Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

China, Wabah Brucellosis, dan Asal-usul Penyebarannya...

KOMPAS.com - Lebih dari 6.000 orang di Lanzhou, ibu kota provinsi Gansu, barat laut China dikonfirmasi positif terkena Brucellosis.

Keterangan terbaru ini disampaikan oleh pemerintah setempat.

Sebagai informasi, mengutip Channel News Asia, Kamis (5/11/2020), wabah ini disebut terjadi karena adanya kebocoran di pabrik vaksin lebih dari satu tahun yang lalu.

Berdasarkan laporan Global Times pada Kamis (5/11/2020), pemerintah sendiri telah melakukan pengetesan pada 55.725 orang di kota tersebut.

Sejauh ini, 6.620 di antaranya dikonfirmasi positif Brucellosis.

Angka ini menjadi lonjakan besar dari laporan sebelumnya, yaitu pada 14 September 2020, di mana total kasus positi adalah sebanyak 3.245.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), manusia dapat mengalami gejala seperti flu karena Brucellosis.

Orang-orang bisa terpapar penyakit ini apabila melakukan kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi atau makan maupun minum dari produk-produk yang terkontaminasi.

Selain itu, juga dapat tertular dengan melalui udara atau airborne.

Beberapa gejala juga disebut mampu menjadi kronis dan tidak dapat hilang.


Asal wabah

Berdasarkan pernyataan dari Komisi Kesehatan Lanzhou September lalu, wabah berasal dari sebuah pabrik biofarmasi yang dimiliki oleh industri peternakan di China.

Pabrik tersebut menggunakan disinfektan yang telah kedaluwarsa selama Juli hingga Agustus 2019 untuk membuat vaksin Brucellosis.

Akibatnya, limbah yang berwujud gas terkontaminasi, kemudian membentuk aerosol yang mengandung bakteri dan bocor ke udara.

Gas tersebut terbawa angin, menyebar ke Institut Penelitian Hewan Lanzhou, lokasi di mana wabah pertama kali melanda.

Pihak institut melaporkan infeksi pertama kali pada November 2019 dan jumlah yang terinfeksi setelah itu meningkat.

Menurut Kantor Berita China, Xinhua, seperti dikutip CNN, 17 September 2020, pada akhir Desember 2019, sebanyak 181 orang di institut terinfeksi Brucellosis.

Pasien yang terinfeksi di antaranya adalah mahasiswa, anggota fakultas Universitas Lanzhou. Wabah kemudian juga menyebar ke Provinsi Heilongjiang.

Setelah wabah menyebar, pejabat provinsi melakukan penyelidikan dan pada Januari 2020, izin produksi pabrik beserta nomor persetujuan produk vaksin Brucellosis perusahaan biofarmasi tersebut dicabut.

Pada Februari, pabrik mengeluarkan permintaan maaf kepada publik dan menghukum delapan orang yang dianggap bertanggung jawab.

Setidaknya 11 rumah sakit umum kini disiagakan untuk memberikan pemeriksaan rutin gratis bagi pasien yang terinfeksi wabah ini.

Sementara itu, Global Times memberitakan, wabah ini memicu keprihatinan publik hingga trending di media sosial China, Weibo saat itu.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/11/06/160600065/china-wabah-brucellosis-dan-asal-usul-penyebarannya-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke