KOMPAS.com - Radikalisme merupakan paham atau aliran yang menginginkan perubahan dan pembaharuan secara drastis atau cepat, tak jarang dengan kekerasan.
Realitas sejarah aksi radikalisme di Indonesia kerap memunculkan identitas-identitas suatu kelompok, salah satunya identitas sebagai kelompok mengatasnamakan Islam.
Dikutip dari Rentetan Peristiwa Bom di Indonesia yang ditulis oleh Nugroho (2012), aksi radikalisme membawa identitas Islam muncul kali pertama di Indonesia pada abad ke-18 yang dilakukan oleh golongan Padri di bawah pimpinan Tuanku nan Tuo.
Dalam perkembangannya, paham radikal mengatasnamakan Islam kian berkembang dalam kelompok-kelompok baru yang besar di antaranya, NII/DI/TII, JI, JAD, ISIS, dan lain-lainnya.
Sejarah mencatat, banyak organisasi radikalisme mengatasnamakan Islam yang terlibat dalam aksi-aksi kekerasan radikalisme di Indonesia. Berikut beberapa catatannya:
Baca juga: Penyebab Perang Padri (1803-1838)
Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia merupakan sebuah gerakan radikal yang dibangun oleh organisasi Negara Islam Indonesia (NII) yang dideklarasikan oleh Kartosoewirjo tahun 1949 di Jawa Barat.
Cara kelompok ini mengukuhkan dan memperluas kekuasaannya melalui aksi pemaksaan dan kekerasan bersenjata.
Tidak lama setelah deklarasi tersebut, di beberapa kota lainnya termasuk Jawa Tengah, Aceh, Sulawesi, dan Kalimantan berdiri kelompok yang membai'atkan diri sebagai bagian dari NII.
Gerakan yang ada di kota-kota tersebut juga menggunakan cara yang sama, dan aksinya semakin terorganisir sehingga kelompok ini eksis hingga tahun 1960-an.
Baca juga: Pemberontakan DI/TII di Mana Saja?
Pada tahun 2000, terjadi pengeboman terhadap gereja-gereja di 13 kota di Indonesia yang dilakukan oleh sekelompok golongan radikal yang mengatasnamakan Islam.
Kelompok radikan ini dipimpin oleh Encep Nurjaman yang merupakan anggota jaringan Jama'ah Islamiyah (JI) yang terafiliasi dengan Al Qaeda.
Peristiwa pengeboman serentak di malam natal itu merenggut 16 nyawa dan 96 lainnya luka-luka.
Baca juga: Bom Gereja Katedral Makassar: Kronologi Kejadian, Keterangan Polisi, dan Sikap Presiden
Bom Bali I merupakan peristiwa terorisme yang mengatasnamakan Islam yang terjadi pada 12 Oktober 2002.
Peledakan bom ini terjadi di tiga loikasi, yaitu Diskotik Sari Club, Diskotek Paddy's, dan sekitar Kantor Konsulat Amerika.
Pelaku pengeboman yang merupakan jaringan Jama'ah Islamiyah (JI) ini menewaskan 202 orang dan ratusan lainnya luka-luka.
Baca juga: Tragedi Bom Bali I: Kronologi, Jumlah Korban, Pelaku, dan Penyelesaiannya
Bom JW Marriot adalah peristiwa peledakkan bom di Hotel JW Marriot Jakarta oleh sekelompok orang yang juga merupakan jaringan JI pada tahun 2003.
Ledakan ini merupakan ledakan kelima setelah sebelumnya empat bom diledakkan di lokasi berbeda diantaranya di Bandarao Soetta dan halaman Gedung MPR.
Tragedi Bom JW Marriot ini menewaskan 14 orang dan 156 orang lainnya mengalami luka-luka.
Baca juga: Kasus-Kasus Terorisme di Indonesia dan Penyelesaiannya
Bom Kedubes Australia merupakan peristiwa terorisme yang menyasar kawasan gedung Kedubes Australia di Kuningan, Jakarta pada September 2004 silam.
Aksi peledakan bom tersebut dikepalai oleh Azahari dan Noordin M. Top. Sedangkan eksekutornya adalah 4 orang anggotanya yang merupakan juga jaringan JI.
Akibat dari tragedi tersebut, menewaskan 9 orang, namun Australia mengklaim bahwa korban tewas berjumlah 11 orang WNI.
Baca juga: Peristiwa Bom Kuningan 2004, Meledak di Depan Kedubes Australia
Baca juga: 7 Kasus Terorisme Terbesar di Indonesia
Referensi: