Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Saat Kasus Virus Corona Mengalami Tren Penurunan di Negara-negara Eropa

KOMPAS.com - Kasus virus corona di Eropa yang mulai melambat dalam beberapa hari terakhir memberikan harapan baru bagi warga kawasan Benua Biru itu.

Angka-angka itu mendorong para pemimpin Eropa untuk mencari strategi keluar dari penguncian atau lockdown nasional.

Meski demikian, mereka tetap mendesak publik untuk tetap disiplin dalam menaati aturan yang telah dikeluarkan pemerintah.

Italia

Italia melaporkan angka kematian harian terendah dalam dua pekan terakhir pada Minggu (5/4/2020).

Italia termasuk negara yang menerapkan pembatasan sosial paling ketat sejak 12 Maret lalu, tapi ada isyarat bahwa pemerintah setempat mulai mencari cara untuk melonggarkan kebijakan tersebut dalam waktu dekat.

"Kurva telah mulai menurun dan jumlah kematian juga menurun," kata Silvio Brusaferro, Direktur Lembaga Kesehatan Nasional ISS Italia, dilansir dari CNBC.

"Jika data ini dikonfirmasi dalam beberapa hari ke depan, kita harus mulai memikirkan fase 2. Namun perlu ada konsistensi dalam perlambatan angka," sambungnya.

Spanyol

Sementara itu, Spanyol juga melaporkan penurunan tingkat infeksi baru dan kematian pada akhir pekan ini.

"Data dari minggu ini dan hari ini mengonfirmasi perlambatan infeksi, sekaligus mengindikasikan bahwa langkah penguncian berfungsi dengan baik," kata Menteri kesehatan Spanyol Salvador Illa, dilansir dari Reuters.

Jerman

Sementara itu, Prancis dan Jerman juga telah melaporkan penurunan angka kematian harian mereka.

Kanselir Angela Merkel mengatakan pada Jumat (3/4/2020) bahwa data kasus di Jerman selama beberapa hari cukup menggembirakan. Namun, dia mendesak publik Jerman untuk tetap menjaga jarak sosial dan langkah-langkah kebersihan.

Menurutnya, pemerintah saat ini berpikir tentang bagaimana Jerman secara bersamaan dapat mencapai dua hal, yaitu mengamankan perlindungan kesehatan warga dan memulai proses sehingga kehidupan masyarakat kembali selangkah demi selangkah.

Jerman yang sedang melakukan pengujian secara luas telah mempertimbangkan adanya "paspor kekebalan" yang memungkinkan pasien sembuh dari virus corona dan sekarang kebal terhadapnya, untuk kembali bekerja dan menjalani rutinitas harian secara normal.

Austria

Austria pada Senin (6/4/2020) bahkan menjadi negari Uni Eropa pertama yang secara terbuka mengumumkan rencana untuk mencabut pembatasan.

"Rencananya mulai 14 April. Toko-toko kecil berukuran hingga 400 meter persegi, serta toko-toko hardware dan taman, dapat dibuka kembali di bawah kondisi keamanan yang ketat," kata Kanselir Austria Sebastian Kurz, dilansir dari The Guardian.

Jika jadwal pemerintah berjalan sesuai rencana, toko-toko yang lebih besar akan dibuka kembali pada 1 Mei, disusul hotel, restoran, dan layanan lainnya mulai pertengahan Mei mendatang.

Denmark

Denmark juga mengumumkan rencananya untuk membuka kembali sekolah dasar dari 15 April jika jumlah kematian Covid-19 dan kasus baru tetap stabil.

"Kita harus mengambil satu langkah hati-hati pada satu waktu," kata Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen

Meski demikian, Frederiksen menyebut bahwa larangan pertemuan berskala besar akan tetap diberlakukan sampai setidaknya bulan Agustus.

Jerman, Italia, dan Spanyol telah memperpanjang langkah-langkah penguncian masing-masing hingga 19 April, 12 April dan 25 April, sementara Inggris mengatakan akan meninjau pengunciannya setelah 12 April.

Pengujian besar-besaran adalah salah satu cara sejumlah negara di Eropa untuk keluar dari tindakan kuncian secara bertahap.

Bagi para pemimpin Eropa, mempertimbangkan kesehatan masyarakat dan ekonomi adalah hal yang paling utama.

Eropa diperkirakan membutuhkan waktu dua tahun untuk kembali ke tingkat produk domestik bruto akhir 2019.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/07/171500365/saat-kasus-virus-corona-mengalami-tren-penurunan-di-negara-negara-eropa-

Terkini Lainnya

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Tren
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke