Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Bhutan Disebut Negeri Naga Guntur?

Kompas.com - 14/07/2023, 17:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Bhutan merupakan nama negara di Asia yang secara lokal dikenal dengan nama Druk Yul atau Negeri Naga Guntur.

Naga bahkan menjadi lambang negara dan menjadi simbol yang muncul di bendera nasional Bhutan.

Lantas, kenapa Bhutan disebut Negara Naga Guntur?

Baca juga: Mengapa Jepang Dijuluki Negeri Matahari Terbit?

Asal-usul Bhutan disebut Negeri Naga Guntur

Letak Bhutan berada di Asia Selatan, berbatasan dengan China di utara, dan negara India di selatan.

Bhutan memiliki banyak julukan, seperti Lho Jong (Lembah di Selatan), Lho Jong Men Jong (Lembah Selatan Tanaman Obat), dan Lho Mon Tsenden Jong (Negeri Cendana).

Bhutan secara lokal dikenal dengan nama Druk Yul atau Negeri Naga Guntur.

Druk adalah naga guntur dalam mitologi Bhutan dan Tibet. Druk tidak hanya dijadikan lambang negara dan muncul pada bendera nasional, tetapi menjadi judul lagu kebangsaan dan gelar dari raja Bhutan.

Pemimpin Bhutan disebut Druk Gyalpo (Raja Naga Guntur), dan lagu kebangsaan Bhutan berjudul Druk Tsendhen (Kerajaan Druk).

Baca juga: Apa Saja Julukan untuk Australia?

Apabila ditelusuri sejarahnya, Druk mencerminkan warisan budaya negara Bhutan, yang sarat akan cerita rakyat dan mitologi Buddha.

Bhutan merupakan salah satu negara paling bahagia di dunia yang mayoritas penduduknya beragama Buddha.

Penyebaran agama Buddha di Bhutan dan Tibet tidak lepas dari peran Tsangpa Gyare.

Tsangpa Gyare (1161-1211) adalah pendiri aliran Drukpa di wilayah Tsang di Tibet, yang kemudian menyebar ke Bhutan.

Hingga kini, Drukpa, yang merupakan salah satu aliran Buddha Mahayana, menjadi agama bagi mayoritas penduduk Bhutan, Tibet, dan Nepal.

Konon, ketika Tsangpa Gyare membangun Ralung Monastery (Biara Ralung) di Tibet, terjadi badai dahsyat.

Suara guntur yang menyertai badai saat itu dipercaya sebagai auman naga (druk).

Baca juga: Negara Mana yang Dijuluki Petro Dollar Asia Tenggara?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com