Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ilmuwan WHO Sebut Kehidupan Tak Akan Kembali Normal hingga 2022

KOMPAS.com - Seorang ilmuwan ternama di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Soumya Swaminathan mengungkapkan, kecil kemungkinan dunia akan kembali seperti sedia kala (sebelum era pandemi) hingga 2022.

Dilansir dari Fox News, (17/9/2020), menurut Swaminathan, meski saat ini vaksin tengah dikembangkan di seluruh dunia, namun jika vaksin telah tercipta dan diberikan kepada semua orang, dunia tidak akan langsung kembali normal.

"Cara orang membayangkannya yakni orang-orang memiliki vaksin untuk seluruh dunia pada Januari 2021, dan setelah itu semua mulai kembali normal. Bukan seperti itu cara kerjanya," ujar kepala ilmuwan WHO ini.

Ia menunjukkan bahwa garis waktu paling realistis menempatkan peluncuran vaksin Covid-19 selama pertengahan 2021 dan imunisasi tidak akan terjadi dalam semalam.

Selain itu, pemakaian masker dan menjaga jarak sosial juga masih diperlukan setelahnya.

Mengenai vaksin, Swaminathan mengatakan, pihaknya membutuhkan 60 hingga 70 persen populasi yang memiliki kekebalan sebelum terjadi penurunan dramatis dalam penularan virus ini.

Adapun tindakan ini diperlukan lantaran ia tidak mengetahui berapa lama vaksin akan melindungi manusia.

"Kami juga tidak tahu berapa lama vaksin ini akan melindungi. Hal ini juga menjadi tanda tanya besar. Berapa lama kekebalan bertahan? Dan mungkin saja Anda membutuhkan penguat," ujar Swaminathan.

Sementara itu, salah satu pendiri Microsoft, Bill Gates juga membuat prediksi serupa pada pekan ini.

Dalam memerangi virus corona, milyader ini telah membantu mendanai banyak upaya pembuatan vaksin.

Gates menyampaikan, kekebalan global tampaknya tidak mungkin bertahan sampai 2022.

Menurut dia, ada tantangan logistik seputar distribusi vaksin yakni jika 80 persen dari semua vaksin disetujui dan semua orang mendapatkannya untuk memberantas virus, hal itu akan membentang hingga 2022.

"Anda berharap hal ini tidak melewati tahun 2022," ujar Gates.

Ia menambahkan, mengembangkan vaksin yang layak umumnya membutuhkan waktu satu dekade lamanya.

Namun, upaya untuk menghasilkan satu vaksin untuk virus corona penyebab Covid-19 ini telah dipercepat dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

The New York Times melaporkan, saat ini terdapat 40 vaksin dalam uji klinis dan 9 vaksin sudah dalam pengujian Fase 3 di seluruh dunia.

Pada Rabu, (16/9/2020), Departemen Pertahanan dan Badan Kesehatan Federal menguraikan rencana untuk vaksin potensial agar produk tersebut tersedia secara gratis bagi semua warga AS.

Menurut Associated Press, agensi-agensi tengah menilik adanya potensi awal kampanye vaksinasi pada Januari 2021.


Sementara, Presiden Donald Trump telah menegaskan bahwa vaksin sudah tersedia sebelum Hari Pemilihan Umum yakni sekitar 2-3 November 2020.

Saat ini, AS memiliki kasus infeksi virus terbanyak di dunia dengan laporan 6,6 juta kasus yang dikonfirmasi dan lebih dari 196.000 kematian yang tercatat dari Pusat Sumber Daya Virus Corona John Hopkins.

"Kami akan mendapatkan vaksin dalam beberapa minggu. Bisa empat minggu, bisa delapan minggu. Apakah sebelum Pemilu, bisa jadi. Kami akan mulai mengirimkannya segera setelah mendapatkan vaksin tersebut," ujar Trump.

Selain itu, pejabat kesehatan presiden telah menolak jadwal seperti itu, dan pembuat vaksin telah bersumpah akan menunggu data keamanan dan efektivitas vaksin.

Tetapi, Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular di AS, Dr Anthony Fauci mengatakan, secara teoritis, vaksin bisa saja tersedia pada Hari Pemilu AS nanti.

Sejauh ini, ada 29,6 juta kasus virus corona yang dikonfirmasi secara global dan lebih dari 936.000 kematian yang telah dilaporkan akibat Covid-19.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/09/18/080400565/ilmuwan-who-sebut-kehidupan-tak-akan-kembali-normal-hingga-2022

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke