Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 5 Dibuka 15 Agustus 2020, Kuota 800.000 Peserta

KOMPAS.com - Pendaftaran program Kartu Prakerja gelombang 5 akan dibuka pada Sabtu (15/8/2020).

Pendaftaran Kartu Prakerja gelombang 5 ini dibuka setelah pendaftaran gelombang 4 ditutup pada Rabu (12/8/2020).

Head of Communications Manajemen Pelaksana Program (PMO) Kartu Prakerja, Louisa Tuhatu mengatakan, pendaftaran gelombang 5 dimulai pukul 12.00 WIB. 

Ia menjelaskan, untuk pendaftar gelombang ini akan dibuka kuota untuk 800.000 orang. 

Sebanyak 800.000 orang yang diterima ini merupakan mereka yang telah diperhitungkan dalam daftar prioritas.

"Ada banyak faktor. Kami juga memperhitungkan daftar prioritas yang diberikan oleh Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) dan BPJS Ketenagakerjaan," ujar Louisa, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (13/8/2020).

1,2 juta pendaftar pada gelombang 4

Sementara itu, saat penutupan pendaftaran Kartu Prakerja gelombang 4, ada sebanyak 1,2 juta orang yang mendaftarkan diri.

"Sampai penutupan gelombang 4 kemarin jumlah pendaftar sudah lebih dari 1,2 juta orang. Angka tepatnya belum bisa kami berikan karena masih dilakukan rekonsiliasi," ujar Louisa.

Terkait jumlah pendaftar gelombang 4 yang membeludak, Louisa mengatakan, pendaftar yang gagal masih berkesempatan untuk mencoba di gelombang 5.

Pada pendaftaran gelombang 4, ada beberapa perbedaan dibandingkan gelombang-gelombang sebelumnya.

Perbedaan itu, di antaranya, syarat yang mewajibkan calon peserta harus swafoto atau selfie sudah dihapuskan. 

Selain itu, peserta wajib memasukkan NIK dan nomor KK.

"Jadi, dulu ada NIK dan foto wajah saja. Kalau sekarang harus pakai KK. KK pendaftar harus ada NIK-nya, tidak boleh ada NIK saja, tapi KK-nya berbeda," kata Louisa.

Kedua hal ini juga akan diberlakukan pada pendaftaran Kartu Prakerja gelombang 5.

Seputar Kartu Prakerja

Kartu Prakerja 2020 merupakan program pengembangan kompetensi kerja yang ditujukan untuk pencari kerja, pekerja yang di-PHK, atau pekerja yang membutuhkan peningkatan kompetensi.

Bagi pekerja formal maupun informal yang terdampak Covid-19 dapat mendaftar diri di laman prakerja.go.id.

Terkait program ini, Louisa  mengajak masyarakat, terutama yang belum memiliki pekerjaan dan terdampak pandemi corona, untuk mendaftarkan diri pada program Kartu Pekerja.

"Untuk mendaftar program ini mudah sekali, hanya butuh memasukkan NIK, KK, dan alamat e-e-mail, serta sejumlah langkah-langkah yang mudah diikuti di laman prakerja.go.id," ujar Louisa. 

"Jadi, orang-orang yang memang terdampak pandemi, ini bisa menjadi salah satu alternatif untuk bisa menghadapi pandemi," lanjut dia.

Para peserta Kartu Prakerja bisa mengikuti program dengan mengambil pelatihan yang sesuai untuknya, misal cara membuat kopi, cara membuat donat, atau cara membuat siomay, dan sebagainya.

Ada pula peserta yang mengambil pelatihan decoding.

Menurut Louisa, setelah 1 bulan mengikuti pelatihan, peserta itu bekerja di perusahaan bidang IT.

Seperti diberitakan sebelumnya, pemerintah telah menganggarkan program Kartu Prakerja sebanyak Rp 20 triliun.

Peserta akan menerima manfaat total Rp 3.550.000. Rinciannya, insentif biaya bantuan pelatihan sebesar Rp 1 juta yang tidak bisa dicairkan (hanya untuk biaya pelatihan).

Selain itu, ada insentif penuntasan pelatihan sebesar Rp 600.000 per bulan selama empat bulan (jika sudah menyelesaikan pelatihan), dan insentif survei kebekerjaan sebesar Rp 150.000.

Adapun dana tersebut akan diterima peserta bertahap dari sebelum hingga pelatihan kerja selesai dilakukan.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/13/153912065/pendaftaran-kartu-prakerja-gelombang-5-dibuka-15-agustus-2020-kuota-800000

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke