Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prof. Al Makin
Rektor UIN Sunan Kalijaga

Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Prof. Dr. phil. Al Makin, S.Ag. MA, kelahiran Bojonegoro Jawa Timur 1972 adalah Profesor UIN Sunan Kalijaga. Penulis dikenal sebagai ilmuwan serta pakar di bidang filsafat, sejarah Islam awal, sosiologi masyarakat Muslim, keragaman, multikulturalisme, studi minoritas, agama-agama asli Indonesia, dialog antar iman, dan studi Gerakan Keagamaan Baru. Saat ini tercatat sebagai Ketua Editor Jurnal Internasional Al-Jami’ah, salah satu pendiri portal jurnal Kementrian Agama Moraref, dan ketua LP2M (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) UIN Sunan Kalijaga periode 2016-2020. Makin juga tercatat sebagai anggota ALMI (Asosiasi Ilmuwan Muda Indonesia) sejak 2017. Selengkapnya di https://id.m.wikipedia.org/wiki/Al_Makin.

Bentuk Ka’bah

Kompas.com - 27/06/2023, 08:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BENTUK dasar geometris antara lain kubus, balok, kerucut, silinder, limas, bola, dan prisma. Yang paling sederhana dan mudah dibuat adalah kubus, enam sisinya dan dua belas tepian. Semua sama. Itulah bentuk Ka’bah.

Kotak, kubus dalam bahasa Indonesia, cubus dalam bahasa Latin, atau kubos dalam bahasa Yunani. Dalam bahasa Inggris cube, atau cubic dalam kata sifatnya.

Dalam Perancis berbunyi kubus, sedangkan kubo dalam bahasa Itali. Agak mendekat bebunyian Ka’bah.

Kubus merupakan penyederhaan dari bentuk-bentuk alami, dan menjadi rumus matematika dasar. Bentuk kubus menjadi dasar banyak bangunan kuno dan gedung-gedung modern.

Hotel, apartemen, dan bentuk minimalis Jepang mengambil bentuk kotak. Bentuk itu memberikan ruang yang leluasa dan mudah diatur. Tidak terlalu indah memang, karena kesederhanaannya.

Antara Mekkah dan Madinah, banyak bangunan tradisional kotak di sepanjang jalan di bawah bukit-bukit hitam berjajar.

Kotak kadang membosankan, tetapi di antara bukit-bukit itu menjadi pemandangan khas tersendiri, jika terik mataharinya dikesampingkan.

Bentuk piramida merupakan arsitektur lebih tua lagi dari Ka’bah, arsitektur yang lebih rumit. Piramid Djoser di Mesir, sesuai nama Fir’aunnya Djoser, dikerjakan arsitek Imhotep 2780 SM. Kira-kira 33 abad sebelum Ka’bahnya Islam.

Uniknya, bentuk bangunan seperti piramida lebih tua lagi ada di Gunung Padang Jawa Barat, sekitar 20.000 tahun yang lalu. Tidak ada yang tahu fungsi tepatnya. Tidak ada tinggalan inskripsi atau petunjuk seperti piramida.

Piramida di Mesir jelas itu kuburan, tempat menyimpang mumi, agar mayat awet.

Catatan-catatan Heraglipik banyak bercerita tentang kehidupan para Fir’aun dan adat istiadat orang-orang sekitarnya. Warga Mesir kuno percaya adanya kehidupan setelah mati, atau eskatologi.

Mayat-mayat para penguasa diawet dengan cara mumifikasi, agar di kehidupan mendatang tetap mulia. Benda-benda berharga juga diikutkan, sama dengan tradisi China kuno.

Candi-candi di Indonesia berbentuk rata-rata kerucut, terutama candi-candi Hindu seperti Prambanan. Candi itu dibangun abad sembilan atau sepuluh, dua abad setelah Islam.

Yang tertua kalasan, kira-kira abad tujuh atau delapan, hampir sama masanya dengan Ka’bah dan Islam.

Jadi, di Jawa berkembang Hindu Syiwa dan karenanya para raja membangun candi-candi untuk puja, di Hijaz diwahyukannya Islam berkait erat dengan bangunan Ka’bah.

Beberapa teori sejarah menyebutkan bahwa di dataran tinggi Dieng, candi-candi itu lebih tua dari Medangkamulan atau Mataram kuno di Jawa Tengah.

Candi-candi Jawa selanjutnya bersamaan waktunya dengan pembangunan masjid-masjid era Umayyah atau Abbasiyah. Majapahit naik dan turun bersamaan dengan redupnya dinasti Abbasiyah di Baghdad.

Di Yunani kuno, Parthenon merupakan tempat dipujanya dewi Athena. Candi itu dibangun seribu tahun lebih tua dari Islam.

Lima ratus tahun sebelum Masehi, Yunani sudah berkembang budayanya: pola pikir dan tata masyarakat. Demokrasi diambil dari sana.

Dewi bangsa Yunani kuno, Athena, bersemayam di candi itu, tepatnya di kota tua Acropolis. Warga Yunani memuja para Dewa, walaupun masyarakat itu juga terkenal dengan logika dan rasionalitasnya.

Yunani merupakan bangsa yang menyusun ilmu pengetahuan secara sistematis, yang diwarisi peradaban modern saat ini. Berbeda dengan Ka’bah yang kotak saja, Parthenon mempunyai banyak tiang.

Bentuknya umum bangunannya kurva (melengkung), dan mungkin di atasnya diatapi seperti bentuk rumah limasan.

Bentuk setengah bola atau bawang merupakan model kuno yang lain. Stupa di candi Budhist umum dijumpai di Indonesia, seperti Borobudur.

Candi ini dibangun antara abad delapan atau sembilan penuh dengan kejelian arsitek, berupa pesan ajaran Buddhisme, dan penggambaran tabiat dan laku manusia.

Bentuk kubbah di Eropa dan tradisi Islam menyerupai setengah bola. Bentuk bawang juga umum. Masjid Nabawi di Madinah mengambil bentuk itu. Menara-menara di masjid-masjid juga sama.

Ka’bah, sama fungsi seperti tempat pemujaan kuno lainnya, adalah tempat berkumpulnya warga Mekkah.

Mereka datang ke tempat itu untuk beribadah dan konsolidasi antarsuku. Konon, fungsi perdamaian dan ekonomi subur di sekitar Ka’bah.

Saat ini, para jamaah haji dari berbagai bangsa, etnis, dan benua datang ke Ka’bah untuk mengingat perjalanan manusia menurut ajaran Islam.

Ka’bah saat ini dikelilingi oleh bangunan mewah Masjid Haram, yang terus menerus diperluas dan dipoles.

Bahan-bahan termahal: marmer, semen, besi, keramik, granit, dan batu didatangkan dari banyak penjuru dunia.

Ka’bah memang bentuknya kubus geometris sederhana. Tetapi, ia dikelilingi oleh kemewahan arsitek Masjid Haram dengan segala bentuk dan rupa: balok, kerucut, silinder, limas, setengah bola, dan prisma.

Begitu juga menara, kubah, atap, tiang, lantai di masjid-masjid di seluruh dunia, menyerap arsitektur macam-macam budaya: China, Russia, Indonesia, dan negara-negara Afrika.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com