesehatannya memiliki risko keterpaparan terhadap Covid-19. Jadi tidak semua rumah sakit mendapatkan," imbuh Kirana.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/04/21/173000465/besaran-insentif-tenaga-kesehatan-selama-pandemi-covid-19

Terkini Lainnya

Pemadanan NIK Jadi NPWP, Ini yang Perlu Dipahami

Pemadanan NIK Jadi NPWP, Ini yang Perlu Dipahami

Tren
Usai Gelar Pesta Pranikah Mewah Anaknya, Mukesh Ambani Tak Lagi Jadi Orang Terkaya Asia

Usai Gelar Pesta Pranikah Mewah Anaknya, Mukesh Ambani Tak Lagi Jadi Orang Terkaya Asia

Tren
Jalan Kaki 30 Menit Membakar Berapa Kalori?

Jalan Kaki 30 Menit Membakar Berapa Kalori?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 3-4 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 3-4 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 2-3 Juni | Orang dengan Gangguan Kesehatan Tertentu yang Tak Dianjurkan Minum Air Kelapa

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 2-3 Juni | Orang dengan Gangguan Kesehatan Tertentu yang Tak Dianjurkan Minum Air Kelapa

Tren
Amankah Tidur dengan Posisi Kepala, Badan, dan Kaki Tidak Sejajar?

Amankah Tidur dengan Posisi Kepala, Badan, dan Kaki Tidak Sejajar?

Tren
Parade 6 Planet 3 Juni 2024, Bisa Dilihat Jam Berapa?

Parade 6 Planet 3 Juni 2024, Bisa Dilihat Jam Berapa?

Tren
Kemenag Siapkan 300 Kuota Jemaah Haji untuk Ikuti Safari Wukuf

Kemenag Siapkan 300 Kuota Jemaah Haji untuk Ikuti Safari Wukuf

Tren
Produk yang Tidak Harus Menyertakan Sertifikasi Halal, Apa Saja?

Produk yang Tidak Harus Menyertakan Sertifikasi Halal, Apa Saja?

Tren
Kisah Penerjunan Kucing dengan Parasut, Berjasa Basmi Tikus di Kalimantan

Kisah Penerjunan Kucing dengan Parasut, Berjasa Basmi Tikus di Kalimantan

Tren
Sepanjang Mei, Ada 4 Aturan Baru Pemerintah yang Tuai Kegaduhan Publik

Sepanjang Mei, Ada 4 Aturan Baru Pemerintah yang Tuai Kegaduhan Publik

Tren
Cincin Emas Berusia 2.300 Tahun Ditemukan di Tempat Parkir Yerusalem

Cincin Emas Berusia 2.300 Tahun Ditemukan di Tempat Parkir Yerusalem

Tren
Daftar Ormas Keagamaan yang Kini Bisa Kelola Lahan Tambang Indonesia

Daftar Ormas Keagamaan yang Kini Bisa Kelola Lahan Tambang Indonesia

Tren
Buku Karya Arthur Conan Doyle di Perpustakaan Finlandia Baru Dikembalikan setelah 84 Tahun Dipinjam, Kok Bisa?

Buku Karya Arthur Conan Doyle di Perpustakaan Finlandia Baru Dikembalikan setelah 84 Tahun Dipinjam, Kok Bisa?

Tren
8 Fenomena Astronomi Sepanjang Juni 2024, Ada Parade Planet dan Strawberry Moon

8 Fenomena Astronomi Sepanjang Juni 2024, Ada Parade Planet dan Strawberry Moon

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke