Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Benarkah Pengobatan Covid-19 yang Dipakai Donald Trump Berasal dari Jaringan Janin?

KOMPAS.com – Presiden Amerika Serikat Donald Trump dinyatakan positif pada Jumat (2/10/2020).

Dalam pengobatannya Trump disebutkan dirawat dengan menggunakan koktail antibodi eksperimental dari Regeneron.

Melansir ABCNews, koktail antibodi tersebut banyak disebut menggunakan sel yang berasal dari jaringan janin manusia.

Teknik penelitian semacam ini sebenarnya adalah teknik yang secara umum ingin dibatasi oleh pemerintahan Trump.

Hal ini kemudian menimbulkan pertanyaan mengenai keetisan penggunaan jaringan janin dan sel punca dalam penelitian inovatif.

"Presiden Trump telah menjadi lawan vokal penelitian jaringan janin dan dia menggunakannya. Saya hanya berpikir itu sangat munafik,” kata Lawrence Goldstein, anggota Dewan Penasihat Etika Penelitian Jaringan Janin Manusia Institut Kesehatan di University of California.

Koktail Regeneron dikembangkan menggunakan sel tikus dan hamster.

Akan tetapi efektivitas kemampuan antibodi dalam menetralkan virus diuji menggunakan garis sel yang berasal dari janin yang diaborsi pada 1970-an.

Sementara itu, pihak Regeneron menyampaikan pihaknya tidak menganggap bahwa pengobatan tersebut sepenuhnya bergantung pada jaringan janin.

Hal ini karena sel-selnya telah didapatkan sejak waktu lama.

Garis 293T yang dipakai membelah diri dan tumbuh dalam kultur yang dilakukan beberapa dekade.

Selain itu jaringan tersebut memang ditujukan dalam penelitian ilmiah meskipun berasal dari jaringan janin.

“Sel ini dianggap bukan sel induk dan merupakan alat yang umum dan banyak tersebar luas di laboratorium penelitian,” kata Juru Bicara Regeneron.

Adapun perusahaan lain juga tengah berlomba menemukan pengobatan yang efektif yang beberapa juga memanfaatkan jalur sel tersebut.

Juru Bicara Astra Zeneca yang juga mengembangkan vaksin mengonfirmasi bahwa mereka juga menggunakan jalur sel tersebut dalam pengembangan vaksin mereka.

“Ini berasal dari salah satu jalur sel yang paling umum digunakan dalam penelitian biologi,” kata juru bicara tersebut.

Adapun perusahaan vaksin Moderna mengatakan, dulu mereka menggunakan sel tersebut akan tetapi untuk pembuatan vaksin kali ini mereka tidak menggunakannya.

Pada 2019, pemerintahan Trump menangguhkan pendanaan federal untuk penelitian ilmiah menggunakan sel dari jaringan janin yang keguguran.

Meski demikian, Undang-Undang yang ada mengizinkan penggunaan jalur sel yang sudah lama diambil sebagaimana yang digunakan Regeneron.

Ketika diminta untuk berkomentar, Gedung Putih dan pejabat senior Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan mengatakan bahwa penelitian Regeneron sesuai dengan kebijakan pada 2019, yang mengizinkan jalur sel yang telah ditetapkan sebelumnya.

Koktail antibodi dari Regeneron dianggap cukup menjanjikan untuk pengobatan Covid-19.

Mengutip dari WGNTV, Regeneron antibodi cocktail ini menunjukkan dapat mengurangi tingkat virus di dalam tubuh dan memperpendek masa rawat inap jika diberikan awal periode infeksi.

Koktail antibodi ini belum digunakan sebagai pengobatan darurat oleh Food and Drug administration (BPOM AS).

“Ini mengandung dua antibodi yang disebut antibodi penetral dan pada dasarnya mereka menempel pada protein dalam virus yang membuat virus menjadi kurang aktif, kurang mampu menghindari pengobatan,” kata Dr Sharon Welbel dari Cook County Health.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/10/10/173200965/benarkah-pengobatan-covid-19-yang-dipakai-donald-trump-berasal-dari

Terkini Lainnya

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Tren
Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Tren
Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke