Pada akhir abad sembilan belas para pengeran, bupati, wedono banyak yang berbahasa Belanda. Tidak serta merta seperti lancarnya bahasa Inggris di India atau bahasa Spanyol di Amerika Latin, tetapi budaya dan bahasa lokal Nusantara tetap bertahan.
Belanda hanya pada wilayah politik dan ekonomi, sementara ranah budaya dan iman hanya sedikit tersentuh. Tentu ada konversi ke Kristen atau Katolik. Bukan konversi massal.
Setelah kemerdekaan tidak kalah pluralnya bangsa ini. Percobaan-percobaan politik dilakukan. Pengaruh global masuk: nasionalisme, sosialisme, liberalisme pasar bebas, pembangunan, militerisme, demokrasi, dan bahkan filsafat post-modernisme.
Jangan lupa pengaruh sesama masyarakat Muslim dari Timur Tengah juga berperan.
Mungkin faktor sejarah yang berlapis-lapis tadi menjadikan masyarakat Indonesia sulit ditebak akan kemana.
Seperti apa selera masyarakat kita? Akankah Indonesia memasuki era baru yang tidak tertebak sebelumnya? Ataukah kita tetap seperti ini saja, seperti biasa?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.