Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ketika Kita Diingatkan Jangan Hanya Andalkan Vaksin untuk Hadapi Pandemi Virus Corona...

Hingga kini, penyebaran virus masih terjadi. Di beberapa negara bahkan belum terkendali.

Para ahli mengatakan, pandemi virus corona tak akan selesai dengan mudah. Kita pun diingatkan untuk tak hanya mengandalkan vaksin untuk melewati pandemi Covid-19.

*****

Para ahli menyebutkan, penyelesaian pandemi tergantung bagaimana pemerintah menggunakan strategi dan alat serta bagaimana masyarakat menyesuaikan situasi saat ini dengan kehidupan sehari-hari, di tengah virus corona yang masih menyebar.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, Senin (13/7/2020) menyebutkan, situasi akan semakin memburuk jika negara-negara dan orang-orang tidak mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menghentikan penyebaran Covid-19.

“Tidak ada cara bagi dunia untuk kembali ke era normal lama di masa mendatang,” kata Tedros.

Asisten Profesor Penyakit Menular di Georgetown Medical Centes, Washington DC, AS, Daniel Lucey sepakat dengan hal tersebut.

“Kita perlu menyadari bahwa ini benar-benar virus yang belum pernah terjadi sebelumnya sehingga tidak ada analogi sejarah yang tepat,” ujar Lucey.

“Itu akan terus ada, mengingat peluang manusia terinfeksi saat tidak memakai masker dan menjaga jarak sosial. Jadi, ini adalah realititass dunia kita sekarang," lanjut dia.

Namun, ada pula negara yang awalnya kasus suda mereda, tiba-tiba melonjak kembali.

Hong Kong, misalnya, selama tiga pekan ini tak memiliki kasus yang ditularkan dari transmisi lokal.

Akan tetapi, pada 5 Juli 2020, mencatat lebih dari 200 kasus baru yang belum jelas dari mana asal penularannya. 

Melbourne yang merupakan kota terbesar di Australia pekan lalu menutup kembali kegiatan-kegiatan yang tak perlu setelah kasus virus corona kembali melonjak.

Demikian pula dengan kasus virus corona di China yang kembali mengalami penambahan kasus-kasus baru setelah 55 hari tak ada laporan kasus.

Seorang Spesialis Penyakit Menular dan Profesor di Sekolah Kedokteran Universitas Nasional Australia di Canbera Sanjaya Senanayake menyebutkan dua faktor yang berpotensi menimbulkan lonjakan.

Dua faktor itu adalah penyebaran penyakit oleh kasus-kasus asimptomatik dan ringan serta potensi penyebaran melalui acara besar.

“Lonjakan angka kasus akan mengarah pada penerapan kembali langkah-langkah kontrol yang lebih ketat seperti bekerja dari rumah dan menutup sekolah dan bisnis untuk memastikan situasi tidak lepas kendali,” ujar Sanjaya.

Ia mengatakan, vaksin mungkin belum siap digunakan sebelum pertengahan tahun depan.

Oleh karena itu, masyarakat harus siap untuk menghadapi langkah-langkah tersebut jika wabah kembali merebak.

Ia juga menyebut perjalanan ke luar negeri saat kondisi seperti sekarang juga masih akan dilakukan secara terbatas.

“Kita semua berharap akan ada vaksin. Tetapi seharusnya tidak menghentikan apa yang kita coba lakukan hari ini. Apa yang kita coba lakukan hari ini? Apakah kita berusaha menekan virus dan meminimalkan jumlah kematian dan terus menekannya tanpa batas waktu jika tidak ada vaksin? Atau, apakah kita mencoba membiarkannya masuk ke dalam masyarakat kita dengan cara yang melindungi orang-orang dengan risiko terbesar dan jika ditakdirkan untuk menjadi endemik, biarkan menjadi endemik?" papar dia.

Saat ini, sejumlah negara melakukan berbagai upaya menekan penyebaran virus dengan menerapkan langkah kontrol agar kematian tetap rendah dan mencegah rumah sakit tak kewalahan menangani pasien.

Hal ini seperti yang dianjukan WHO.

Heymann menyebutkan, saat ini Amerika Serikat dan beberapa negara lain tengah menjadi pusat wabah. Akan tetapi, negara-negara lain juga berpotensi.

Sementara, menurut Tedros, banyak negara yang melangkah ke arah yang salah .

"Tidak peduli di mana suatu negara berada dalam kurva epidemiknya, tidak pernah ada kata terlambat untuk mengambil tindakan tegas," kata Tedros. 

Ashley St John, asisten profesor dan ahli imunologi di Duke-NUS Medical School, Singapura, mengatakan, masih banyak yang harus dipelajari tentang kekebalan terhadap virus corona jenis baru ini dalam jangka panjang.

Memiliki vaksin untuk membantu meminimalkan penularan memang penting, tetapi lebih penting untuk realistis terhadap dampaknya saat ini karena tak mungkin berharap vaksin hadir lebih awal. 

"Sepenuhnya mencegah infeksi pada siapa pun," kata dia.

“Vaksin-vaksin terbaik memberi kita perlindungan seumur hidup, dan kekurangan itu mungkin tampak seperti kegagalan,” lanjut Ashley.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/07/17/070200365/ketika-kita-diingatkan-jangan-hanya-andalkan-vaksin-untuk-hadapi-pandemi

Terkini Lainnya

Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Tren
7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

Tren
Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Tren
Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Tren
Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D saat Terpapar Sinar Matahari?

Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D saat Terpapar Sinar Matahari?

Tren
Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Tren
7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

Tren
BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

Tren
Masalah Tiga Tubuh

Masalah Tiga Tubuh

Tren
Jadwal Lengkap Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Jadwal Lengkap Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan STAN, IPDN, dan STIS Dibuka Mei 2024

Pendaftaran Sekolah Kedinasan STAN, IPDN, dan STIS Dibuka Mei 2024

Tren
Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Caranya

Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Caranya

Tren
Ramai soal Sesar Sumatera Disebut Picu Tsunami pada 2024, BMKG: Hoaks

Ramai soal Sesar Sumatera Disebut Picu Tsunami pada 2024, BMKG: Hoaks

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke