Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Negara-negara dengan Waktu Puasa Tercepat dan Terlama di Dunia, Bagaimana dengan Indonesia?

KOMPAS.com - Umat Islam di dunia mulai melaksanakan ibadah puasa Ramadhan 1442 Hijriah atau 2021 Masehi.

Di Indonesia, ibadah puasa Ramadhan 1442 Hijiriah dilaksanakan mulai Selasa, (13/4/2021) selama 30 hari ke depan.

Rata-rata lama waktu puasa di kisaran 12-13 jam saja, tetapi tahukah bahwa ada negara-negara dengan lama waktu puasa tercepat sampai 11 jam dan terlama sampai 18 jam.

Hal ini karena dipengaruhi perbedaan letak geografis, sehingga waktu terbit fajar dan terbenam matahari juga berbeda.

Berikut ini daftar negara dengan lama waktu puasa terpanjang dan terpendek di dunia, serta perbandingannya dengan Indonesia.

Negara dengan waktu puasa terpanjang

Melansir Aljazeera, Rabu (7/4/2021), Ramadhan 2021 ini, mereka yang tinggal negara-negara bagian utara bumi akan menjalani waktu puasa lebih panjang, ketimbang mereka yang tinggal di selatan.

Tanggal 12 Mei 2021, merupakan hari ketika umat Islam di beberapa negara utara harus menjalani puasa dengan durasi waktu yang sangat panjang.

Paling lama adalah Greenland dengan waktu puasa mencapai 19 jam 57 menit.

Berikut daftar negara-negara dengan waktu terpanjang:

Negara dengan waktu puasa terpendek

Masih dari Aljazeera, muslim yang tinggal di negara-negara sisi selatan bumi akan menjalani puasa dengan durasi yang lebih pendek ketimbang saudara mereka di utara.

Tanggal 12 Mei 2021, merupakan hari ketika umat Islam di beberapa negara selatan menjalani puasa dengan durasi waktu terbilang singkat.

Paling pendek adalah Selandia Baru dengan waktu puasa sekitar 11 jam 20 menit.

Berikut daftar negara-negara dengan waktu puasa terpendek:

Lama puasa di Indonesia

Nuuk di Greenland memiliki lama waktu puasa terpanjang dan Christchurch di Selandia Baru dengan lama waktu terpendek. Bagaimana dengan Indonesia?

Pada Ramadhan 1442 H, muslim di Indonesia rata-rata berpuasa selama 12 sampai 13 jam saja.

Mengutip Kompas.com, Selasa (13/4/2021) astronom amatir Marifin Sudibyo,menjelaskan, penyebab terjadinya durasi puasa yang berbeda-beda antar negara.

Dia menjelaskan, puasa dimulai saat cahaya fajar astronomis muncul di kaki langit timur dan berakhir ketika piringan teratas Matahari meninggalkan garis kaki langit barat atau terbenam sempurna.

Namun, kedudukan Matahari berbeda-beda mengikuti gerak semu tahunannya, sehingga durasi puasa di seluruh dunia pun berbeda-beda tergantung kedudukan garis lintangnya.

Indonesia yang berada di kawasan tropis tidak terlalu terpengaruh oleh fenomena ini, karena kedudukan Matahari yang mengalami gerak semu tahunan di antara garis balik utara (lintang 23,5 LU) hingga garis balik selatan (lintang 23,5 LS).

Namun, lain ceritanya dengan negara-negara di kawasan subtropis. Durasi puasa jadi berbeda-beda seiring peningkatan garis lintang.

Martin mengatakan, durasi puasa terpanjang bagi kawasan subtropis terjadi pada puncak musim panas, di mana bagi belahan Bumi utara, semakin mendekat ke arah kutub utara, maka durasi puasa akan semakin panjang.

Hal yang sama berlaku pula bagi belahan Bumi selatan.

"Sebaliknya durasi puasa terpendek terjadi pada puncak musim dingin, di mana bagi belahan Bumi utara, semakin mendekat ke arah kutub utara, maka durasi puasa akan semakin pendek. Hal yang sama berlaku pula bagi belahan Bumi selatan,” kata Martin.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/04/13/173000765/negara-negara-dengan-waktu-puasa-tercepat-dan-terlama-di-dunia-bagaimana

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke