Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Takehiko Ena, Kamikaze yang Tiga Kali Selamat dari Maut

Kompas.com - 30/12/2023, 19:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Takehiko Ena adalah salah satu nama pilot kamikaze yang selamat dari maut.

Pada masa Perang Dunia II, kamikaze dikenal sebagai pilot Jepang yang melakukan serangan bunuh diri dengan menabrakkan pesawatnya ke sasaran, utamanya ke kapal Sekutu.

Serangan kamikaze merupakan taktik bom bunuh diri yang dirancang untuk menghancurkan kapal perang musuh, ketika kedudukan Jepang dalam Perang Dunia II semakin terdesak dan Jepang khawatir negeri induknya akan menjadi sasaran selanjutnya.

Sebagaimana namanya, kamikaze adalah pasukan yang siap mati untuk menjalankan misi bunuh diri demi bangsanya.

Di antara ribuan kamikaze, beberapa di antaranya selamat karena perang lebih dulu selesai sebelum mereka diberangkatkan.

Selain itu, ada pula yang gagal menyelesaikan misi karena pesawatnya rusak, seperti kisah Takehiko Ena.

Baca juga: Apakah Ada Pilot Kamikaze yang Selamat?

Kisah Takehiko Ena yang selamat meski tiga kali berangkat

Pada 2015, Takehiko Ena, yang telah menginjak usia 92 tahun, membagikan pengalamannya sebagai kamikaze kepada Guardian.

Ketika mengetahui ia terpilih menjadi calon kamikaze, Ena mengaku bingung.

Wajahnya langsung pucat. Namun di sisi lain, ia dan teman-temannya yang terpilih saling mengucapkan selamat.

"Kedengarannya aneh sekarang, karena tidak ada yang perlu dirayakan," ungkap Ena dalam sebuah wawancara pada 2015 kepada Guardian sebagaimana dikutip Kompas.com, Sabtu (30/12/2023).

Ena merupakan seorang mahasiswa ekonomi di universitas bergengsi di Tokyo, yang direkrut menjadi anggota Angkatan Laut Kekaisaran Jepang di usia 20 tahun.

Ia lantas dikirim untuk bergabung dengan skuadron pilot di Kyushu, pulau utama paling selatan Jepang, pada April 1945.

Saat itu, operasi kamikaze yang dijalankan Jepang sedang gencar-gencarnya.

Baca juga: Kamikaze, Korps Serangan Udara Bunuh Diri Jepang

Takehiko Ena ketika masih berusia 18 tahun.The New York Times/Noriko Hayashi Takehiko Ena ketika masih berusia 18 tahun.
Ena dijadwalkan akan mengemudikan pesawat dengan dua awak lainnya.

Bagian bawah pesawatnya dilengkapi bom seberat 800 kilogram dan hanya diisi bahan bakar untuk penerbangan satu arah.

Pada tahap ini, Jepang telah kehilangan sebagian besar armadanya, sehingga terpaksa mengandalkan pesawat-pesawat yang kurang layak pakai.

Alhasil, banyak pesawat kamikaze yang mengalami masalah mesin dalam perjalanan menuju target mereka.

Tidak disangka, catatan mekanis yang suram inilah yang justru menyelamatkan nyawa Ena.

Tanggal 28 April 1945, seharusnya menjadi hari terakhir bagi Ena, tetapi pesawatnya gagal mengudara.

Baca juga: Hisao Horiyama, Kamikaze yang Lewatkan Tradisi Kehormatan Prajurit Jepang

Upaya kedua Ena kembali gagal ketika masalah mesin memaksanya melakukan pendaratan darurat di pangkalan militer Jepang.

Pada 11 Mei, Ena diberangkatkan untuk ketiga kalinya, ditemani oleh kopilot berusia 20 tahun dan petugas komunikasi berusia 18 tahun.

"Kami membuat diri kami percaya bahwa kami telah dipilih untuk melakukan pengorbanan ini. Aku hanya ingin melindungi ayah dan ibu yang kucintai. Dan kami semua takut” ungkap Ena.

Dalam perjalanan, masalah mesin membuat pesawat Ena jatuh ke laut. Ena dan dua rekannya selamat setelah berenang ke pulau terdekat.

Ketiganya baru dijemput oleh kapal selam Jepang, dua setengah bulan kemudian.

Tidak lama setelah itu, Jepang menyatakan menyerah kepada Sekutu, sehingga semua operasi kamikaze dihentikan. Ena pun selamat.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejarah Pura Lempuyang Luhur di Bali

Sejarah Pura Lempuyang Luhur di Bali

Stori
Sayyid Sulaiman, Pendiri Pondok Pesantren Sidogiri

Sayyid Sulaiman, Pendiri Pondok Pesantren Sidogiri

Stori
Perlawanan Nonkooperatif Kelompok Sukarni terhadap Jepang

Perlawanan Nonkooperatif Kelompok Sukarni terhadap Jepang

Stori
Hasil Perlawanan Pangeran Antasari

Hasil Perlawanan Pangeran Antasari

Stori
Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com