KOMPAS.com - Inisiatif global untuk memastikan vaksin Covid-19 bagi seluruh negara di dunia atau Covid-19 Vaccines Global Acces (Covax) terus berlanjut.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan laporan skema Covax yang telah berjalan sejauh ini, melalui pertemuan media virtual pada Jumat (26/2/2021).
Covax merupakan program WHO untuk mengupayakan keadilan dan pemerataan distribusi vaksin Covid-19, terutama untuk negara berpenghasilan rendah.
"Saya ingin berterima kasih kepada mitra Covax kami di Gavi, CEPI dan UNICEF, yang telah membantu membawa kami ke titik ini, dan Negara Anggota yang telah menyediakan sumber daya," kata Tedros.
Sebanyak 600.000 dosis vaksin AstraZeneca/Oxford yang dilisensikan kepada Serum Institute of India telah tiba di Accra, Ghana.
Ini menandai dimulainya pengadaan dan operasi pasokan vaksin terbesar dalam sejarah.
Pada akhir 2021, rencananya Covax akan menyalurkan hampir 2 miliar dosis ke lebih dari 90 negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Inisiatif sempat terhambat oleh pasokan global yang sangat terbatas serta masalah logistik yang menyebabkan vaksinasi tertinggal secara global.
Setelah Ghana, pengiriman vaksin dari Covax rencananya akan dilanjutkan ke Abidjan, Pantai Gading di pekan yang sama.
Ini membuka jalan bagi negara Afrika Barat untuk mememulai kampanye vaksinasi pada Senin, 1 Maret 2021 mendatang.
Melansir Aljazeera, Jumat (26/2/2021), Menteri Kesehatan Pantai Gading, Eugene Aka Aouele mengatakan tahap pertama akan menargetkan tenaga kesehatan, pasukan pertahanan dan keamanan, serta staf pengajar di Abidjan, tempat 95 persen kasus negara telah tercatat.
Vaksinasi tahap pertama di pantai Gading akan menargetkan lebih dari 250.000 orang. Adapun jumlah populasi Pantai Gading mencapai lebih dari 25 juta penduduk.
Peringatan bagi negara maju
WHO berencana mengirimkan pasokan lebih ke banyak negara dalam beberapa minggu mendatang.
"Kami telah membuat kemajuan. Tapi kemajuan itu rapuh. Kita perlu mempercepat pasokan dan distribusi vaksin, dan kita tidak dapat melakukannya jika beberapa negara terus mendekati produsen yang memproduksi vaksin yang diandalkan Covax," ujar Tedros.
Ia menilai, monopoli produsen vaksin Covid-19, akan melemahkan skema Covax, merampas hak pekerja kesehatan, dan mengancam keselamatan orang-orang yang rentan di seluruh dunia.
"Saya sangat memahami bahwa semua pemerintah memiliki kewajiban untuk melindungi rakyatnya sendiri.
Tetapi cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan menekan virus di mana-mana pada saat yang bersamaan," imbuh Tedros.
https://www.kompas.com/tren/read/2021/02/28/090500365/negara-yang-telah-menerima-skema-covax-who-mana-saja-