Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[HOAKS] Retakan di Permukaan Air Laut Indikasikan Gempa di Jawa

KOMPAS.com - Terdapat sebuah unggahan di Facebook yang menyebutkan informasi adanya potensi gempa besar yang akan mengguncang Pulau Jawa.

Potensi itu dikaitkan dengan gambar penampakan air laut yang disebut terlihat 'retak' saat difoto dari ketinggian udara.

Namun, BMKG membantah informasi tersebut dan menyebutnya sebagai hoaks.

Narasi yang beredar

Pada 20 Desember 2019, akun Facebook atas nama Muhammad Alexander Zen mengunggah info adanya potensi gempa yang akan terjadi di Pulau Jawa.

Unggahan itu disertai sebuah foto kompilasi penampakan permukaan laut yang diambil dari ketinggian udara.

Di atas permukaan laut tersebut terlihat pola yang disebutkan oleh pengunggah sebagai retakan.

Tidak disebutkan dengan pasti di mana dan kapan foto itu diambil. Akan tetapi, pengunggah menyebutkan gempa Lombok yang terjadi sebelumnya di tahun 2018.

Retakan itu kemudian dikaitkan dengan potensi gempa yang akan terjadi di Pulau Jawa.

Ia pun meminta semua orang untuk banyak berdoa dan tetap waspada. Tak lupa, pengunggah menyertakan informasi mengenai apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum menghadapi bencana.

Salah satunya adalah mengamankan dokumen-dokumen penting dan obat-obatan yang harus disiapkan dalam sebuah tas untuk kondisi mendesak.

Berikut ini unggahan lengkapnya:

Klarifikasi Kompas.com

Mengklarifikasi informasi yang beredar, Kompas.com menghubungi Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono dan meminta penjelasan.

Respons pertama yang diberikan Daryono terkait informasi itu adalah sebuah bantahan tegas.

"Hoaks. Foto lautan retak yang berpotensi gempa besar di Jawa adalah tidak benar," ujarnya.

Daryono menjelaskan sejauh ini belum ada alat yang dapat memprediksi terjadinya gempa. Apalagi bisa menentukan besaran, tempat, dan waktu kejadian secara tepat.

"Sampai saat ini belum ada negara dengan teknologi apapun yang mampu memprediksi kapan, di mana dan berapa kekuatan gempa bumi yang akan terjadi secara tepat hari dan tanggalnya," jelas dia.

Selain itu, Daryono menjelaskan tidak adanya hubungan antara lempeng yang memengaruhi gempa di Lombok tahun lalu dengan lempeng-lempeng gempa di Pulau Jawa.

"BMKG menegaskan isu mengenai gempa Lombok yang akan memicu aktifnya gempa megathrust Selatan Jawa-Selat Sunda adalah kabar bohong," tegas Daryono.

"Sumber gempa di Lombok tahun 2018 lalu adalah Sesar Naik Flores yang tidak memiliki hubungan langsung dengan zona megathrust di Samudra Hindia. Sumber gempa tersebut berbeda dan dipisahkan dengan jarak yang sangat jauh," lanjutnya.

Untuk itu, Daryono mengingatkan seluruh masyarakat untuk jangan pernah percaya dengan ramalan atau prediksi gempa bumi yang tidak berdasar, apalagi ikut menyebarluaskannya.

https://www.kompas.com/tren/read/2019/12/26/174800865/-hoaks-retakan-di-permukaan-air-laut-indikasikan-gempa-di-jawa

Terkini Lainnya

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Tren
Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Tren
Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Tren
Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Tren
Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Tren
Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Tren
Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Tren
Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

Tren
NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut sebagai Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut sebagai Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke