Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jejak Cheng Ho di Kota Semarang

Kompas.com - 30/05/2023, 19:00 WIB
Susanto Jumaidi,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Cheng Ho merupakan seorang laksamana yang ditugaskan memimpin armada China dalam misi perdamaian dan diplomasi.

Ia mengarungi lautan untuk mencapai negara di berbagai belahan dunia, baik di Afrika maupun Asia, termasuk negara Indonesia.

Kedatangan Laksamana Cheng Ho meninggalkan dampak besar bagi budaya dan agama Islam di Indonesia sebagai jejak tinggalnya.

Selain Palembang, Aceh, Samudera Pasai, dan Mojokerto, Semarang juga merupakan wilayah yang pernah disinggahi Cheng Ho.

Berikut biografi dan jejak-jejak Cheng Ho di Semarang.

Baca juga: Pengaruh Cheng Ho dalam Penyebaran Islam di Nusantara

Siapakah Cheng Ho?

Cheng Ho dikenal pula dengan nama Zheng He atau Ma San Bao, tetapi nama aslinya adalah Ma He.

Ia lahir di sebuah desa bernama Hei Dai, Kota Kunyang, Yunan, pada 1371.

Ayahnya bernama Ma Hazhi, sedangkan ibunya bernama Wen. Mereka adalah sebuah keluarga Muslim yang terpandang di desanya.

Ma He adalah anak ketiga dari enam bersaudara. Ia memiliki dua orang kakak laki dan perempuan, serta tiga adik perempuan.

Li Shihou mengungkap bahwa Ma He merupakan Muslim yang memiliki kaitan darah dengan Nabi Muhammad.

Hal ini didasari dari silsilah Marga Cheng yang memuat nama-nama Arab, seperti Sayyidina Syafi’I dan Sayid Ajall, yang bersambung ke Nabi Muhammad.

Baca juga: Cheng Ho, Laksamana Muslim yang Berpengaruh di Indonesia

Ma He sejak usia 10 tahun telah berkaitan dengan istana kerajaan. Ia juga pernah menjadi seorang kasim (pelayan) kerajaan.

Setelah Kaisar Zhu Di (Yongle) naik takhta pascamelengserkan Kaisar Zhu Yunwen, ia menganugerahi nama baru untuk Ma He, yakni Cheng Ho.

Penganugerahan ini didasarkan atas jasa Ma He yang selalu membersamainya dalam upaya melengserkan Zhu Yunwen.

Kecakapannya dalam militer dan berlayar kemudian membuat Cheng Ho dianugerahi perintah untuk pergi ke berbagai negara dalam misi perdamaian dan diplomasi.

Beberapa pelayarannya tersebut bertujuan ke Nusantara. Ia kemudian juga singgah di Kota Semarang.

Baca juga: Jejak Cheng Ho di Melaka

Pelayaran dan jejak Cheng Ho di Semarang

Tidak dapat dipastikan kapan Cheng Ho datang ke Semarang. Namun, kemungkinan ia datang pada kisaran abad ke-15 Masehi.

Pada pertengahan abad ke-15, Cheng Ho mendapat perintah memimpin armada melakukan pelayaran, salah satunya ke Jawa.

Ketika berlayar melewati pantai utara Jawa, seorang juru mudinya yang bernama Wang Jing Hong mengalami sakit keras sehingga perlu diobati dan beristirahat.

Mereka kemudian merapat ke pantai Semarang, tepatnya di daerah Simongan.

Kala itu, Simongan merupakan kawasan tepian pantai Semarang sebelum mengalami pendangkalan.

Dalam waktu singgah tersebut, mereka menemukan sebuah gua yang kini dikenal dengan Goa Batu. Rombongan Cheng Ho lalu beristirahat di tempat itu.

Sembari mengobati juru mudi dan beristirahat, mereka juga mengajari masyarakat sekitar cara bercocok tanam.

Baca juga: Jejak Toleransi di Museum Cheng-Ho

Setelah kesehatan juru mudi kian membaik, Cheng Ho melanjutkan pelayaran ke samudera selatan.

Kala itu, sang juru mudi masih tinggal di Simongan guna memulihkan kesehatan secara total.

Cheng Ho juga meninggalkan sepuluh awak dan sebuah kapal untuk menemani Wang Jing Hong dalam proses penyembuhannya.

Setelah Wang Jing Hong sembuh, ia justru merasa betah tinggal di Semarang dengan berbagai aktivitasnya.

Untuk mengenang pemimpin armada tersebut, Wang Jing Hong kemudian membuat sebuah patung yang diletakkan dalam Goa Batu.

Kini, Goa Batu itu dikeramatkan. Selanjutnya, di kawasan tempat peristirahat Cheng Ho itu, dibangun sebuah kelenteng bernama Sam Poo Kong.

Dalam kawasan Sam Poo Kong, tersimpan beberapa peninggalan armada Cheng Ho sebagai bukti jejak sang pelaut China di Semarang.

Baca juga: Jejak Pelayaran Laksamana Cheng Ho Diluncurkan di Pantai Tong Aci

Makam juru mudi

Juru mudi Cheng Ho bernama Wang Jing Hong meninggal di Simongan dan dimakamkan di kawasan Kelenteng Sam Poo Kong.

Namanya juga diabadikan sebagai nama salah satu kelenteng di Kawasan Sam Poo Kong, yaitu Kelenteng Juru Mudi.

Klenteng serta makam Kyai Juru MudiSusanto Jumaidi/Kompas.com Klenteng serta makam Kyai Juru Mudi

Jangkar armada Cheng Ho

Selain Kelenteng Juru Mudi, juga ada Kelenteng Kyai Jangkar. Di sana, terdapat sebuah jangkar yang diyakini milik salah satu kapal armada Cheng Ho.

Jangkar milik salah satu kapal armada Cheng Ho yang disimpan di Klenteng Kyai Jangkar Sam Poo KongSusanto Juamaidi/Kompas.com Jangkar milik salah satu kapal armada Cheng Ho yang disimpan di Klenteng Kyai Jangkar Sam Poo Kong

Goa Batu

Goa Batu yang menjadi tempat peristirahatan armada Cheng Ho, juga masih ada meskipun telah beberapa kali dilakukan pemugaran karena mengalami kerusakan.

penampakan pintu goa yang digunakan oleh rombongan Cheng Ho ketika beristirahat dan mengobati juru mudi.Susanto Jumaidi/Kompas.com penampakan pintu goa yang digunakan oleh rombongan Cheng Ho ketika beristirahat dan mengobati juru mudi.

Baca juga: 5 Fakta Menarik Masjid Cheng Ho Pasuruan, Sejarah hingga Tempat Wisata

Referensi:

  • Hidayat, M. (2021). Peran Cheng Ho dalam pelayaran Cina ke nusantara tahun 1405-1433 (Doctoral dissertation, UIN Sunan Gunung Djati Bandung).
  • PUTRA, Dimas Yulian, et al. Peranan Laksamana Cheng Ho dalam Penyebaran Agama Islam di Semarang Tahun 1403-1433. 2018.
  • Candra Budi Atmadja (Ketua Yayasan Klenteng Agung Sam Poo Kong).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com