Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

40.000 Warga Italia Didenda karena Melanggar Aturan Karantina Corona

KOMPAS.com - Kebijakan lockdown untuk mencegah penyebaran virus corona tidak betul-betul dilakukan oleh semua warga Italia.

Hal itu terbukti setelah pihak berwenang di Italia mengajukan tuntutan terhadap lebih dari 40.000 orang karena melanggar aturan lockdown yang diberlakukan untuk mencegah meluasnya wabah virus penyebab Covid-19 itu.

Sebelumnya Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte memberlakukan karantina nasional pada 9 Maret 2020 untuk mencegah penyebaran virus corona yang tinggi di Italia.

Pemerintah mewajibkan orang-orang tinggal di rumah dan hanya boleh keluar untuk alasan tertentu seperti pekerjaan, kesehatan dan untuk belanja kebutuhan pokok.

Namun pihak kepolisian Italia yang memeriksa 700.000 warga antara 11 hingga 17 Maret 2020 menemukan sekitar 43.000 orang melanggar aturan karantina.

Nekat belanja meskipun positif corona

Salah satu kasus parah yang terjadi adalah saat pria asal Sciacca, Sisilia yang dites positif corona justru ditemukan polisi sedang berbelanja alih-alih mengisolasi diri di rumah.

Jaksa kemudian melakukan penyelidikan dan menuntut pria tersebut menyebarkan epidemi dengan tuntutan 12 tahun penjara, seperti diberitakan Guardian, (18/3/2020).

Kemudian pada 10 Maret, polisi di Turin menghentikan pria 30 tahun yang sedang menunggu jasa pekerja seks pada pukul 02.30 pagi.

Tak hanya itu, polisi di dekat Venesia mengajukan dakwaan terhadap seorang pendeta karena dia memimpin upacara pemakaman.

Seorang imam lain dilaporkan karena alasan yang sama di Torre Annunziata di Campania, bersama dengan kerabat almarhum.

Padahal pemerintah telah mengeluarkan aturan bahwa layanan pemakaman dilarang berdasarkan keputusan tersebut.

Operasi plastik

Satu kasus juga diungkapkan kantor kejaksaan di Aosta, di barat laut Italia, tentang pria yang dituduh "upaya untuk menyebarkan epidemi" karena dia tidak memberitahu dokternya tentang gejala corona sebelum menjalani operasi plastik di hidungnya. Pria itu kemudian dinyatakan positif Covid-19.

Sikap bandel warga italia itu membuat Wali Kota Bari, Antonio Decaro misalnya harus memperingatkan warganya segera bubar dari taman kota untuk pulang ke rumah.

Sementara Wali Kota Delia di daerah Sisilia, Gianfilippo Bancheri, memberikan pengumuman di facebooknya.

"Aku dengar semuanya akan baik-baik saja. Tetapi bagaimana mungkin jika setiap hari kita terus meninggalkan rumah. Ada orang yang mengadakan pesta, pesta barbekyu. Apakah mereka serius? Begitulah cara Anda menularkan penyakit! Tampaknya, beberapa orang masih tidak bisa menggunakan otak mereka,” tulisnya.

Jaksa wilayah Agrigento di barat daya Sisilia mengatakan, keputusan pemerintah di sisi lain tidak secara eksplisit melarang aturan keluar rumah kecuali seseorang telah dites positif terkena virus atau telah melakukan kontak dengan seseorang yang terinfeksi.

"Jika keputusan itu lebih eksplisit, itu akan memberikan kemampuan jaksa penuntut untuk menerapkan hukum lebih jelas dan akan memberi warga insentif yang kuat untuk tidak melanggar hukum," kata dia.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/20/183000065/40.000-warga-italia-didenda-karena-melanggar-aturan-karantina-corona

Terkini Lainnya

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Tren
Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Tren
Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Tren
Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Tren
Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Tren
7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke