Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Benteng Bukit Tajadi, Bekas Pertahanan Kaum Padri

Kompas.com - 11/09/2023, 16:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Namun, dalam laporan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Van den Bosch pada 21 September 1833, dituliskan bahwa upaya penghancuran Benteng Bonjol mengalami kegagalan.

Van den Bosch mengatur tiga siasat untuk menyerang Benteng Bonjol, yakni menyerang dari sisi utara, sisi barat, dan sisi selatan.

Namun, pada akhirnya serangan ini mengalami kegagalan karena pasukan Belanda banyak kehilangan pasukannya.

Pada 21 April 1835, upaya selanjutnya untuk menghancurkan Benteng Bukit Tajadi dilakukan, yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Bauer.

Dalam waktu beberapa bulan, pasukan Belanda sudah sempat berhasil mendekati Benteng Bukit Tajadi.

Bahkan pada 4 Desember 1836 dini hari, pasukan Belanda berhasil menyusup masuk ke dalam Benteng Bonjol yang sudah jebol karena tembakan meriam mereka.

Pada saat itu, kaum Padri sedang beroperasi menyerang pos-pos Belanda sehingga di dalam benteng minim pertahanan.

Kendati demikian, kaum Padri tidak menyerah. Mereka mencurahkan tenaga mereka sebaik mungkin untuk melawan pasukan Belanda.

Pada 16 Maret 1837, serangan intensif dilakukan oleh pasukan Belanda ke Benteng Bonjol.

Perlahan-lahan pasukan Belanda tampak mulai sedikit menguasai keadaan.

Pada akhirnya, 15 Agustus 1837, Benteng Bukit Tajadi berhasil jatuh ke tangan pasukan kolonial dan keesokan harinya benteng tersebut dapat ditaklukkan secara keseluruhan.

Baca juga: Dakwah Kaum Padri di Minangkabau

Kondisi sekarang

Menurut laporan terkini, kondisi Benteng Bukit Tajadi sudah tidak terawat dan banyak ditumbuhi semak belukar.

Namun, masih dapat ditemukan beberapa bekas-bekas pertahanan kaum Padri, seperti ditemukan meriam yang terkubur sedalam dua meter.

Kini, meriam itu dikenal dengan sebutan Sutan Palembang, yang sudah ditutup keramik dan disekat dalam ruangan berukuran 4x4 meter.

Lalu, pada 1985, dibangun tugu peringatan untuk mengenang Benteng Bukit Tajadi yang pernah dijadikan markas pertahanan kaum Padri.

Lebih lanjut, pada 2007, Benteng Bukit Tajadi dimasukkan dalam daftar inventaris cagar budaya oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat.

 

Referensi:

  • Naim, Sjafnir Aboe. (2004). Naskah Tuanku Imam Bonjol. Padang: Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau.
  • Abidin, Mas’oed. (2005). Ensiklopedia Minangkabau. Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com