KOMPAS.com - Gunung Merapi pada pekan ini masih mengeluarkan tanda-tanda terjadinya aktivitas vulkanik.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida menyampaikan, Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas guguran pada Rabu (27/1/2021) pukul 06.53 WIB.
Awan panas ini, imbuhnya tercatat dengan amplitudo 39 mm dan durasi 125 detik.
"Terjadi awan panas guguran di Gunung Merapi tanggal 27 Januari 2021 pukul 06.53 WIB. Awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 39 mm dan durasi 125 detik," ujar Hanik seperti dalam rilis yang diterima Kompas.com, Rabu (27/1/2021) pagi.
Ia juga menjelaskan bahwa tinggi kolom tersapu angin ke lereng arah timur.
Selain itu, peristiwa guguran awan panas ini memiliki estimasi jarak luncur sepanjang 1.200 meter ke arah barat daya atau ke arah hulu Kali Krasak, Boyong.
Berdasarkan laporan dari Multiplatform Application for Geohazard Mitigation and Assessment in Indonesia (MAGMA) Indonesia, tercatat adanya gempa tektonik di Gunung Merapi dengan magnitudo 1 dengan amplitudo 12 mm yang terjadi selama 62 detik.
Hujan abu terjadi di Boyolali
Sebelumnya, aktivitas Gunung Merapi yang mengeluarkan awan panas guguran sebanyak 11 kali dan guguran sebanyak 77 kali juga terjadi pada Selasa (26/1/2021).
Mengenai hal itu, Hanik menyampaikan bahwa pihaknya menerima laporan sempat terjadinya hujan abu di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.
"Berdasarkan keterangan dari relawan dan masyarakat, tadi malam sempat terjadi hujan abu intensitas tipis di Dukuh Rogobelah, Desa Suroteleng, Kecamatan Selo, Kab Boyolali," katanya lagi.
Kemudian, ia menambahkan, untuk Rabu (27/1/2021) pagi dilaporkan hujan abu intensitas tipis di beberapa dukuh di Kecamatan Tamansari dan Musuk, Boyolali.
Meski begitu, status keaktifan Gunung Merapi masih berada di Level III (Siaga).
"Gunung Merapi masih siaga," lanjut dia.
Rekomendasi
Guna mengantisipasi aktivitas Gunung Merapi, BPPTKG memberikan sejumlah rekomendasi kepada masyarakat sekitar, antara lain:
1. Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar melakukan upaya-upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini.
2. Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya.
3. Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
4. Penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan.
5. Pelaku wisata direkomendasikan untuk tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 km dari puncak Gunung Merapi.
6. Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
7. Untuk informasi resmi aktivitas Gunung Merapi masyarakat dapat mengakses informasi melalui Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat, radio komunikasi pada frekuensi 165.075 MHz, website www.merapi.bgl.esdm.go.id, media sosial BPPTKG, atau ke kantor BPPTKG, Jalan Cendana no. 15 Yogyakarta, telepon (0274) 514180 -514192.
https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/27/091500265/update-gunung-merapi--terjadi-guguran-awan-panas-1.200-meter-dan-hujan-abu