Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tekan Penyebaran Corona, Seberapa Efektif Physical Distancing dan Harus Sampai Kapan?

KOMPAS.com - Anjuran social distancing atau yang kini disebut sebagai physical distancing untuk menekan penyebaran virus corona membawa kembali ingatan ke sebuah pandemi besar dalam sejarah manusia, yaitu Flu Spanyol.

Saat wabah Flu Spanyol terjadi, kota-kota di AS tetap melakukan parade yang telah direncanakan sebelumnya. Satu bulan setelahnya, lebih dari 10.000 orang di Philadelphia, salah satu wilayah yang tetap mengadakan parade, meninggal dunia karena wabah ini 

Kejadian tersebut menyadarkan pentingnya physical distancing dilakukan selama pandemik. 

Satu analisis intervensi yang dilakukan di beberapa kota di sekitar AS selama pandemik tahun 2018 menunjukkan bahwa wilayah-wilayah yang melarang pertemuan publik, menutup bioskop, sekolah, dan gereja memiliki tingkat kematian yang lebih rendah.

100 tahun setelahnya, dunia kembali menghadapi pandemi yang berbeda, yaitu virus corona jenis baru yang menyebabkan penyakit Covid-19. 

"Saat ini, kita tidak tahu vaksin yang aman dan efektif. Kita juga tidak tahu apakah obat yang aman dan efektif akan bekerja menghilangkan infeksi Covid-19 ketika sudah terpapar. Oleh karena itu, hal terbaik yang dapat kita lakukan adalah tindakan pencegahan," kata Profesor Epidemiologi dan Kesehatan Lingkungan di University of Canterbury New Zealand Arindam Basu sebagaimana dikutip BBC.

Saat ini, berbagai negara di dunia telah melakukan langkah-langkah sebagai upaya menegakkan jarak fisik ini untuk memperlambat penyebaran Covid-19.

Adapun upaya-upaya tersebut di antaranya adalah menghentikan pertemuan publik, menutup ruang-ruang publik, hingga, menutup sekolah, hingga memberlakukan penutupan total wilayah.

Isolasi diri merupakan bentuk dari social distancing, tetapi ada perbedaan penting dari keduanya. Isolasi diri dan karantina bertujuan untuk mencegah orang yang terinfeksi atau orang yang pernah melakukan kontak dengan mereka yang terinfeksi, untuk menularkan virus.

Sementara, social distancing atau physical distancing merupakan langkah yang lebih luas untuk menghentikan perkumpulan orang yang memungkinkan terjadinya penyebaran infeksi.

Sampai kapan?

Melansir BBC, kemungkinan upaya ini tetap harus dilakukan dalam beberapa waktu ke depan. Sebuah penelitian pemodelan komputer dari Harvard University memperingatkan perlunya langkah social distancing tetap dilakukan hingga tahun 2022 di AS.

Langkah ini disebut tetap harus dijaga terlepas adanya intervensi seperti vaksin, pengobatan, ataupun langkah karantina yang agresif.

Sebab, ketika sebuah periode social distancing mampu menunda puncak wabah hingga tahun ini, masih ada kemungkinan adanya gelombang baru menjelang akhir tahun jika virus dipengaruhi variasi musim.

Perlunya social distancing

Namun, ada alasan yang sangat baik tentang mengapa menjaga jarak menjadi strategi penting dalam mengontrol pandemi Covid-19. 

Setiap orang yang terinfeksi virus ini diduga rata-rata menularkan kepada 2-3 orang lainnya dalam tahap awal wabah. Periode inkubasi, yaitu waktu antara infeksi dan gejala diperkirakan adalah sekitar 5 hingga 14 hari. 

Jika seseorang terinfeksi dan tetap bersosialisasi seperti biasa, kemungkinan orang tersebut akan menurlarkan ke dua hingga tiga temannya yang kemudian akan menularkan kepada dua hingga tiga orang lainnya. 

Sudah ada beberapa bukti yang menjelaskan bahwa tinggal di rumah dan menjaga jarak aman dengan orang lain dapat memperlambat penyebaran dan menghentikan efek domino ini. 

Para ilmuwan telah menemukan adanya dua metode potensial untuk mengatasi pandemi ini dengan simulasi populasi di AS dan Inggris. 

Pertama, mitigasi, difokuskan hanya pada isolasi mereka yang paling rentan dan mengarantina mereka yang menunjukkan gejala.

Kedua, penekanan, menyertakan semua orang di dalam populasi untuk menerapkan jarak fisik ini. Sementara, mereka yang menunjukkan gejala dan orang-orang di dalam rumah yang sama mengarantina diri sendiri di dalam rumah.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/01/143000465/tekan-penyebaran-corona-seberapa-efektif-physical-distancing-dan-harus

Terkini Lainnya

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Tren
Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Tren
Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Tren
Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Tren
Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Tren
7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

Tren
Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Tren
Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke