Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Belanda Teliti Konser Musik di Tengah Pandemi dengan Lebih dari 1.000 Orang

Konser ini sengaja diadakan pada Sabtu (20/3/2021), di sebuah kota kecil di Biddinghuizen, Belanda.

Konser musik bertajuk Festival Back to Live tersebut bukan konser musik biasa, tetapi diadakan sebagai bagian dari proyek penelitian yang telah disetujui oleh Pemerintah Belanda.

Melansir DW, melalui konser tersebut, peneliti ingin mengetahui apakah acara berskala besar tetap bisa diadakan selama pandemi, dan jika bisa bagaimana cara yang tepat.

Tetap dilakukan tes

Dalam penelitian tersebut, mereka yang menghadiri konser itu diukur suhu tubuhnya di lokasi masuk festival dan harus menunjukkan tiket masuk beserta hasil tes PCR negatif.

Selain itu, mereka diberi sensor yang dikenakan di leher untuk melacak pergerakan.

Ketika para peserta sudah memenuhi syarat tersebut, maka mereka bisa mengikuti konser musik.

“Kami sangat senang akhirnya bisa berada di sini," kata Lara, salah seorang peserta dalam konser musik itu.

"Sungguh menakjubkan bahwa saya diminta bermain. Saya benar-benar tidak sabar," kata dia.

"Saya benar-benar tidak percaya ketika mereka meminta saya untuk melakukannya, apakah itu benar-benar akan terjadi?" ujar DJ Reiner Zonneveld, yang telah lama tak tampil karena pandemi.

Proyek percontohan

Festival tersebut adalah yang ketujuh dari eksperimen yang disebut Fiedlab.

Fiedlab adalah sebuah eksperimen yang diselenggarakan bersama Pemerintah Belanda dan para stakeholder di negara itu. 

Tujuan eksperimen ini untuk melihat bagaimana konser, pertunjukan teater, dan acara olahraga bisa diselenggarakan secara aman selama pandemi.

Manajer Program Pieter Lubberts menjelaskan, dua pekan sebelumnya juga diadakan pseta dansa yang digelar secara tertutup dengan membagi peserta menjadi enam kelompok.

Satu kelompok diberi masker, sedangkan orang-orang di tempat lain diizinkan bergerak bebas.

Selanjutnya, peneliti mengamati tingkah laku dan mencatat perbedaan dinamika kelompok dan membandingkannya.

Sementara itu, pada uji coba konser di Biddinghuizen, para pengunjung festival harus menggunakan masker dan sensor untuk melacak jarak dan lama berhubungan dengan orang lain.

Akan tetapi, para peserta segera melepas maskernya saat acara berlangsung. Selain itu, pada uji coba ini, peserta tidak dibagi per kelompok.

"Semua 1.500 peserta secara teoritis dapat melakukan kontak satu sama lain. Tetapi apa yang kami lihat dalam jenis acara lain adalah bahwa biasanya kelompok kecil dan mereka tetap dalam kelompok kecil itu," kata Andreas Voss, profesor pengendalian infeksi di Universitas Radboud, Nijmegen, yang menjadi bagian dari penelitian ini.

Lima hari setelah acara, para peserta konser diuji. Sejauh ini, dari enam acara pertama menunjukkan hasil yang menggembirakan.

"Dari lebih dari 6.000 orang yang menghadiri acara ini, sejauh ini, kami hanya menemukan lima orang yang mungkin terinfeksi selama atau sekitar waktu acara," kata Voss.

Meski demikian, hasil tersebut masih perlu diuji lagi. Mengutip Euro Mews, Fiedlab akan mempublikasikan hasil akhir penelitian ini pada April mendatang.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/03/25/112200265/belanda-teliti-konser-musik-di-tengah-pandemi-dengan-lebih-dari-1.000-orang

Terkini Lainnya

Sumur Tua Berusia 3.000 Tahun Ditemukan di Jerman, Simpan 'Harta Karun'

Sumur Tua Berusia 3.000 Tahun Ditemukan di Jerman, Simpan 'Harta Karun'

Tren
Gempa Berkekuatan M 4,2 Guncang Bandung, Ini Daerah yang Merasakan

Gempa Berkekuatan M 4,2 Guncang Bandung, Ini Daerah yang Merasakan

Tren
Gempa Berkekuatan M 4,2 Guncang Kabupaten Bandung, Jawa Barat

Gempa Berkekuatan M 4,2 Guncang Kabupaten Bandung, Jawa Barat

Tren
Berapa Kali BPJS Kesehatan Bisa Digunakan untuk Mengakses Layanan Rumah Sakit dalam Sehari?

Berapa Kali BPJS Kesehatan Bisa Digunakan untuk Mengakses Layanan Rumah Sakit dalam Sehari?

Tren
Mengintip Surat Terakhir George Mallory, Ditulis 100 Tahun Lalu Sebelum 'Ditelan' Everest

Mengintip Surat Terakhir George Mallory, Ditulis 100 Tahun Lalu Sebelum "Ditelan" Everest

Tren
Resmi, Inilah Harga BBM Pertamina per 1 Mei 2024

Resmi, Inilah Harga BBM Pertamina per 1 Mei 2024

Tren
Kisah Petugas Kebersihan Pesawat Jadi Pilot di Nigeria, Penantian 24 Tahun Terwujud

Kisah Petugas Kebersihan Pesawat Jadi Pilot di Nigeria, Penantian 24 Tahun Terwujud

Tren
Menakar Peluang Indonesia Vs Irak pada Perebutan Peringkat Ketiga Piala Asia U23 2024...

Menakar Peluang Indonesia Vs Irak pada Perebutan Peringkat Ketiga Piala Asia U23 2024...

Tren
Amankah Berolahraga Saat Perut Kosong? Kenali Potensi Risikonya Berikut Ini

Amankah Berolahraga Saat Perut Kosong? Kenali Potensi Risikonya Berikut Ini

Tren
Arab Saudi Dilanda Hujan Lebat, Banjir Menerjang Madinah

Arab Saudi Dilanda Hujan Lebat, Banjir Menerjang Madinah

Tren
Aliran Uang Kementan untuk Kebutuhan Pribadi SYL, dari Sunat Cucu hingga Hadiahi Mobil Anak

Aliran Uang Kementan untuk Kebutuhan Pribadi SYL, dari Sunat Cucu hingga Hadiahi Mobil Anak

Tren
45 Kata-kata Selamat Hari Buruh 2024, Bakar Semangat Para Pekerja

45 Kata-kata Selamat Hari Buruh 2024, Bakar Semangat Para Pekerja

Tren
Mengapa 1 Mei Diperingati sebagai Hari Buruh Internasional? Berikut Latar Belakangnya

Mengapa 1 Mei Diperingati sebagai Hari Buruh Internasional? Berikut Latar Belakangnya

Tren
4 Suplemen untuk Menambah Nafsu Makan, Apa Saja?

4 Suplemen untuk Menambah Nafsu Makan, Apa Saja?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 1-2 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 1-2 Mei 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke