Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[HOAKS] Vaksin Covid-19 Mengakibatkan Kemandulan

Maraknya pengujian vaksin Covid-19 diikuti dengan menyebarnya berbagai informasi yang belum dipastikan kebenarannya.

Salah satunya, di media sosial beredar informasi yang menyebutkan vaksin untuk Covid-19 dapat mengakibatkan kemandulan. 

Organisasi medis menyatakan belum ada identifikasi masalah kesehatan terkait hormon yang dilaporkan dari uji klinis vaksin Covid-19 sejauh ini.

Informasi vaksin Covid-19 bisa menyebabkan kemandulan tidak benar atau hoaks.

Narasi yang Beredar

Akun Facebook Lintas Masa I pada Senin (17/8/2020) membagikan narasi bahwa vaksin Covid-19 Novack dari China memiliki efek samping mandul.

Hingga Jumat (28/8/2020), unggahan tersebut mendapat 13 komentar dan sudah dibagikan 6 kali.

Berikut komentarnya, "Vaksin Novack yg diuji cobakan ke 1.600 relawan di Bandung sepertinya kurang disampaikan secara terbukan ke publik termasuk "efek samping yg ditimbulkan".. Padahal semua produk Vaksin punya efek samping.."

Sementara itu, akun Twitter @BrowSniperBack pada Minggu (9/8/2020) menulis "OGAH DISUNTIK VAKSIN CHINA ! TAKUT MANDUL ! VAKSIN CHINA VAKSIN SAMPAH !"

Tulisan itu merupakan komentarnya terhadap berita salah satu media massa mengenai uji klinis calon vaksin Covid-19 Sinovac untuk warga Bandung Raya.

Selain itu, sebuah video yang dibagikan di media sosial mengklaim bahwa vaksin untuk Covid-19 yang telah diproduksi terdiri dari bahan kimia yang mendorong ketidaksuburan.

Video itu dibagikan akun Twitter @99freemind pada Senin (17/8/2020).

Dalam twit-nya, @99freemind menulis "orang dalam" GSK menyatakan vaksin Covid-19 dapat menyebabkan kemandulan tidak hanya pada pasien, tetapi juga pada pasangan seksual orang yang telah disuntik vaksin.

Benarkah narasi vaksin Covid-19 dapat mengakibatkan kemandulan?

Penjelasan Medis

Mengutip Kantor berita Reuters, tidak benar vaksin Covid-19 telah diproduksi.

Sebab, belum ada satu pun vaksin yang saat ini tengah diuji klinis disetujui WHO untuk digunakan.

Organisasi kesehatan dunia WHO memiliki daftar calon vaksin dalam proses uji klinis yang sedang dipantaunya. Daftar terbaru pada 25 Agustus 2020 dapat diunduh publik.

Reuters menuliskan, Rusia baru-baru ini memang telah menyetujui vaksinnya sendiri, tetapi vaksin tersebut belum menjalani uji klinis dan kemungkinan tidak akan digunakan di Inggris sebelum melewati seluruh uji coba.

Reuters menyatakan klaim tentang bahan kimia infertilitas dalam video yang diunggah akun Twitter @99freemind sangat menyesatkan.

Kemungkinan klaim itu diambil dari penelitian puluhan tahun lalu pada topik yang sama sekali tidak berhubungan.

Asisten Profesor dan Ketua Penelitian Kanada dari Departemen Mikrobiologi Medis & Penyakit Menular di Universitas Manitoba, Jason Kindrachuk, mengatakan belum ada identifikasi masalah kesehatan terkait hormon yang dilaporkan dari uji klinis vaksin Covid-19 yang sedang berlangsung.

Sementara itu, berdasarkan pemberitaan Kompas.com, Indonesia akan mengimpor bulk atau konsentrat ready to fill (RTF) vaksin Covid-19 dari Sinovac Biotech Ltd sebanyak 50 juta dosis pada November 2020 sampai Maret 2021.

Indonesia membeli vaksin dari Sinovac Biotech, bukan dari Novack seperti yang diunggah akun Facebook Lintas Masa I.

Sebelumnya, sebanyak 2.400 calon vaksin Covid-19 dari Sinovac tiba di Indonesia pada 19 Juli 2020. Bakal vaksin itu sedang diuji klinis di laboratorium milik Bio Farma dan Unpad, Bandung. Bakal vaksin Sinovac masuk dalam daftar calon vaksin yang dipantau WHO.

Kesimpulan

Dari penelusuran tim Cek Fakta Kompas.com, kabar mengenai vaksin Covid-19 dapat mengakibatkan mandul salah.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/28/184814965/hoaks-vaksin-covid-19-mengakibatkan-kemandulan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke