Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Google Doodle dan Mengenal Lebih Jauh tentang Sosok Tino Sidin...

Pria itu adalah Tino Sidin, seorang legenda menggambar yang dimiliki Indonesia.

Namanya dikenal oleh masyarakat luas saat menjadi pemandu program "Gemar Menggambar" yang tayang di TVRI pada era 1980-an.

Berdasarkan artikel Harian Kompas (7/1/1996), sosok Tino begitu lekat dengan dunia menggambar dan anak-anak.

Teknik menggambar yang diajarkan Tino dalam program itu jauh dari kata rumit.

Ia biasa memberi contoh anak-anak untuk menggambar dimulai dengan menarik garis dan memberikan warna tanpa perlu takut dan terlalu memikirkan pakem yang rumit.


Menggambar itu mudah

Hanya melalui sebuah simbol, angka, huruf, atau yang lainnya, Tino dapat mengubahnya menjadi banyak gambar dalam waktu yang singkat.

Misalnya huruf "U" yang bisa diubahnya menjadi gambar perahu.

Pelukis sekaligus dosen ISI Yogyakarta, Drs. Aming Prayitno menyebut teknik ini begitu berhasil membuat anak-anak percaya bahwa menggambar itu mudah.

Hal yang sama diungkapkan pelukis Amri Yahya.

"Dia hebat kalau memberikan bimbingan melukis. Setelah kemunculan Pak Tino di Yogya, bermunculan sanggar-sanggar lukis anak-anak," kata Amri.

Di akhir acara, dengan raut yang selalu bahagia, Tino pun selalu memberikan pujian pada gambar yang dikirimkan anak-anak kepadanya.

Nama Tino memang banyak dikenal sebagai guru menggambar bagi anak-anak. Namun, ia justru tidak terlalu setuju dengan penilaian itu.

"Mengajar? Saya tidak merasa memberikan pelajaran menggambar kepada anak-anak. Yang benar saya memberikan dorongan dan membangkitkan minat dan gairah serta keberanian menggambar kepada mereka dengan suatu sistem dan contoh," kata Tino, dikutip dari arsip Harian Kompas (19/8/1979).

Pria kelahiran 25 November 1925 ini meninggal di Jakarta pada 29 Desember 1995 akibat sakit kanker usus yang sudah menjalar hingga ke paru-parunya.

Meski mengembuskan napas terakhirnya di Jakarta, Tino meminta dimakamkan di Yogyakarta.

Jenazahnya pun dimakamkan di Pemakaman Kwaron, Ngestiharjo, Bantul, dekat kediaman keluarganya.

Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ISI Yogyakarta ketika itu, Drs Sun Ardi menyebut Tino sebagai sosok yang lugu.

"Ini kami nyatakan, untuk menunjukkan bahwa Pak Tino juga memiliki pribadi yang sangat lugu, lurus, dan jujur," kata Sun Ardi.

Sementara itu, pelukis bernama Rusli menyampaikan sosok Tino sudah memiliki ketertarikan dengan dunia anak-anak sejak lama.

Di mata Avestiva Iriati, salah satu dari 5 putri Tino, ayahnya merupakan seorang yang tidak pernah menuntut.

Tino pun memiliki hubungan yang begitu dekat dengan anak-anaknya.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/11/25/180500465/google-doodle-dan-mengenal-lebih-jauh-tentang-sosok-tino-sidin-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke