Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rahmah El Yunusiyah, Tokoh Emansipasi Wanita dari Padang Panjang

Kompas.com - 04/07/2023, 19:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Pada masa penjajahan, banyak perempuan yang tidak diperbolehkan mengenyam pendidikan yang tinggi dan ruang geraknya di masyarakat pun tidak setara dengan laki-laki.

Dari pemikiran itulah, Rahmah El Yunusiyah kemudian dikenal sebagai tokoh pendidikan pendiri Diniyah Putri Padang Panjang, madrasah khusus perempuan pertama di Indonesia.

Pada saat Diniyah Putri didirikan pada 1 November 1923, muridnya baru 71 orang dan sebagian besar berasal dari kalangan ibu muda.

Meski pada awalnya banyak tantangan yang harus diterjang karena perempuan masih dinilai tidak perlu bersekolah, Diniyah Putri terus berkembang mencakup semua jenjang pendidikan.

Baca juga: Awal Mula Pendidikan Perempuan di Indonesia

Selain memperjuangkan hak perempuan, Rahmah juga aktif di bidang pergerakan sosial, keagamaan, dan politik.

Berikut ini beberapa perjuangan dan peran Rahmah El Yunusiyah.

  • Mendirikan Diniyah Putri
  • Ikut dalam pergerakan Permi (Persatuan Muslimin Indonesia)
  • Aktif dalam pergerakan menentang praktik-praktik penindasan penjajah Belanda
  • Mendirikan Perserikatan Guru-Guru Poetri Islam di Bukittinggi
  • Menjadi ketua panitia penolakan Kawin Bercatat
  • Ketua Penolakan Organisasi Sekolah Liar
  • Menjadi pemimpin rapat umum kaum ibu di Padang Panjang hingga berujung didenda Belanda
  • Menjadi anggota pengurus Serikat Kaum Ibu Sumatera (GKIS) Padang Panjang
  • Mendirikan Khuttub Khannah (taman bacaan) untuk masyarakat
  • Salah seorang pendiri Partai Masyumi di Minangkabau
  • Menjadi anggota Parlemen (DPR) mewakili Sumatera Tengah (1955-1958)

Baca juga: Tutty Alawiyah, Politisi dan Ulama Perempuan dari Betawi

Wafat

Rahmah El Yunusiyah wafat di Padang Panjang pada 26 februari 1969, dalam usia 68 tahun.

Atas jasa-jasanya memperjuangkan hak perempuan di bidang pendidikan serta meningkatkan derajat perempuan di Sumatera pada masa penjajahan Belanda dan Jepang, ia diberi tanda kehormatan Bintang Mahaputra Adipradana.

Perjuangan Rahmah juga mendapat pengakuan dari luar negeri, terbukti pada 1957 ia memperoleh gelar Syaikhah dari Senat Guru Besar Universitas Al-Azhar Mesir, sebuah gelar yang belum pernah dianugerahkan kepada siapa pun sebelumnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil Perlawanan Pangeran Antasari

Hasil Perlawanan Pangeran Antasari

Stori
Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com