Namun, rakyat yang sudah kehilangan kepercayaan dan menolak penindasan justru melancarkan aksi protes damai.
Protes yang terus meluas disusul dengan peristiwa peruntuhan Tembok Berlin.
Penduduk Jerman Timur berbondong-bondong melarikan diri ke Jerman Barat, meski saat itu perbatasan masih dijaga ketat oleh Stasi.
Hancurnya Tembok Berlin menjadi tanda bahwa rezim komunis di Jerman Timur sudah berakhir.
Baca juga: Tembok Berlin: Sejarah dan Runtuhnya
Selain kekacauan di Jerman Timur, munculnya upaya penyatuan Jerman dilatarbelakangi oleh kemajuan pesat di Jerman Barat, yang menimbulkan keinginan rakyat Jerman Timur untuk bergabung.
Pada 18 Maret 1990, parlemen darurat yang dibentuk oleh kalangan pro-demokrasi di Jerman Timur, melaksanakan pemilihan umum untuk memilih parlemen baru yang demokratis.
Wakil rakyat terpilih kemudian diberi mandat untuk berunding dengan Jerman Barat membahas tentang pernyatuan kembali.
Serba-serbi penyatuan Jerman kembali lantas dibahas oleh Jerman Timur, Jerman Barat, Britania Raya, Perancis, Amerika Serikat, dan Uni Soviet.
Negosiasi antara negara-negara tersebut melahirkan Perjanjian Dua Plus Empat atau Perjanjian Penyelesaian Akhir, yang ditandatangani di Moskwa pada 12 September 1990.
Isi Perjanjian Dua Plus Empat ialah empat kekuatan Sekutu melepaskan semua kekuasaan yang sebelumnya mereka pegang di Jerman, termasuk Kota Berlin.
Baca juga: Perjanjian Dua Plus Empat, Cikal Bakal Reunifikasi Jerman
Pemberian hak secara penuh kepada Jerman inilah yang memungkinkan reunifikasi Jerman untuk menjadi satu negara berdaulat pada bulan berikutnya.
Sebulan sebelumnya, Parlemen Rakyat telah memutuskan Jerman Barat bersatu dengan Jerman Timur.
Pada 31 Agustus 1990, perwakilan antara kedua Jerman juga telah menandatangani Perjanjian Persatuan.
Pada sidang Volkskammer yang diadakan pada 20 September 1990, parlemen sepakat tentang reunifikasi.
Realisasi penyatuan Jerman secara resmi terwujud pada 3 Oktober 1990, bertempat di Gedung Reichstag.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.