Pada masa penjajahan, banyak perempuan yang tidak diperbolehkan mengenyam pendidikan yang tinggi dan ruang geraknya di masyarakat pun tidak setara dengan laki-laki.
Dari pemikiran itulah, Rahmah El Yunusiyah kemudian dikenal sebagai tokoh pendidikan pendiri Diniyah Putri Padang Panjang, madrasah khusus perempuan pertama di Indonesia.
Pada saat Diniyah Putri didirikan pada 1 November 1923, muridnya baru 71 orang dan sebagian besar berasal dari kalangan ibu muda.
Meski pada awalnya banyak tantangan yang harus diterjang karena perempuan masih dinilai tidak perlu bersekolah, Diniyah Putri terus berkembang mencakup semua jenjang pendidikan.
Baca juga: Awal Mula Pendidikan Perempuan di Indonesia
Selain memperjuangkan hak perempuan, Rahmah juga aktif di bidang pergerakan sosial, keagamaan, dan politik.
Berikut ini beberapa perjuangan dan peran Rahmah El Yunusiyah.
Baca juga: Tutty Alawiyah, Politisi dan Ulama Perempuan dari Betawi
Rahmah El Yunusiyah wafat di Padang Panjang pada 26 februari 1969, dalam usia 68 tahun.
Atas jasa-jasanya memperjuangkan hak perempuan di bidang pendidikan serta meningkatkan derajat perempuan di Sumatera pada masa penjajahan Belanda dan Jepang, ia diberi tanda kehormatan Bintang Mahaputra Adipradana.
Perjuangan Rahmah juga mendapat pengakuan dari luar negeri, terbukti pada 1957 ia memperoleh gelar Syaikhah dari Senat Guru Besar Universitas Al-Azhar Mesir, sebuah gelar yang belum pernah dianugerahkan kepada siapa pun sebelumnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.