Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Denmark Longgarkan Lockdown, Para Orangtua Menolak Kembali Sekolahkan Anak-anaknya

Salah satu yang dilakukan adalah membuka kembali sekolah dan pusat penitipan anak.

Namun, kekhawatiran akan adanya potensi gelombang kedua kasus virus corona di negara itu membuat para orangtua memilih untuk menjaga anak-anaknya di rumah.

"Saya tidak akan mengirim anak-anak saya pergi (ke sekolah), apa pun yang terjadi," kata Sandra Anderson, penggagas grup Facebook 'My Kid is Not Going to be Guinea Pig' yang memiliki 40.000 pengikut, seperti dilansir dari Reuters, Kamis (16/4/2020).

"Saya kira banyak orangtua berpikir, 'Mengapa anak saya harus pergi (ke sekolah)'" kata dia.

Denmark telah menerapkan penguncian selama satu bulan penuh dengan menutup toko, bar, restoran, bioskop, dan pusat kebugaran.

Pada Rabu (15/4/2020), Perdana Menteri Merre Frederiksen mengatakan, kebijakan tersebut dilakukan atas rekomendasi otoritas kesehatan.

Dengan kembali beraktivitasnya anak-anak di sekolah, Frederiksen menganggap hal itu akan memungkinkan para orangtua untuk kembali bekerja dan membuat roda ekonomi negara kembali berputar.

"Mungkin akan sedikit seperti berjalan di tali. Jika kita berdiri diam di sepanjang jalan, kita bisa jatuh dan jika kita pergi terlalu cepat, bisa salah. Karena itu, kita harus mengambil satu langkah hati-hati pada satu waktu," kata Frederiksen.

Seorang ilmuwan di departemen penyakit menular di Universitas Aarhus Christian Wejse mengatakan, ia memahami perdebatan di masyarakat karena mereka telah menghabiskan satu bulan untuk berusaha menghindari kontak dan menjaga jarak.

Namun, menurut dia, infeksi baru tak akan terjadi bagi kelompok umur tertentu.

Berkaca dari Swedia, negara tetangga Denmark itu tak mengalami penngkatan kasus secara drastis setelah kembali mengaktifkan aktivitas persekolahan.

Anak-anak di Swedia juga dianggap tidak menjadi sumber utama penularan virus.

Meski telah membuka kembali sekolah, Pemerintah Denmark memastikan staf pengajar berada di bawah instruksi untuk menjaga jarak sosial di antara para siswanya dengan bangunan sekolah tetap tertutup.

"Kurasa tak pantas bagi anak-anak untuk tidak memeluk teman-teman mereka," kata Nonne Behrsin Hansen, seorang ibu dari dua anak.

"Kami menjaga anak-anak agar tetap di rumah karena situasi pada hari itu sangat memprihatinkan. Tapi kondisi yang mereka bangun sekarang bahkan lebih buruk," lanjut dia.

Untuk saat ini, setidaknya sebagian besar anggota Momster, jaringan online ribuan ibu-ibu di Denmark tak percaya bahwa pihak berwenang memiliki sejumlah langkah untuk mengantisipasi jika terjadi sesuatu.

"Tiba-tiba, ibu-ibu ini merasa seperti mereka hanya perlu membuang anak-anak mereka ke garis depan dan saya pikir reaksi mereka adalah: 'Jangan main-main dengan anak-anak kita'" kata Esme Emma Sutcu, pendiri dan CEO Momster.

Hingga hari ini, Denmark telah melaporkan 6.876 kasus infeksi virus corona dengan 309 orang meninggal dunia.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/16/181100865/denmark-longgarkan-lockdown-para-orangtua-menolak-kembali-sekolahkan-anak

Terkini Lainnya

Bolehkah Memakai 'Pimple Patch' Lebih dari Sekali?

Bolehkah Memakai "Pimple Patch" Lebih dari Sekali?

Tren
Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Tren
Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Tren
Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Tren
Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Tren
2 Cara Indonesia Lolos Olimpiade 2024 Paris

2 Cara Indonesia Lolos Olimpiade 2024 Paris

Tren
Pertandingan Timnas Indonesia Vs Irak Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Timnas Indonesia Vs Irak Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Penjelasan Wakil Wali Kota Medan soal Paman Bobby Jadi Plh Sekda

Penjelasan Wakil Wali Kota Medan soal Paman Bobby Jadi Plh Sekda

Tren
Daftar Juara Piala Thomas dan Uber dari Masa ke Masa, Indonesia dan China Mendominasi

Daftar Juara Piala Thomas dan Uber dari Masa ke Masa, Indonesia dan China Mendominasi

Tren
Video Viral Pria Ditusuk hingga Meninggal karena Berebut Lahan Parkir, Ini Kata Polisi

Video Viral Pria Ditusuk hingga Meninggal karena Berebut Lahan Parkir, Ini Kata Polisi

Tren
Ramai soal Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Ini Alasan KIPK Bisa Dicabut

Ramai soal Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Ini Alasan KIPK Bisa Dicabut

Tren
Ramai Dibicarakan, Apa Itu KIP Kuliah? Berikut Syarat, Keunggulan, dan Jangka Waktunya

Ramai Dibicarakan, Apa Itu KIP Kuliah? Berikut Syarat, Keunggulan, dan Jangka Waktunya

Tren
Terungkap, Begini Kronologi Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang

Terungkap, Begini Kronologi Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang

Tren
Buku-buku Kuno Memiliki Racun dan Berbahaya jika Disentuh, Kok Bisa?

Buku-buku Kuno Memiliki Racun dan Berbahaya jika Disentuh, Kok Bisa?

Tren
Kronologi Kericuhan yang Diduga Libatkan Suporter Sepak Bola di Stasiun Manggarai

Kronologi Kericuhan yang Diduga Libatkan Suporter Sepak Bola di Stasiun Manggarai

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke